27

3.1K 338 27
                                    

Real author : Bertafitrias

* * *

"Morning, my queen..." Yoona tersenyum. Sumringah sepenuhnya saat mendapat pelukan dan usapan hangat di surai coklatnya dari Sehun.

"Tidurmu nyenyak sayang?"

Yoona mengangguk kecil, lalu tersenyum. "Ne. Oppa?"

"Oppa selalu nyenyak jika tidur didekatmu"

Mendadak, semburat merah jambu itu muncul. Ada banyak kupu-kupu yang terasa terbang diperutnya dan membuatnya siap melayang mendengar ucapan Sehun.

"Gombal" ucapnya menutupi rasa malunya.

Sehun menaikkan satu alisnya, tertawa saat menyadari istrinya tengah malu karenanya.

"Sekarang mandilah. Oppa akan menyiapkan sarapan untukmu"

"Ne" jawab Yoona patuh.

Sehun tersenyum hangat pada istrinya. "Anak pintar" ucapnya lembut seolah tengah berbicara pada anak kecil. Namun tepat ketika Yoona masuk dan menutup pintu kamar mandinya, wajahnya berubah datar. Kelam dengan aura dingin.

Perlahan dia keluar dari kamar tersebut. Mendapati Jongwoon yang sudah menunggu diluar dengan wajah datar namun sesungguhnya memiliki rasa segan padanya.

"Jadi bagaimana?"

"Ini daftar pegawainya" ucap Jongwoon sembari memberikan sebuah map yang isinya tidak terlalu tebal.

"Karyawannya sedikit sekali" komentar Sehun saat melihat daftar karyawan perusahaan Poseidon.

"Sejak lima tahun terakhir mereka terus melakukan PHK. Tetapi tetap saja kondisi perusahaan tak kunjung membaik. Karyawan mereka memang cukup cerdas, tapi cenderung licik dan pemalas. Mereka banyak yang melakukan penggelapan dana. Parahnya mereka terlalu sering mengadakan pesta padahal kondisi keuangan mereka sedang kacau"

"Bagaimana sahamnya?"

"Turun sejak tiga tahun terakhir. Ditambah ada kasus tentang Lee Joon, mungkin saham mereka sedang anjlok saat ini"

"Mungkin?" Sehun menaikkan satu alisnya. Menatap dingin Jongwoon yang langsung menelan salivanya.

"Ne, mungkin" ucap Jongwoon.

Sehun menyipitkan matanya tak suka. Mungkin berarti ketidakpastian. Jongwoon memang ahli mencari yang tidak pasti. Dan Sehun selalu menyesali kelemahan Jongwoon itu. Dia terlalu percaya akan spekulasi yang beredar. Mendadak wajah Sehun berubah sinis saat melihat wajah gugup Jongwoon.

"Lihat berita di televisi hari ini?" tanya Sehun.

"Ne, tuan"

"Surat kabar?"

"Ne"

"Ada yang salah?"

"Nde?"

"Beritanya" jawab Sehun pelan namun terdengar begitu menusuk.

"Mengenai tuan Lee, dia masuk surat kabar tuan" ujar Jongwoon terheran sendiri.

"Apa aku menanyakan tentang apakah dia masuk atau tidak?" tanya Sehun. Jongwoon menggeleng cepat.

"Yang ingin aku tanyakan adalah, hukumannya. Terancam 6 tahun? Apa beritanya tak salah? Bukankah sudah kubilang untuk tak kurang dari 7 tahun?"

Jongwoon ternganga. Siap membenturkan kepalanya saat itu juga ketika sadar maksud ucapan Sehun.

"Itu baru spekulasi tuan. Dia masih diselidiki" ujar Jongwoon membela dirinya.

"Spekulasi lagi, Jongwoon?" sindir Sehun pada Jongwoon yang hanya bisa terdiam. "Dia menculik istriku, mengancam dengan senjata api, melakukan tindak kekerasan, melakukan pemerasan dan pencemaran nama baik. Dan itu semua, tindakan yang terencana. Bukankah dia seharusnya mendapat hukuman yang berat karena terkena pasal berlapis untuk kasusnya?" pertanyaan Sehun membuat Jongwoon mulai dilanda kecemasan. Pasti Sehun akan melampiaskan amarahnya padanya nanti.

[•] ɴᴏᴛ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ [ʀᴇᴍᴀᴋᴇ] ✔ Where stories live. Discover now