Part 16

84.7K 6.2K 74
                                    

Bella berusaha untuk tak memedulikan dua orang yang sedari tadi mengikutinya. Sekeras apa pun ia protes pada Adrien, pria itu tetap kukuh pada pendiriannya bahwa Bella membutuhkan beberapa orang untuk menjaganya dari serangan yang mungkin saja terjadi.

Melissa bergerak tak nyaman, sepertinya ia terganggu dengan tatapan salah seorang dari dua pengawal itu. Bella sendiri tak tahu apa yang salah dengan pengawal bernama Max itu, yang pasti sedari tadi Max menatap Melissa tanpa berkedip. Bella hanya bisa menebak bahwa Max menyukai Melissa, meskipun sebenarnya ia juga tak begitu yakin.

"Bella, kenapa kita harus dijaga bodyguard begini?" bisik Melissa. Saat ini mereka sedang berbelanja, Bella membutuhkan baju yang akan dikenakannya saat pengangkatan nanti dan tentu saja ia menyeret Melissa untuk membantunya. Bibi dan ibunya sering berdebat jika menyangkut pakaian, itulah sebabnya Bella tak meminta bantuan mereka.

Melissa dengan antusias menyambut ajakan Bella, rasanya justru Melissalah yang lebih antusias daripada Bella. Bella terlalu gugup membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Kemarin bahkan ia terus bertanya pada Adrien mengenai upacara pengangkatan itu, Bella takut nantinya akan membuat kesalahan.

"Adrien memaksa. Jika aku tak membawa mereka, aku tak boleh pergi dari kastel itu," jawab Bella. Percuma juga ia berbisik, kaum werewolf memiliki pendengaran yang tajam, Brent dan Max pasti bisa mendengar suaranya sekalipun ia berbisik seperti Melissa tadi.

Melissa menarik tangan Bella untuk masuk ke sebuah toko pakaian, deretan baju serta gaun mewah menghiasi toko itu. Bella melihat satu per satu gaun yang terpajang di sana, sesekali ia meminta pendapat pada Melissa yang juga sedang sibuk mencari gaun yang cocok.

Brent dan Max dengan sabar mengawasi kedua wanita yang sedang memilih baju itu. Mereka berdua melihat ke sekeliling, memastikan bahwa tak ada yang aneh. Keselamatan luna mereka dipertaruhkan jika sekali saja mereka lengah. Betapa tidak, para vampir bisa berada di mana saja. Brent dan Max mendapat info dari Adrien bahwa para vampir itu bisa menyamarkan aroma mereka hingga tampak seperti manusia biasa.

"Bella, pria yang melihatku tadi tampan juga. Apa dia sudah punya kekasih?" Bella yang baru keluar dari ruang ganti tertawa kecil karena ternyata Melissa juga tertarik dengan Max, jiwa Cupid dalam diri Bella ingin beraksi saat itu juga.

"Aku tidak tahu, nanti aku tanyakan pada Adrien. Aku dilarang berbicara dengan mereka jika tidak penting," jawab Bella. Adrien mewanti-wanti Bella untuk tidak berbincang dengan kedua pengawalnya itu, bisa ditebak apa alasan pria itu melarang Bella.

"Kekasihmu posesif sekali." Bella mengangguk mengiyakan ucapan Melissa, tak ada gunanya mengelak, memang kenyataannya begitu. Adrien akan melarang semua yang berjenis kelamin pria untuk mendekati Bella, mereka harus menjaga jarak minimal 5 meter. Bella dibuat pusing dengan sikap Adrien itu, apalagi Adrien juga sering cemburu pada keluarganya. Rasanya Bella ingin membenturkan kepala ke tembok saat mendapat kemarahan Adrien hanya karena masalah sepele seperti itu.

"Kemarin dia menghukum betanya karena mengajakku berbicara, apakah itu tidak keterlaluan? Belum lagi, Adrien akan marah pada Ben jika kakakku itu memelukku. Bayangkan betapa absurdnya hal itu. Demi Tuhan ... Ben itu kakakku, aku tak akan tertarik dengannya. Entah bagaimana cara berpikir Adrien, aku juga tak mengerti."

Melissa menggeleng seraya menepuk pundak Bella, ia turut berduka dengan nasib sahabat barunya itu. Ia sendiri tak tahu apa yang harus dilakukan jika mendapat pasangan seposesif itu, yang pasti ia akan gila duluan karena terkekang.

Setelah tiga puluh menit berada di toko itu, Bella dan Melissa akhirnya menentukan pilihan pada gaun putih selutut yang terkesan simpel tapi elegan. Tiba-tiba ponsel Bella berdering menandakan panggilan masuk. Melihat nama Adrien, Bella langsung mengangkatnya.

King's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang