Part 7

121K 8.8K 94
                                    

Bella diam mendengarkan cerita Adrien, ia tahu dunia memang rumit dan penuh misteri, tapi ia tak menyangka bahwa dirinya akan terlibat dalam kisah rumit itu. Ia hanya ingin tahu mengenai misteri kota ini dan ternyata harapannya terkabul, ia sudah tahu rahasia apa yang ada di dalam hutan, rahasia apa yang warga kota ini simpan.

Harga yang harus dibayar Bella untuk mengungkap misteri itu begitu besar, ia harus mengorbankan dirinya masuk ke dalam sebuah takdir yang tak pernah diinginkannya. Jika tahu masa depannya akan begini, tentu Bella memilih untuk tidak akan pernah menginjakkan kakinya ke kota kecil ini.

Namun, bagaimana lagi semua telah terjadi, saat ini makhluk yang terkenal sebagai mitos itu tengah berada di sampingnya, makhluk itu bahkan memegang tangannya. Bella rasanya ingin berteriak, otaknya terasa sudah tak mampu untuk menampung segala informasi yang baru didapatkannya.

"Jadi sekarang aku terjebak di sini? Lalu, kau adalah ... manusia serigala?" Adrien mengangguk. Bella menarik napasnya dalam, ia menutup mata selama beberapa detik.

"Apakah aku tidak bisa kembali ke rumah bibiku? Apa aku benar-benar terjebak? Apa aku tak bisa menjauh darimu?" tanya Bella lagi. Geraman penuh peringatan keluar dari mulut Adrien, ia tak suka mendengar Bella mengucapkan kalimat itu. Rasa posesif telah menguasainya, ia tak akan membiarkan siapa pun mengambil Bella-nya.

"Mungkin aku akan membiarkanmu mengunjunginya sesekali, tapi jangan berpikir bahwa aku akan melepaskanmu dari pengawasanku."

***

Bella menatap makanan yang ada di depannya dengan malas, nafsu makannya telah hilang sejak tahu bahwa dirinya tak mungkin bisa lepas dari sini. Adrien menempatkan penjaga di setiap sudut rumah, membuat Bella merasa dirinya tak memiliki privasi lagi.

Bella memainkan sendok dan garpunya, menimbulkan suara gemerincing pelan. Tak ada hiburan di sini, Adrien tak membiarkan siapa pun untuk dekat dengannya. Para pelayan pun akan langsung pergi setelah menyiapkan makanan atau pakaian. Lagi, Bella menghela napasnya, entah ini sudah keberapa kali dalam satu menit terakhir.

"Kenapa tidak mau makan?" Suara tegas itu membuat Bella terkejut. Adrien masih bermandi keringat, otot-otot tubuhnya terpampang dengan jelas di depan Bella. Bella menelan ludahnya, ini sudah kesekian kalinya ia melihat Adrien bertelanjang dada, tapi entah kenapa ia tak pernah terbiasa.

"Tidak selera," jawab Bella pelan, ia menunduk untuk menghindari pemandangan indah yang kini telah duduk di sebelahnya.

"Apa kau ingin sesuatu? Aku akan menyuruh seorang omega untuk membelikannya untukmu."

Bella menggeleng, ia hanya ingin pulang. Namun setiap Bella mengatakan hal itu, kemarahan akan langsung menguasai Adrien. Pria itu akan marah luar biasa hingga menghancurkan barang-barang di sekitarnya. Bella tak tahu sudah berapa banyak barang yang harus diganti selama ia ada di sini.

"Aku bosan," ujar Bella. Adrien mengangkat tubuh Bella lalu menempatkannya di pangkuannya.

"Adrien, lepaskan aku! Kau berkeringat."

Adrien tertawa kecil sebelum memeluk Bella semakin erat. Keringat yang membasahi tubuhnya bahkan terserap ke pakaian yang dikenakan wanita itu. "Kau harus terbiasa dengan ini, Ma Belle. Aku akan sering melakukannya." Tiba-tiba suara perut Bella membuat raut wajah Adrien mengeras. "Makan atau aku yang akan meyuapimu."

Bella memaksakan makanan untuk masuk ke mulutnya, ia tak mau Adrien menyuapinya dengan tangan penuh peluh itu. Membayangkan hal itu membuat nafsu makan Bella hilang, lenyap, tak bersisa.

"Adrien, tubuh berkeringatmu membuat nafsu makanku hilang," ujar Bella, jujur. Dengan terpaksa Adrien bangkit berdiri, wajahnya tampak kesal.

"Kau mengusirku."

***

Suara aliran air menimbulkan kesan menenangkan, Bella menghirup napas dalam, menikmati segarnya udara yang ada di sekitarnya. Selama seminggu di sini, baru kali ini Adrien mengajaknya keluar rumah.

Sebelumnya Adrien tak pernah membiarkannya keluar dari rumah besar itu barang seinci pun. Adrien selalu mengatakan bahwa apa pun yang dilakukannya, semua demi keamanan Bella sendiri. Namun, tentu saja Bella tak percaya hal itu, bagaimana mungkin ia bukan berada dalam bahaya jika semua orang takut pada Adrien.

Bella pernah menyapa seorang anak kecil saat anak itu bermain di pack house, tapi anak laki-laki itu justru berlari ketakutan dan mengatakan bahwa alpha akan menghukumnya karena telah berbicara dengan luna. Bella menahan geram ketika menyadari mengapa semua orang menjauhinya.

"Hei, ada apa dengan ekspresi marah itu?" tanya Adrien yang datang dari belakangnya.

"Aku tak punya teman di sini—"

"Jangan bilang kau ingin pulang, Bella! Aku tak akan melepaskanmu," potong Adrien.

'Selalu seperti ini,' pikir Bella. Ia hanya diam ketika Adrien memeluknya dari belakang, tubuh Bella tenggelam dalam pelukan pria itu.

Selama beberapa detik hanya ada keheningan di dalam hutan itu, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Bella merindukan bibinya, keluarganya dan temannya. 'Bagaimana kabar mereka? Apakah mereka baik-baik saja? Apa mereka mencariku?' Berbagai pertanyaan itu selalu menghiasi hari-hari Bella.

"Aku ingin pulang," ucap Bella dengan air mata yang sudah menggenang di matanya. Pelukan Adrien mengerat, hingga sampai di titik Bella merasakan sakit karenanya.

"Adrien," rintih Bella. Adrien menggigit pelan leher Bella, membuat wanita itu terlonjak.

"Kau milikku dan tempatmu di sisiku. Sekali lagi kau bilang ingin pergi dariku, maka aku pasti akan mengurungmu di dalam rumah."

Bella sudah menahan isakannya, tapi kini ia tak mampu lagi. Wanita itu menangis dalam pelukan orang yang menyebabkan semua air matanya keluar.

***

Seorang pria tersenyum ketika melihat darah yang keluar dari tubuh mangsanya, tangan dan mulut pria itu masih berlumur darah segar. Kepuasan sangat jelas terlihat dari raut wajahnya, ia menyukai darah, ia menyukai kekuatan yang dimilikinya dan yang paling disukainya adalah melihat manusia tak bernyawa dengan darah yang keluar dari tubuh mereka.

"Damon, berhenti bermain-main. Si berengsek Adrien memperketat pertahanan wilayahnya. kita harus memikirkan cara lain untuk masuk."

"Merepotkan sekali, incar saja wanita lemah itu."

***

King's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang