4. Sexy _ Nikahi Aku

100K 3.8K 70
                                    

Sudah beberapa hari Lavanya libur jadi ia harus menghabiskan harinya hingga larut malam di kantor. Berkas yang menggunung itu adalah menu utama sepanjang hari ini yang tak kunjung habis. Ia pun terpaksa harus tidur di kantor.

Dering nada panggilan di ponselnya membangunkan Lavanya yang telah tertidur. Ia pun menatap jam sudah berada di angka dua pagi. Untungnya pekerjaan itu sudah selesai.

"Halo. Ini siapa ya?"

"Ini aku Lala, Kak! Ayah sekarang ada di rumah sakit. Cepatlah kemari!"

"Iya, di rumah sakit apa? Kamar berapa?"

"Early Cetta Hospital, nomor 231."

Lavanya pun langsung turun ke lantai bawah. Ia pun menuju parkiran di mana mobil pajero miliknya terparkir. Dengan kecepatan di atas rata-rata Lavanya membelah jalanan yang ditutupi kabut.

Tak butuh waktu lama ia sudah sampai di Early Cetta Hospital. Ia pun bergegas menuju kamar inap ayahnya. Sesampainya di sana betapa terkejut dirinya melihat ayahnya terbaring di brankar dengan alat bantu pernapasan. Bulir air mata yang ia bendung sedari tadi pun jatuh membasahi pipinya. Dirinya sangat menyayangi kedua orang tuanya. Perih yang amat menyiksa, jika melihat mereka terluka. Baginya orang tua adalah intan permata yang harus dijaga. Meski sejak kecil Lavanya kurang mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibunya yang sibuk dengan bisnis mereka.

"Ibu, Ayah kenapa?" tanya Lavanya cemas.

"Tiba-tiba saja ayahmu mengalami sesak napas lalu pingsan," jelas Nyonya Eva.

"Kak, Ayah menitipkan surat ini." Lala memberikan surat itu kepada Lavanya.

Lavanya membuka amplop bewarna putih itu. Alangkah terkejutnya saat ia membaca surat itu. Perasaannya jadi tak menentu.

***
Lavanya tampak muram. Pandangannya kosong. Ia masih memikirkan isi surat itu. Di mana ayahnya meminta ia untuk menikah dengan Tuan Jo atau Dino. Itu adalah pilihan yang berat. Ia tak mau menjadi istri dari Tuan Jo yang sudah berumur lima puluh delapan tahun dan memiliki tiga istri. Ia juga tidak ingin menikah dengan Dino mantan kekasihnya yang dulu membuangnya. Dirinya teringat kembali ke masa lalu. Di mana cintanya kandas.

Seorang gadis dengan kemeja biru dan kaos hitam serta celana jeans selutut tengah menunggu seseorang. Hatinya terasa sakit tatkala mendapati orang yang ia tunggu tengah mencium pipi seorang gadis yang berpenampilan seperti model. Tubuh seperti gitar spanyol make-up agak tebal dengan gaun 5 cm di atas lutut. Gadis yang sedang patah hati itu langsung menghampiri mereka.

"Dino, siapa gadis itu? Kenapa kau menciumnya?" tanya Lavanya dengan nada gusar.

"Dia kekasih baruku Lav! Kenapa kau marah? Aku sudah muak denganmu!" tegasnya dengan nada tinggi.

"Apa salahku? Kenapa kau menghianatiku?" Lavanya memandang Dino dengan tatapan kecewa. Hatinya terasa pedih.

"Salahmu? Aku malu punya kekasih seperti dirimu. Gadis di luar sana akan berdandan dulu sebelum menemui kekasihnya. Sementara kau apa? Kau selalu mengikat rambutmu asal menggunakan pakaian seperti pria. Kau berbeda dengan gadis pada umumnya. Jika seperti ini terus mana ada pria yang tulus mencintaimu?" ungkap Dino dengan tatapan penuh cela.

Plakk.

Lavanya menampar Dino.

"Lihat saja! Kau akan menyesal memutuskanku!" Lavanya berteriak dengan percaya diri. Meski dirinya menahan sakit di dalam dada.

Aldo yang ingin menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerjanya merasa kurang, jika tidak ada kopi. Ia pun menuju kamar Lavanya untuk membuatkannya kopi. Saat sampai di sana ia melihat Lavanya sedang melamun. Aldo pun meneriaki nama gadis itu agar segera sadar.

Dealing with Sexy Enemy (Lengkap) Where stories live. Discover now