Part Nine

9.1K 430 31
                                    

Barnabas POV

Aku menatapnya dengan tatapan tak percaya, tubuhku menegang.

Sudah berapa tahun aku tak bertemu dengan ibu?

Wajahnya tetap cantik. Wajah yang selalu tersenyum kapan saja.

Dipelupuk matanya berlinang air mata, dia terus tersenyum melihatku.

"Kau sudah terlihat dewasa Barnabas." Ucapnya lirih

Langsungku peluk dengan rindu sosok wanita didepanku ini. Dulu kita masih sejajar tingginya, tapi sekarang aku lebih tinggi.

Aku merindukan ibu, sangat.

Sedikit keluar air mataku.

"Darimana ibu tahu aku disini?" Aku melepaskan pelukannya dan menyeka air mataku.

Ibu tersenyum malaikat. "Tidak penting ibu tahu dari mana, yang penting ibu bertemu denganmu."

Dengan rambut ibu yang tambah panjang, membuat dirinya semakin cantik.

Suara dari arah belakang mengangetkanku. "Barnabas?"

Aku membalikkan badan dan mendapati Mike sedang menatap kami berdua dengan senyum.

Awalanya ibu terlihat kaget juga sedih, tapi entah apa yang ada dipikirannya, ia langsung tersenyum hangat ke arah Mike.

"Ibu, dia Mike."

"Pria yang tampan, kekasih mu kah?"

Mike yang mendengr ia dipuji, langsung tersenyum malu.

Ibu tahu aku tak ingin menjawab, jadi ia meminta jawaban ke Mike, dan tentu saja dengan senang hati Mike menggangguk.

"Apa sebaiknya ibumu dibiarkan masuk dulu Barnabas?"

Tegur Mike menghilangkan lamunanku.

"Oh ya, masuklah bu."

Ibu melangkah ke dalam, matanya melihat kesana sini, melihat tiap titik sudut apartementku.

Mike mengekor dibelakang ibu, di persilahkan olehnya, untuk ibu duduk.

"Kau tinggal disini, Mike?"

Aku yang sedang membuat minuman untuk ibu, sesekali menengok melihat Ibu dan Mike sedang asik mengobrol.

Dengan sopan Mike menjawab. "Tidak, aku tinggal bersama ibu tiriku."

Malaikat berwujud manusia itu mengangguk mengerti. Tak sampai sana pembicaraan mereka

Ibu bercerita tentang masa kecilku, sungguh itu memalukan. Mike hanya membalasnya dengan tertawa geli dan meledekku.

"Bu, aku melupakan sesuatu," Ucapku sekaligus mengalihkan pembicaraan."Aku rindu teh buatanmu."

Ia langsung tersenyum lebar dan berjalan ke arahku dengan khas jalannya.

Diambil olehnya teh yang berada di tangan kiriku, dan termos di tangan kananku."Kau duduk lah bersama Mike."

Aku megangguk mengerti, saat aku hendak berjalan ke arah Mike, Ibu menahanku dan menatap leher kiriku.

"Apa ini?" Disentuh oleh ibu dan terasa sedikit nyeri. "Kenapa merah?"

Baru sadar apa yang ditunjuknya, wajahku langsung memerah, Mike yang duduk di ruang tamu, melotot kaget.

Ini mark yang dibuat Mike tadi! Ya tuhan!!

Aku menutup leherku dengan tangan kiri, tatapan ibu sekarang makin menuntut. Apa yang harus kubilang?

"Barnabas, Mike! Jujur padaku, apa yang kalian lakukan?" Malaikat dalam dirinya sekarang sudah pergi, digantikan oleh iblis.

My teacher is Gay (BoyxBoy)Where stories live. Discover now