Part Thirteen

7.5K 382 23
                                    

Barnabas POV

Ah, melelahkan sekali.

Mataku terhenti di tempat pensil depanku, namun pikiranku penuh dengan Mike.

Bagaimana kondisinya sekarang ya?

Tadi aku mendapat kabar bahwa dia tiduran di UKS. Apa karena ia terlalu kepikiran tentang hubungan kami?

Ukh, aku juga tak tahan bertengkar dengannya, tapi mau bagaimana lagi, kepala sekolah sudah bilang untuk menjauh.

Mike tidak mencoba untuk menjauh, hasilnya harus aku yang melakukannya.

Aku mengambil beberpa barang di mejaku lalu beranjak pergi dari kelas ini.

Lorong sudah sepi, menandakan anak-anak sudah kembali belajar, padahal baru saja tadi istirahat.

Dari arah berlawanan aku melihat Jasmine, sang guru di UKS, berjalan dengan gelisah.

"Selamat siang" Sapaku.

Dia menatapku kaget, seakan aku adalah orang yang tak ingin ia temui sekarang, matanya membulat hampir keluar.

Tak membalas hanya menatapku.

Aneh.

Padahal dia termasuk guru ramah, setiap di sapa pasti balik menyapa, tapi kenapa dia malah menatapku seperti aku adalah hantu.

"Haloo?" Aku melambaikan tanganku di depan wajahnya.

Jasmine langsung mengerjap-ngerjap kan matanya, mulutnya dia tutup rapat, lalu tersenyum canggung. Kemudian meninggalkanku sendiri.

Melihatnya membuatku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

Ada apa sebenarnya?

Langkah ku percepat, menuju ruang guru.

Aku tak terlalu ambil pusing kejadian tadi, mungkin saja benar dia habis melihat hantu.

Tapi kenapa perasaanku tidak baik.

Aku menaruh barang-barang yang kubawa tadi ke meja kerjaku.

Ukh, lihat kertas-kertas ini, berantakan sekali.

Kenapa aku tak bereskan dari kemarin saja, agar bisa bermalas-malasan hari ini.

Selesainya aku duduk di meja kerjaku, memandang satu persatu foto-foto yang aku taruh di bawah kaca, mulai dari fotoku sendiri waktu kecil hingga fotoku bersama Mike.

Tenang saja, semua guru disini berpikir aku dan Mike adalah teman.

Satu tangan mungil mendarat di pundak kananku. Aku menoleh dan mendapati Mabel sedang menatapku dengan alis yang bertaut, raut wajahnya terlihat sedih juga kaget

Ada apa dengannya?

"Ya?"

Mabel mengepalkan tangan kirinya di depan dada, tangan kanannya masih menggenggam pundakku.

"Pa-pak guru...."Lirihnya, wajah Mabel tertunduk.

Ya tuhan, kenapa perasaanku tak enak? Ada apa dengan Mabel?

Aku berdiri menghadapnya."Mabel, kenapa?"

Tes!

Satu dan akhirnya diikuti semua, air mata Mabel jatuh di pipi mulusnya

Panik? tentu saja aku panik, dengan Mabel yang nangis dihadapanku, juga perasaan buruk ini. Ukkhh

"Ya tuhan! Mabel ada apa?" Suara Beca terdengar dari pintu, ia langsung melangkah menuju kami dan memeluk Mabel, Beca menatapku penuh tuntutan.

My teacher is Gay (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang