#3 Scotland

43 5 6
                                    

     Menunggu dan terus menunggu. Tidak tahu harus berbuat apa selain menunggu. Menyaksikan kegaduhan kota yang semakin brutal, melihat warga sipil yang diserang oleh para makhluk terkutuk itu.

"Kim."

Aaron mencoba merangkul ku dan menenangkan kecemasan yang menghiasi aura ku. Ia mencoba mendekapku dan berkata. "Aku ingin mengatakan ini sebelum waktunya telat."

"Ada apa ?" Tanya ku.

Tanpa respon apapun dan ia langsung mencium ku. Aku terdiam tidak mengetahui maksud dari semua ini dan ia melepaskan ciumannya.

"Aku cinta kamu, Kim."

"Aku tidak ingin semuanya terlambat." Sambungnya dan mencium ku lagi. Aku hanya terdiam tanpa membalas ciumannya.

"Ron, berhenti.."

"I can't.." Kata ku.

"Kenapa? Ada apa?" Aaron bertanya dengan keheranan.

Aku tidak tahu harus apa. Aku tidak bisa membuka hati ku untuk pria lain. Selalu teringat dibenak ku bayang-bayang Riley.

"Aku tidak bisa." Balas ku sembari membuang pandangan ku.

"Apa karena pria itu?" Katanya dengan lantang.

"Maksud kamu?" Seketika terkejut mendengar ucapannya. Apa maksudnya. Bagaimana ia bisa berkata seperti itu. Pria mana yang dia maksud.

"Siapa?" Sambungku.

"Riley." Ucapnya.

Bagaimana dia bisa mengetahuinya. Aku hanya terdiam dan tidak berkata sepatah kata pun. Aku terus mengingat-ingat apakah aku pernah bercerita tentang Riley atau tidak. Aku pun sangat terkejut mendengarnya.

"Bagaimana kamu tahu Riley?"

"Darimana kamu tahu? Kata ku dengan pertanyaan banyak yang ada didalam otakku.

"Haha yang jelas dia gak akan menemui mu.." Dengan lantangnya dia berkata seperti itu.

"Maksud kamu apa!!" Tanya ku.

"Aku itu cinta sama kamu! Aku terpaksa bilang ke dia bahwa kamu pulang ke Rhode Island." Katanya.

Aku tidak habis pikir dengannya. Sungguh tidak mengerti dengan semua ini.

"Dimana kamu menemuinya?"

"Sehabis mengantar mu menuju perbatasan Maine." Ia menjelaskan semuanya. Dia terpaksa mengelabui Riley agar tidak menemui ku di perbatasan. Ia berkata bahwa aku tidak jadi menemuinya dan mengatakan bahwa aku memutuskan untuk kembali ke Rhode Island.

"Ternyata kamu tidak sebaik yang aku pikir ya. Tega banget kamu melakukan semua ini." Kata ku sembari meneteskan air mata di pipiku.

"Aku melakukan ini karena aku cinta sama kamu, Kim." Balasnya mencoba menghapus air mata di pipiku.

"Stop! Jangan sentuh aku." Aku mencoba menjauhinya. Dan tiba-tiba helikopter cukup besar penjemputku datang berada tepat diatas gondola ini.

 Dan tiba-tiba helikopter cukup besar penjemputku datang berada tepat diatas gondola ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tim penyelamat mencoba membuka pintu gondola yang sedang membawaku.

"Urusan kita belum selesai!" Kata ku menatap Aaron dengan kekesalan diwajahku.

Akhirnya tim penyelamat menyelamatkan ku dengannya dan langsung membawa kami ke Skotlandia. Perjalanan yang cukup jauh menuju laboraturium utama di Skotlandia. Ditemani pemandangan bukit-bukit dan bangunan nan indah khas negeri dongeng. Namun tidak membuat ku terpesona. Rasa kekecewaan ini masih menyelimuti suasana hatiku.

"Kim." Aaron mencoba menyentuh tangan ku namun ku tepis dan mengabaikan semua ini.

Setelah beberapa jam berlalu dan hari semakin gelap, akhirnya kami sudah memasuki wilayah Skotlandia. Dan tim mengatakan bahwa kurang dari 10 menit kita akan mendarat.

 Dan tim mengatakan bahwa kurang dari 10 menit kita akan mendarat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang ku nanti-nantikan akhirnya tiba. Setelah helikopter mendarat. Kami semua menuju gedung Laboraturium yang cukup besar. Angin yang cukup kencang dan suhu semakin dingin kami pun bergegas untuk masuk ke Lab.

"Maaf. Dibutuhkan sidik jari untuk masuk kedalam." Kata petugas dengan aksen british yang sangat kental.

Akupun langsung menempelkan jempol tangan kanan ku dan akurat. Petugas itupun bertanya pada ku. "Siapa kah dia ?"

"Dia?" Kata ku.

"Dia bukan siapa-siapa. Masukkan saja ia kedalam ruang isolasi." Sambungku meninggalkan Aaron dengan para petugas.

"Kim."

"Kim. Apa-apaan ini!" Aaron mencoba memanggil ku namun ia segera dibawa oleh petugas keamanan.

"Dasar berengsek." Batin ku berkata dan terus berjalan masuk tanpa menghiraukannya.

••••••••

Makasih sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita saya. Jangan lupa klik vote yak.. kalo ada masukin langsung komen aja 😉

Next #4

AFTER A NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang