#2 London Eye

61 6 5
                                    

    Setelah berbincang-bindang, tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah jelas memperlihatkan wujudnya.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan keliling London?" Kata ku.

"Ah?"

"Kamu kan harus buka toko, Kim." Balasnya.

"Untuk hari ini ku relakan kehilangan pelanggan ku." Canda ku.

"Yukk." Sambung ku sembari menarik lengan kanannya.

Sinar yang cukup terik namun tidak begitu panas. Angin berhembus menembus celah rambutku. Menikmati indahnya bangunan berarsitektur kuno nan megah.

"Btw, apakah Cardiff lebih indah daripada London?" Canda ku.

"Hmm, i don't think so.. menurutku London punya caranya sendiri untuk memanjakan mata para turisnya." Jawabnya tersenyum.

"Tapi menurutku Cardiff tetaplah indah dimata ku. Terlihat sama namun berbeda." Sambungnya.

"Loh, "terlihat sama namun berbeda" bagaimana bisa.." balas ku meledeknya.

"Ya, dari segi bangunan sama. Namun Cardiff lebih tenang, nyaman walaupun sama-sama sebagai ibukota." Jelasnya.

"Penasaran aku dengan Cardiff."

"Ayo."

"Kapan ?" Tanyanya.

"Kapan-kapan." Balas ku tertawa dihadapannya.

"Mahal tahu. Tiket London-Cardiff itu tidak murah.." Kata ku.

Saling bertukar candaan dan tertawa riang dengan lelucon sederhana. Menelusuri setiap sudut kota dan tak terasa telah berada tepat di sisi sungai Thames.

"Cape ya.."

"Bagaimana kalau kita melihat kota London dari atas. Dari tadi kan kita melihat kota London sembari berjalan di trotoar. yuk ikut aku." Sambung ku.

"Loh kemana lagi.."

"Hey.."

Terhenti disebuah mata raksasa disisi sungai yang menakjubkan. Bulat gagah mengagumkan. "London Eye." Kata ku.

"Kita naik ini, Kim?"

"Yeah." Kata ku.

Menikmati seluruh sudut kota London dari atas London Eye. Memutar dari atas kebawah. Disuguhi dengan bangunan klasik khas Britania disetiap sisi.

"Keren kan?" Tanya ku.

"It's an amazing.." Balasnya.

Ketika gondola hampir menyentuh puncaknya. *duarrrrrr* terdengar suara keras yang bersumber dari bawah. Secara sigap terhenti di atas. Kami pun terdiam terpaku dengan kejadian ini. Ada apa ini, bagaimana bisa, yang awalnya memanjakan mata melihat pemandangan sudut kota, seketika hening dengan keadaan.

"Ada apa ini ?"

"Kim, lihat itu." Sahut Aaroon.

Tabrakan sebuah mobil dengan bangunan dekat London Eye. Tanpa disadari bahwa itu adalah bangunan kontroling London Eye. Tabrakan dipicu dengan adanya sebuah mobil yang melaju cepat dari arah berlawanan dan langsung menghantam bangunan dibawah.

Terpaku menyaksikan kejadian dibawah. Ku terdiam melihat mobil itu, untuk memastikan bahwa tidak ada korban jiwa. Tanpa diduga, keluarlah seorang pria pucat tanpa merasa kesakitan. Namun gerakannya terlihat aneh.

"Oh god.." Ucapku melihat kebawah.

"Please. Jangan terulang lagi."

"Ada apa, Kim."

"Mengapa dia seperti itu.." Sambung Aaron dan terdiam seketika.

"Noo!!!" Teriak ku.

Aku pun teriak memberi tahu warga untuk tidak berada disekeliling pria itu.

"Menjauuuh dari sanaa!!!" Teriak ku walaupun mungkin tidak memberi efek yang pasti.

"Ada apa, Kim??" Tanya Aaron.

"It's Zombie!!!"

Pria pucat itu langsung menerkam seorang gadis kecil dan ibunya mencoba melepaskan terkaman itu. Namun, mereka pun tergigit dengannya. Warga berlarian tanpa tahu arah. Gadis dan ibunya pun tergeletak dan kejang-kejang.

"Kita harus keluar!!" Kata ku dan mencoba membuka pintu gondola.

"Sudah, Kim. Pasti ada cara lain untuk keluar." Aaron mencoba menenangkan ku.

"Kita tidak bisa diam saja disini." Ekspresi panik yang terlihat diwajah kami berdua yang terkurung di London Eye.

*suara handphone."

"Hallo." Ku angkat ponsel ku.

"Hallo, Kim. Dimana kamu sekarang?!"

"Carter! Aku terjebak di London Eye." Jawab ku. Carter adalah teman ku dan sekaligus sebagai rekan kerja ku di Laboraturium.

"Apa yang terjadi, Cart?" Tanya ku.

"Cart!"

"Zombie yang kita gunakan untuk bahan penelitian di Lab kabur." Balasnya.

"Kok bisa?!"

"Entahlah. Lab. Norwich sudah terserang. Kita harus ke Lab. di Scotland."

"Bagaimana dengan ku? Aku terjebak di gondola London Eye dengan temanku." Kata ku.

"Tunggu disana. Jangan lakukan hal yang mengundang para Zombie itu. Mereka lebih agresif." Balasnya.

"Tim akan menjemput kalian dengan helikopter." Sambungnya.

*teeett.. tettt..* sambungan terputus.

Kami pun duduk terdiam di dalam gondola kaca dan melihat kericuhan disetiap sudut kota. Terdengar teriak sana-sini, kepanikan diwajah mereka. Namun aku tidak bisa berbuat banyak.

••••••

Jangan lupa klik vote yaa, kalau pun ada yang kurang bisa langsung komen aja yaa.. makasih.

Next #3

AFTER A NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang