34. Bimbel

18.3K 2.8K 205
                                    





Chapter 34

"Bimbel"


Gue menatap soal tekanan uap di buku catatan gue, yang saat pelajaran tadi nggak berhasil gue pecahkan. Kimi itu kadang ngeselin, waktu contoh soal gampang banget, giliran latihan soal susah banget. Gue menghela nafas pasrah, Kimia memang bukan bidang gue.

"Dor!"

"Ayam! IH! SONHO!" Teriak gue emosi. Cowok itu justru mempraktikan teriakan gue dengan ekspresi yang nyolot lagi. "Sana nggak?!"

"Sana nggak?!" Kata dia ikutan. "PAUD!" Setelah teriakan gue, Sonho justru makin menjadi dengan menarik-narik kecil rambut gue sambil ngomong. "Ayo teriak lagi, teriak lagi, dasar cempreng!"

"Samueeeeeeeeeel!" Panggil gue pada cowok blasteran itu yang sibuk bermain game di hape yang nampaknya sedang battle dengan Jovan.

"Apa sih? Diem nggak? Nggak tau cogan lagi sibuk?"

Gue berdecak lantas menoyor kepala Samuel hingga membuatnya kesal. Sonho sudah kalem, kini kembalib duduk di sebelah gue sambil menghela nafas panjang. "Pusing ih kepala, coba aja bisa di copot bentaran nanti di pasang lagi"

"Pusing kenapa sih? Kayak punya beban hidup aja, lo kan selama ini ngikutin keran" Ucap gue sekenanya. "Nggak ikut UN boleh kali ya? Gue pengen langsung perpisahan aja dah"

"Boleh aja kalau bapak lo menteri pendidikan" Sahut Jovan. Mereka sudah selesai main, nampaknya Samuel kalah dan Jovan menang, dilihat dari wajah Samuel yang suram.

"Sam, jadinya lo les privat?" Tanya gue. "Iya dong, gurunya cantik lagi kakak kuliahan" Ucapnya kegirangan.

Otak Samuel mungkin isinya hanya perempuan. Bisa aja gue deretin gebetannya yang banyak itu, mungkin bisa dari pintu kelas sampai gerbang sekolah. Memang sok ganteng si bule ini. Tapi anehnya, nggak ada satu pun perempuan yang benar-benar dia taksir pakai hati, pakai perasaan.

Setiap gue tanya, jawabannya bakal sok keren banget. Selagi ada ikan-ikan yang datang, kenapa nggak gue cobain dulu?

Samuel udah bobrok, brengsek pula, musnah aja. Iya ikan-ikannya kalau udah di coba nanti di diemin aja gitu sampai busuk. Dari sekian banyak ikan itu, gue yakin pasti ada salah satu yang nggak pantes di gituin. Naluri gue sebagai perempuan suka meronta kalau ngeliat Samuel lagi nyepik cewek, pengen aja gitu gue timpuk pake kursi.


"Nanti bimbel bareng sama siapa bel?"

"Bel ih!" Jovan mengguncangkan
bahu gue.

"Gue bukan bela sat!"

"Ih kasar, nggak usah temenan sama aku" Jovan langsung pura-pura pundung. "Nggak tau bareng siapa, Daniel kali"

"Yakin bareng Daniel?" Tanyanya. Gue mengangguk kecil.


"JENO! JENO! WEY JENO!" Teriak Sonho pada Jeno yang berdiri di depan pintu menghadap ke papan tulis, bersama Mark yang sedang asik melihat Darrel menggambar dib depan.

"Hah? Apaan? Ada apa gerangan memanggil cogan?"

"Sleting lo turun sat! Pantesan itu ada yang ngintipin gue di balik celana!"

Ampas banget si Sonho.


"EEEE! Daerah masa depan gue terekspos bebas" Ucapnya sambil terburu-buru menaikkan resleting celananya. "Goblok amat punya temen" Sahut Darrel tanpa dosa.

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang