Chapter 21

619 16 2
                                    

"Apapun yang akan terjadi, gw Alexandra Losey tidak akan pernah sudi bergabung dengan organisasi penuh dengan bajingan2 seperti kalian"seru Sandra penuh dengan nada dan tatapan mata yang sangat menantang,yang membuat Leon terkejut akan apa yang baru saja dikatakan oleh Sandra.

Dan akibat ucapannya tersebut berhasil membuat Joe tersenyum menyerigai dan menodongkan pistol tersebut tepat kearah dada Sandra"Ohh jadi gitu,berarti anda udah siap mati"balas Joe dengan tangannya yang sudah siap menarik pelatuk pistol tersebut.

DORR.....

Dan akhirnya,suara tembakan pun terdengar begitu nyaring ditelinga siapapun yang ada diruangan tersebut.

Semuanya sontak terkejut dengan apa yang mereka lihat saat ini,bukannya Sandra yang tertembak melainkan Brian yang berada tepat didepan Sandra.

"Apa yang kau lakukan?"tanya Joe melihat anaknya yang tertembak karena melindungi Sandra.

"Seharusnya Brian yang nanya gitu?Apa yang papah lakukan?ini tidak sesuai dengan rencana yang kita sepakati"

Mendengar Brian memanggil Joe dengan sebutan Papah membuat Leon dan juga Sandra terkejut.

"Asal Papah tau...ah...terkadang Brian berfikir kalau sebenarnya Mamah itu mati bukan karena bunuh diri,tapi dibunuh,dugaan itu semakin kuat karena sifat mamah yang tidak akan mungkin tega meninggalkan anaknya yang masih kecil hidup tanpa kasih sayang darinya,karena beliau sangat menyayangi anaknya dan juga melihat Papah yang seperti ini,membuat Brian semakin yakin dan yakin lagi kalau Mamah pergi karena Papah"jelas Brian panjang lebar dengan air mata yang terus mengalir serta darah yang keluar dari mulutnya setelah beberapa kali terbatuk sambil menahan rasa sakit akibat peluru yang bersarang ditubuhnya tersebut. "Mungkin ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengatakan semua ini,tapi mau bagaimana lagi,karena mungkin kita tidak akan bertemu lagi setelah ini,tapi Brian mohon,atas nama Jordan Johannson anak dari Joe Johannson,hentikan semua ini,dan mulailah hidup baru yang lebih baik"lanjut Brian dan kemudian tubuh itu pun meluruh ketanah.

"Apa yang kalian lakukan,cepat bawa dia kerumah sakit"seru Joe dengan kepanikan yang sudah mendominasi dirinya.

Baru saja salah satu anak buah tersebut mengelengkan kepalanya dan mengatakan "Percuma,dia sudah pergi" setelah mengecek tanda vital Brian.

Tak lama setelah itu,terdengar suara sirine polisi yang terdengar semakin lama semakin mendekat.

Mungkin karena polisi tersebut,mereka semua pergi dan meninggalkan jasad Brian ditempat dan juga Leon serta Sandra yang masih tergantung.

Sekilas Sandra melihat expresi Leon yang masih terkejut akan temannya yang tewas didepan matanya,Leon terlihat diam saja melihat sosok Brian yang sudah tak bernyawa dengan air mata yang terus mengalir.

Hingga tak lama setelah itu,polisi datang dan melepaskan Leon serta Sandra dari rantai yang mengikat mereka.

Saat menapakkan kaki diatas tanah,Sandra kembali merasakan kepalanya yang sangat berat,sedangkan Leon langsung saja terduduk disebelah jasad Brian dengan tangisnya yang seketika itu pula meledak.

"Gw minta maaf"seru Leon singkat yang kemudian kembali bangkit dari duduknya dan merampas kunci mobil polisi yang sedang dibawa salah seorang polisi kemudian pergi.

"Pak...ayo kejar teman saya,dia sedang nggak baik2 aja"seru Sandra yang masih belum menyadari bahwa Pak Udin lah yang ia mintai tolong.

Tanpa berpikir panjang lagi,Pak Udin pun mengiyakan ajakan Sandra dan pergi menyusul Leon dengan menggunakan mobil lainnya.

]=_=[

Dengan emosi yang sudah meluap,Leon menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi hendak menyusul Joe Jonnathan dan para anak buahnya.

Why?Where stories live. Discover now