Chapter 2 : Teman Pertama Di Masa Lalu

864 51 0
                                    

  Kami tiba di tempat yang masih di tumbuhi pepohonan lebat, aku membuat mesin waktu menjadi sukuran koin dan memakainya sebagai kalung, kami mencari orang yang tinggal di sekitar situ, dan kami melihat seorang anak lelaki, yang mungkin semuran dengan kami, dan sedang berlatih dengan busurnya, dari cara memanahnya dia cukup ahli.

   Kami menghampirinya, dia mungkin sedikit asing dengan cara berpakaian kami, kami tidak memberitahunya kalau kami dari masa depan, caranya berbicara dan bersikap sangatlah baik pada kami, aku bertanya namanya dan dia mengatakan kalau namanya Candra narendra, lalu aku menanyakan dimana tempat yang bisa untuk kami tempati sementara.

  Dia mengajak kami ke rumahnya, di sebuah desa yang mungkin sangat indah pada zaman ini, kami bertemu orang tuanya yang juga sangat ramah pada kami. 1 hari pertama kami mengikuti kehidupan pada layaknya zaman itu, kami juga diberi pakaian seperti yang dikenakan penduduk sekitar.

   Keesokan harinya aku mulai mencemaskan keadaan masa depan, aku berpikir untuk segera memperbaiki mesin waktunya, dan mungkin juga memberitahu Candra bahwa kami dari masa depan. Saat siang hari aku berbicara dengannya dan aku membuat alasan kalau aku ingin melihat – lihat hutan yang kemarin, dia akhirnya mengajakku ke hutan kemarin tempat aku tiba di zaman ini, kami berdua berjalan cukup jauh memasukinya, dan akhinya aku mulai mengatakan bahwa aku dan adik – adikku berasal dari masa depan.


Candra terlihat seperti tidak mengerti apa yang ku ucapkan dia juga terlihat tidak percaya saat dia menyuruhku untuk menjelaskan semuanya, lalu terdengar ada seseorang yang berteriak dari luar hutan, kami berdua langsung lari menuju suara tersebut.


   Ternyata seorang gadis yang akan di mangsa oleh seekor harimau dan dia sedang berada di ujung jurang, Candra berkata,  bahwa gadis itu adalah putri raja dari kerajaan terbesar di Java, aku berfikir kenapa anak raja bisa bermain di hutan sendirian. 

   Kami mencoba mengalihkan perhatian harimau itu tapi tidak berpengaruh sama sekali, putri itu pun makin ketakutan dia malah melangkah ke belakang dan mengarah ke jurang dan akhirnya pijakannya pun habis dan dia jatuh ke dalamnya, aku dengan spontan langsung menembak harimau itu dengan pistol laserku dan langsung melompat dengan sepatu roketku ke dalam jurang.


Untung aku sempat menangkapnya dan aku menggendongnya naik ke atas saat itu dia kaget dan terus menatapku. Saat kami di atas dia langsung tersenyum dan berterima kasih padaku, tiba-tiba ada 2 orang yang terlihat seperti pengawalnya langsung membawanya pulang ke kerajaanya sang putri belum sempat menjelaskan kepada 2 orang tersebut dia memandang ke arahku dan berkata, "temui aku lagi di sini besok siang”. Menurutku itu semua sudah bisa di percayai oleh Candra dan aku menjelaskannya pada perjalanan pulang.


   Kami sampai di rumah Candra sudah hampir  petang setibanya di sana orang tuanya langsung menyiapkan makanan untuk kami dan katanya kedua adikku membantu untuk membuatkan makan malamnya, aku sebagai kakak merasa senang mendengar kata – kata itu.

  Keesokan paginya Candra mengajak aku dan kedua adikku ke belakang rumahnya dia ingin penjelasan yang lebih detail, lalu aku melemparkan kalung koinku ke tanah yang itu juga mesin waktu kami, aku menjelaskan ini adalah alat untuk kami datang ke zaman ini dan tujuan kami adalah menghentikan kekacauan yang ada di masa aku juga menjelaskan sebenarnya, kami mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan kami datang ke sini, kami tidak sengaja mengubah setelan waktunya karena bertabrakan dengan orang misterius di lorong waktu, Candra terdiam lalu mengatakan bahwa dia mempercayai kami dan dia siap menolong apapun untuk kami, aku senang dia berkata begitu dan dialah teman pertama kami pada zaman ini.

My Time Travel [END] Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora