Jeko sembilan

375 33 3
                                    



EXOICE------1st ; collab


Sehun merasa seminggu terakhir ini Jongin sedikit berbeda. Ia ragu apakah dia yang salah atau memang Jongin sedikit aneh. Sehun sering menatap Jongin namun Jongin tidak merespon. Sehun melipat kedua tangannya di depan sambil mengamati Jongin yang keluar dari kamar dengan terhuyung. Hari ini hanya ada dirinya di rumah, Jihyo dan Mina pergi berbelanja.

Tiba-tiba Jongin terjatuh setelah lengan kirinya menatap tembok pintu kamarnya. Segera Sehun berlari menolongnya. Sehun sengaja diam karena ia ingin mengetahui apakah Jongin akan tahu itu dirinya. Namun gagal. Jongin sama sekali tidak bersuara.

"Jongin-ah, gwaenchana?" Tanya Sehun akhirnya.

"Sehun-ssi?" Sehun semakin penasaran dengan Jongin yang tiba-tiba berubah seformal itu.

"Kau tidak apa-apa? Apa kau sakit?" Tanya Sehun lagi.

"Tidak. Aku tidak apa-apa." Ucap Jongin mencoba melepas pegangan tangan Sehun di lengannya.

"Kau tampak tidak sehat, Jongin." Ujar Sehun intens.

"Aku tidak apa-apa. Hanya kurang tidur," ujar Jongin tanpa melihat Sehun.

Dahi Sehun berkerut. Ia mulai curiga dengan perubahan Jongin yang entah kapan terjadi namun baru hari ini ia benar-benar menyadari keanehan itu.

"Ah, dimana Mina dan Jihyo?"

"Mereka sedang berbelanja." Jawab Sehun singkat.

"Baiklah, sebaiknya aku tidur lagi." Sehun tak menjawabnya. Ia hanya melihat bagaimana Jongin berputar berjalan menuju kamarnya.

"Mina, apa aku bisa bertanya sesuatu?" Tanya Jihyo ragu.

"Katakan saja Jihyo," jawab Mina sambil memilih beberapa sayur dan buah.

"Apa Jongin terganggu penglihatannya?" Mina sedikit gelagapan mendengar pertanyaan Jihyo. "Aku pernah melihatnya bersusah payah mengambil ponselnya, padahal itu terletak tepat di depannya." Tambah Jihyo.

"Ah, entahlah. Aku tidak begitu memperhatikannya." Bohong Mina.

"Benarkah? Aku kira kau tahu. Kalian kan sering di rumah saat aku dan Sehun bekerja." Jihyo memandang aneh Mina. "Aku juga penasaran kenapa kau tidak lagi mau pergi bekerja dan malah di rumah." Jihyo mulai mendesak. Mina hanya diam dan sesekali tersenyum menatap Jihyo.

Mina mengeluarkan semua barang belanjanya tadi dan menaruhnya sesuai tempatnya. Jihyo hanya melihatnya, enggan membantu.

"Apa dia mau bicara?" Tanya Sehun mendekati Jihyo. Jihyo menggeleng, "Dia menyembunyikannya. Bagaimana dengan Jongin?" Jihyo bertanya balik.

"Tentu saja dia mengelak. Namun bukti sudah mulai menguat." Jihyo mendesah pelan.

"Kupikir hanya aku yang bodoh, ternyata kau juga." Sehun menatap gadis itu dengan dahi berkerut.

"Sudahlah, aku tidur saja. Ajak Mina jika dia mau." Jihyo mulai berjalan menuju kamarnya.

"Jihyo-ya, Park Jihyo!" panggil Sehun tapi Jihyo tidak menyahut.

Nayeon menunduk hormat pada Jongdae dan Baekhyun sebelum ia keluar dari mobil polisi. Wajahnya tampak bimbang dan kecewa. Besok pagi kedua polisi itu akan menjemput dirinya untuk dipertemukan dengan biro perjalanannya di Jepang.

Langkah gontai kaki Nayeon menyusuri jalan menuju pintu rumahnya. Langkah kakinya tercekat oleh tangan kekar yang menarik lengan kanannya. Nayeon menoleh,

Jeko Love StoryOnde histórias criam vida. Descubra agora