Prolog

5.7K 577 14
                                    

"Anita!" seruku ketika panggilanku diangkat.

"Ya Lana? Ada apa?"

"Kartuku ditolak. Aku baru saja ingin membayar uang kuliah tapi kartuku ditolak," semburku. Tidak peduli meski sekarang ini aku bicara pada Anita, wanita yang jauh lebih dewasa dariku juga merangkap 'baby sitterku'.

"Oh maafkan aku, Lana tapi..."

"Tapi apa?! Kau tahu? Aku sudah mengantre hampir satu jam lamanya. Kakiku pegal. Lalu begitu giliranku membayar, kartuku ditolak. Kau tahu kan ini hari terakhir aku membayar uang kuliah? Kalau aku terlambat satu hari saja, aku akan terkena denda!"

"Iya, aku tahu, Lana tapi..."

"Tapi apa?! Kenapa kau blokir kartuku?!"

"Bukan aku yang memblokirnya!"

Aku diam sejenak. Dahiku mengerut karena ucapan Anita.

"Kalau bukan kau yang memblokirnya lantas siapa? Hanya kau yang berhak mengatur segala kebutuhanku setelah ibu tiada. Kalau bukan kau lalu siapa?!"

"Aku yang memblokirnya."

Aku terperanjat mendengar suara bariton yang sangat kukenali ini. Seketika itu juga mataku menyipit. Bibirku menipis.

"Dengar, Ele, mulai sekarang kau harus menuruti semua perkataanku. My words rule your world."

"Dan kenapa aku harus menuruti semua kemauanmu, wahai pak tua yang terhormat?!"

"Karena ibumu sudah menyerahkanmu padaku sepenuhnya."
***

My Mother's LoverWhere stories live. Discover now