Mom's Lover-1

5.5K 479 4
                                    

Namaku Iliana Ardham Avathara. Teman-temanku biasa memanggilku Lana. Usiaku 21 tahun. Saat ini aku adalah seorang mahasiswi sastra inggris semester 8 di sebuah universitas swasta. Saat ini kuliahku sudah selesai, maksudku tidak ada lagi mata kuliah yang kuambil semester ini. Aku sedang fokus untuk menyelesaikan skripsiku. Hanya tinggal beberapa bulan dan aku akan bebas. Bukan karena aku ini seorang tahanan atau apa. Hanya saja...ada satu alasan yang sangat kuat yang membuatku ingin cepat-cepat meninggalkan kota ini. Atau kalau bisa negara ini! Alasanya adalah karena-

"ELE!"

Itu!

"ELE!"

Aku baru saja selesai berkonsultasi dengan dosen pembimbingku ketika suara itu mendobrak pendengaranku. Aku terus berjalan berlawanan arah dari sumber suara.

"ELE, TUNGGU!"

Kutundukkan kepalaku dan berjalan lebih cepat. Namun, kemudian kurasakan seseorang menyentuh bahuku.

"Ele, tunggu!"

Jadi aku berhenti. Kutatap pria yang sekarang ini berdiri di hadapanku. Dia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru langit, celana bahan warna hitam dan sepatu yang mengilap.

"Apa maumu?" tanyaku tanpa minat.

"Kenapa kau terus berjalan? I've been calling you to wait."

"Aku tidak tahu kau sedang memanggilku," ucapku berbohong.

"Apa? Dari tadi aku terus memanggilmu Ele-"

"Bukan salahku. Orang-orang memanggilku Lana, bukan Ele."

"Yes, I know but Ele is my way to show that I love you and-"

"Katakan apa maumu!" tanyaku tak sabaran.

Dia tersenyum. "Have lunch with me?"

"Aku tidak bisa. Sibuk."

"Sibuk?" tanyanya tak percaya.

"Ya. Aku harus merevisi skripsiku. Banyak kesalahan yang harus segera kuperbaiki. Jadi, aku harus pergi sekarang," kataku buru-buru dan berlalu dari hadapannya.

"Ele, tunggu!"

Kudengar langkah kakinya mengikutiku dan tak berapa lama kemudian dia sudah berjalan di sampingku.

"Kubilang aku sibuk. Lagipula mengapa kau di sini? Tidakkah seharusnya kau bekerja?"

"Aku pemiliknya. Bos. Aku bisa melakukan apapun yang kumau," ucapnya pongah.

"Okay. Aku harus segera pergi sekarang."

Usai mengatakan selamat tinggal, aku berlalu meninggalkan pria itu sendirian dan pergi menuju perpustakaan. Tasku kutitipkan di loker. Kubawa skripsi, alat tulis dan flash diskku langsung ke workstation di lantai dua. Di sana, Sandra, sahabat terbaikku sudah duduk dengan serius sambil mengetikkan sesuatu di komputer. Kuhampiri dia dan duduk di sebelahnya.

"Hai," sapaku sambil menyalakan komputer.

"Hai," balasnya. Ia tersenyum sesaat padaku lalu kembali pada pekerjaannya.

Kuambil skripsiku, kulihat aku mendapat banyak coretan kali ini. Jadi segera kumulai untuk merevisinya. Selama beberapa waktu aku dan Sandra sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing.

"Jadi, yang tadi itu siapa?" Sandra bersuara setelah beberapa menit kami saling diam.

"Hm?" Dahiku mengerut. "Siapa?"

"Pria tampan dengan kemeja biru, celana hitam dan sepatu hitam mengilap." Aku hanya menatap Sandra tanpa ekspresi. Kemudian dia menambahkan, "pria yang baru saja kau temui. Rambutnya disisir rapi, bahu dan pundak yang lebar, sangat tinggi -- jangan menatapku seperti itu, bodoh!" Sandra memukul lengan kiriku cukup keras.

My Mother's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang