2. Rencana Balas Dendam

1K 89 24
                                    

Multimedia : Suki Waterhouse aka Lusy

Update gengs...

VOMEN plisss...

=====

"Kau!" Kimberly makin geram menyadari siapa penabraknya—tak lain tak bukan adalah Cleo.

Kimberly sudah sangat lama menunggu saat seperti ini, hanya saja ia belum mempunyai kesempatan untuk langsung bertatap muka dengan mereka. Dan saat yang ditunggu kini sudah datang. Tanpa susah payah, Cleo datang dan mencari masalah dengannya. Membuatnya tidak perlu bersusah payah 'mengakrabkan' diri pada sosok yang sudah diincarnya dua bulan belakangan.

Kimberly maju selangkah ingin membalas Cleo, tapi lagi-lagi sepasang tangan menahan gerakannya. Tanpa menoleh pun Kimberly tahu siapa yang melakukannya. Kimberly menoleh pada Lusy yang hari ini sudah dua kali membuatnya kesal. Ia mendelik pada Lusy, Lusy segera melepaskan pegangannya.

"Hohoho... lihat siapa ini! Anak baru rupanya," ejek Cleo masih dengan nada merendahkan.

Dari tatapannya, Kimberly dapat merasakan Cleo tengah menilai dirinya—juga dua wanita di belakang Cleo. Hari ini Kimberly memang hanya mengenakan dalaman tanpa lengan berwarna putih dan dilapisi dengan kemeja kotak berwarna abu-abu dan merah. Ia juga mengikat rambut cokelat gelapnya ke atas. Wajahnya dibiarkan polos, Kimberly memang tidak suka mengenakan riasan apa pun kecuali pelembab, bedak dan sedikit lipstik—hal standar yang biasanya dipakai wanita seusianya. Penampilan Kimberly memang sangat kontras dengan wanita di depannya—Cleo, yang saat ini masih terus mengamatinya dengan tatapan menilai.

"Dia belum tahu siapa kita, Cle," sambung gadis di sebelah Cleo yang Kimberly kenal dengan nama Margareth.

Wanita itu bersedekap, tampak sinis memandang Kimberly. Rambut pirang terang Margareth sedikit mencolok, ditambah lagi wanita itu mengenakan riasan wajah yang sedikit tebal membuat dirinya terlihat lebih menakutkan karena ia memiliki warna kulit yang lebih gelap di antara ketiganya.

"Tidak heran. Lihat siapa yang menjadi temannya saat ini?" Cleo melirik wanita yang berdiri di samping Kimberly, Lusy.

Awalnya Lusy balik menatap Cleo, melihat Cleo yang menatapnya dengan tatapan sangar membuatnya langsung menunduk.

Sialan.

Lusy masih menundukkan kepalanya, mengalah merupakan jalan yang terbaik saat ini. Dia sudah menyembunyikan diri selama tiga tahun dan semuanya terlewati dengan aman. Jika saat ini ia tidak bisa menahan diri maka semuanya akan sia-sia. Ia tidak mau mengecewakan orang yang telah membiayainya untuk masuk ke perguruan ini dengan mengikuti rasa egois yang berhasil ia tahan. Masih tersisa satu tahun lagi agar dirinya terbebas dari tempat ini.

"Hei, Cupu!"

Margareth mendorong bahu Lusy, membuatnya terhuyung satu langkah ke belakang dan hampir saja kehilangan keseimbangan kalau saja Kimberly tidak menahan lengannya.

Lusy melihat raut wajah Kimberly yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Ia terlihat tenang. Namun Lusy menyadari kalau wanita ini sedang berusaha menahan emosinya, terasa dari kerasnya pegangan Kimberly pada lengannya. Lusy sedikit meringis, namun menahannya untuk menghindari masalah. Lusy tidak mau Kimberly terlibat masalah dan bisa saja nanti Cleo mengeluarkannya dari kampus. Ia tidak mau lagi kehilangan seorang teman, cukup satu kali ia kehilangan sahabat dan tidak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya.

"Huh! Mau menunjukkan sifat setia kawan?" Cemoohnya pada Kimberly.

Lusy yang saat itu masih setengah melamun segera menegakkan tubuhnya kembali. Ia menggeleng pelan pada Kimberly seakan berkata 'aku baik-baik saja'. Kimberly tampak tidak suka dengan sifat Lusy yang selalu mengalah.

The KillersWhere stories live. Discover now