06

54 10 0
                                    

Selesai mandi, Ara turun ke bawah. Ternyata Daniel masih sibuk nonton tv sambil makan popcorn.

"Ayo niel katanya mau kuliah." Kata Ara. Daniel noleh terus bangkit dari duduknya. "Eh udah selesai lo? Yuk sekarang aja." Ajak Daniel.

"Ya udah yuk berangkat." Kata Ara. Lalu mereka berdua jalan keluar rumah. Kebetulan mamah Ara balik lagi ke rumah jadi Ara gak usah ngejaga rumah.

Di jalan, Daniel sama Ara sama-sama diem. Daniel fokus nyetir sedangkan Ara sibuk ngeliatin suasana jalanan. Cuma alunan musik jazz yang bikin suasana gak sepi.

Ting. Ada line dari hp Ara. Ara langsung ngecek line dan ternyata ada line dari grup kelas. Entah Ara mau bersyukur atau jengkel taunya kelas hari ini dibatalkan gara-gara dosennya ada kepentingan mendadak. Lagian hari ini cuma satu mata kuliah. Nyebelin, kata Ara.

"Niel, gue gak ada kelas hari ini. Dibatalin gara-gara dosennya ada kepentingan mendadak." Kata Ara sambil ngeliat Daniel. "Terus gimana?" Tanya Daniel. "Lo ada kelas gak hari ini?" Tanya Ara. "Gak ada sih. Apa mau makan aja nih? Bentar lagi kan jam makan siang." Kata Daniel.

"Boleh aja sih. Emang mau makan di mana niel?" Tanya Ara. "Ada deh. Nanti juga lo bakal tau." Kata Daniel.

Tapi tiba-tiba Ara dapet telepon dari Minhyun. "Ra, sekarang lagi ada di mana?" Tanya Minhyun. "Di jalan kak, mau makan bareng Daniel. Kenapa?" Tanya Ara. "Bisa tolong ke sekolahnya Seonho bentar gak? Seonho kena masalah dan di keluarga gak ada yang bisa dateng. Please ya ra bantuin bentar." Kata Minhyun memohon. "Iya kak iya." Kata Ara. Terus Minhyun langsung mutusin teleponnya.

"Ada apa ra?" Tanya Daniel. "Kak Minhyun minta tolong ke gue buat ke sekolahnya Seonho. Katanya dia kena masalah." Jawab Ara. "Ya udah sekarang kita ke sekolah Seonho dulu." Kata Daniel. "Maaf ya niel ngerepotin lo." Kata Ara. "Gak papa kali santai aja." Kata Daniel. Dan mereka pun akhirnya pergi ke sekolah Seonho.

Begitu sampai di sekolah Seonho Ara sama Daniel masuk ke ruang BK. Ara sama Daniel langsung kaget ngeliat Seonho yang lagi duduk. Ya gimana gak kaget coba, muka Seonho lebam. Rasanya Ara pengen maki-maki orang yang bikin Seonho kayak gitu.

"SIAPA YANG BIKIN SEONHO KAYAK GINI?" Teriak Ara. "Tenang ra tenang." Kata Daniel sambil megangin tangan Ara. Seonho cuma nunduk aja.

Gak lama kemudian ada guru BK yang masuk.

"Silakan duduk dulu bapak ibu sekalian." Kata guru BK. Ara yang tadinya marah malah jadi malu. Iyalah dipanggil ibu????

"Maaf sebelumnya ya, bapak dan ibu ini siapanya Seonho ya?" Tanya guru BK. "Saya kakaknya Seonho, lebih tepatnya tetangga sih. Di sebelah saya ini temen saya." Kata Ara.

"Oh saya kira kalian..." Kata guru BK menggantung. Daniel malah senyum-senyum sendiri. Udah gak waras kalau kata Ara sih. "Jadi ini ada masalah apa ya bu?" Tanya Ara to the point. "Jadi gini Seonho dipalak sama temen kelasnya. Terus Seonho ngelawan eh malah kena hajar." Kata guru BK. "Terus anak itu kemana bu?" Tanya Ara.

"Udah dibawa sama orang tuanya. Ini sebagai ganti katanya." Kata guru BK sambil ngasih amplop ke Ara. "Gak perlu bu. Buang aja tuh uangnya. Saya cuma butuh minta maaf langsung dari anaknya sama orang tuanya." Kata Ara. "Ara???" Kata Daniel. "Udah lah cabut aja sekarang niel. Makasih ya bu." Kata Ara terus berdiri. "Ayo Seonho kita pulang." Kata Ara.

Di mobil suasananya udah gak enak banget. Ara kalau udah marah bisa diem, diemnya tuh diem banget atau gak nyerocos terus. Sekarang malah diem aja Aranya. Ngomong juga cuma dikit.

"Ra sekarang mau kemana nih?" Tanya Daniel yang lagi nyetir di samping Ara. "Apotek dulu." Jawab Ara. "Apotek mana?" Tanya Daniel. "Terserah." Kata Ara.  Dasar cewe kata Daniel dalam hati. 

Akhirnya mereka sampai di apotek yang gak jauh dari sekolah Seonho. Ara langsung ngelepas seatbeltnya. Pas Daniel mau ngelepas seatbeltnya Ara nengok ke Daniel, "diem sini aja. Jaga Seonho." Terus Ara turun habis itu masuk ke apotek. Gak berapa lama kemudian Ara keluar dari apotek sambil bawa kresek yang isinya salep dan sejenisnya.

Ara masuk ke mobil tapi di bagian belakang, dimana Seonho duduk. "Liat sini." Kata Ara sambil megang dagu Seonho supaya ngeliat ke Ara. Seonho sih nurut-nurut aja. Ara ngeluarin cairan anti-septik terus dioles ke luka Seonho yang ada di muka pake kapas. "Duh kak perih tau." Kata Seonho ngeringis. 

"Tuhkan baru ngomong sekarang. Dari tadi kenapa diem aja?" Tanya Ara. "Takut. Habis kak Ara serem." Kata Seonho. "Tuhkan ra kata gue juga apa. Kalo lo udah marah tuh serem banget." Kata Daniel. "Diem lo niel." Kata Ara yang masih ngobatin lukanya Seonho. Daniel malah diem habis denger ucapan Ara.

"Udah selesai." Kata Ara pas selesai ngoles salep ke muka Seonho. "Makasih kak." Kata Seonho. "Iya sama-sama. Dah ya gue ke depan lagi." Kata Ara terus keluar mobil langsung masuk lagi ke bagian depan.

"Yuk jalan. Laper gue." Kata Ara ke Daniel. "Oke siap bos." Kata Daniel.

Dan akhirnya Daniel ngebawa Ara sama Seonho ke tempat makan yang letaknya agak jauh dari pusat kota. Iya, mereka pergi ke resto di kaki bukit.

"Buset jauh bener lo ngebawa kita." Kata Ara yang baru aja turun dari mobil. "Sekali-kali lah gue bawa jauh. Masa makannya mekdi mulu." Kata Daniel.

Seonho dari tadi diem aja soalnya kalo ngomong malah sakit mulutnya. Mana dia jalannya di belakang Ara sama Daniel mulu. "Sini ho, kayak anak ilang lo." Kata Ara sambil narik Seonho. Entah Ara tenaganya emang gede atau Seonho badannya kayak kertas, soalnya sekali ditarik langsung kebawa gitu sampe mau kesandung.

"Hih kurang makan ya lo. Lemes amat." Kata Daniel. "Hmm." Kata Seonho. "Heh Niel omongannya." Kata Ara sambil nyikut Daniel.

"Gitu ya kalo ada Seonho mah." Kata Daniel cemberut. Ara cuma ngelirik Daniel males, "bodo amat Niel."

Akhirnya mereka bertiga masuk ke resto dan Ara nyaranin tempat duduknya di outdoor aja biar gak sumpek katanya.

Seperti biasa, Ara kalo ke resto pasti mesennya pasta entah itu spagetthi, penne, fusilli, ravioli. Tapi kali ini Ara mesen fusilli. Beda lagi sama Seonho yang mesen bubur, iya soalnya mulut Seonho lagi luka. Kalau Daniel sih mesen steak.

Gak berapa lama setelah mesen, makanan mereka dateng. Baru aja mulai makan, Ara ngeliat sosok papahnya dateng sama cewe sepantaran Ara. Mana muka papahnya Ara keliatan bahagia banget. Ara langsung gak nafsu makan, jadinya Ara cuma ngaduk-ngaduk pastanya.

"Kenapa ra? Kok gak dimakan?" Tanya Daniel yang duduk di sebrang Ara. "Gak apa-apa kok Niel." Kata Ara. Seonho yang ada di samping Ara sempet ngeliat arah mata Ara ngeliat pas tadi.

"Kak, makan dulu ya. Habis ini langsung pulang aja." Kata Seonho. "Ih apa sih kalian? Kok kayak ada sesuatu gitu." Kata Daniel. "Bukan apa-apa Daniel." Kata Ara terus ngelanjutin makannya.

Tetangga - Yoo SeonhoWhere stories live. Discover now