Vase Menyebalkan

202 108 111
                                    

"Hei lihat ini, menurutmu mana yang lebih tampan?" Ucap Aqis pada ku pagi itu dikelas.

"Sini biar ku lihat" Jawabku dengan logat sedikit mengantuk.

Dengan mata mungil setengah mengantuk, kucoba paksakan diri untuk membantu teman tercantik ku ini. Dan WALAAAAAAAA! mata yang sedari tadi membungkukan badannya kini justru memikik terkejut melihat gambar pada layar handphone Aqis yang ada ditangan ku.

"Aqis? ini? 3 cowo ini? yang deketin lu? gilaaaaaaa manis-manis banget" Ucap ku kaget sekaligus sedikit apeng melihat foto-foto itu. wkwkwk apeng? apasi? biasa aja deng. Okskip.

"Iyaaa Vaneees, gue bingung nih. mereka baik baik semua. Trus perhatian banget ke gue, malah cakep-cakep lagi. Nah gue mau minta saran lu nih, menurut lu, gue harus pilih yang mana?" Kata Aqis dengan logat lemotnya.

Yaaa, Aqis Stevani memang gadis yang memegang predikat manusia terlemot dan tercantik pada porsi yang pas. Bisa dibilang, bagi aku dan teman-teman dia adalah gadis paling cantik di sekolah kami. Siapa yang tak menyukai Aqis? gadis berparas cantik nan menawan, yang memiliki kulit putih mulus bagai model serta badan yang proposional untuk seorang wanita (walau pinggang nya kadang suka nyaru dengah perutwkwk PIS YA QISKU PADA KISAH NYATA) dan rambut panjang yang begitu badaaaainya, terpampang jelas bagai satu kesatuan yang menjadikan Aqis sempurna bukan? yaaaa Aqis memang amat cantik dan digilai para pria di sekolah ku, bahkan di luar sekolah pun Aqis cukup banyak dikenal karna kecantikannya, yaaawalaupun tidak ada manusia yang sempurna, begitupun Aqis.

Dibalik kecantikannya yang menawan, Aqis juga manusia biasa. selain cantik, seperti yang ku bilang tadi. Ia juga wanita yang memiliki pemikiran cukup lamban, iyaaaa sediki lola mungkin. Tiap ku ajak bicara saja cukup lama ia menangkap apa yang ku maksud, sungguh membosankan bicara dengan manusia lemot macam Aqis. Tapi tidaklah, hanya sesaat saja rasa bosan itu hadir saat bicara dengan sosok cantik nan lemot ini. Okskip.

Ku lanjutkan percakapan ku dengam si cantik nan emot ini.

"Coba sekarang gini, lu ceritain satu satu aja apa yang udah mereka usahain ke elu, dan mana dari mereka yang lu pikir bener-bener baik sama lu, dari pada lu sakit hati lagi kaya dulu" Kata ku sedikit memberi saran.

"Ihhh Aqis ngga tauuu, Aqis nggga ngerti yang mana yang bener-bener baik" Jawabnya dengan nada andalannya (iyaLEMOT).

"Ihhhh.... kan Aqis bisa ngerasain mana yang beneran baik mana yang pura pura ajaaaa" Ucapku sedikit geram.

"Nih coba Vanes liat sendiri deh chat Aqis sama mereka" Jawabnya sambil memberikan handphone andorid nya pada ku.

Perlahan-lahan ku baca dengan detail dan jelas semua pesan yang di kirimkan pada 3 pria ini, sungguhhhhh mereka sama. Pantas saja Aqis bingung menentukan pilihannya, yaaak. Isi chat 3 pria ini hampir sama detailnya. Aku curiga bahwa mereka ini satu pria yang menyamar dan menggandakan diri menjadi 3 hanya untuk mengecoh teman lemot ku ini. Sungguh membingungkan.

"Hmmmm gimana ya qiss, gue juga ikut bingung nih" Ucap ku seusai membaca pesan 3 pria yang mendekati Aqis.

"Tuh kaaan lu aja bingung apa lagi gue, jadi gimana dong ya, apa gue iyain aja gitu semuanya? atau gue diemin aja semuanya? tapi sayaaaaang, gue kan mau move on dari yang kemarin" Jawabnya sedikit merengek macam bayi tak diberi asi.

"Astagaaa Aqisss, yaudah sini gue liat foto mereka lagi. Biar gue tau manayang cocok buat lu" Kata ku sok bijak bagai peramal masa depan lewat bentuk wajah

"Nih nih coba lu liat" Ucap Aqis terburu-buru.

Satu persatu ku lihat dengan detail bentuk nan rupa wajah mereka, ya 3 pria ini. Mereka tampan, namun sentak ku terdiam melihat sosok yang familiar di mata sipit ku. Yaaa benar, Dino, ada Dino disitu? Dino mendekati Aqis? teman ku? wajar memang, Aqis begitu cantik nan menawan bagi pria manapun. Bukan hal yang ganjil jika Dino pun ingin menjadikannya pacar. Baiklah, perasaan ku pun masih biasa saja kala itu pada Dino. Dan jika kaliam tau, pertama ku kenali Dino, memang dari sini. Padahal kelas kami hanya bersebelahan, namun aku justru mengenalnya lewat curhatan teman cantik ku ini. Tapi begitulah hidup, kadang orang yang berkesan dihidup kita tak disangka datang dan dikenal dari mana. Iya, ini awal pertama ku kenal Dino. Lanjut.

Ms. Moody & Mr. Arogan[STILL ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang