"Memangnya kamu mau pakai berapa kak?"

"Seharusnya dua, aku satu dan kau satu." jawab Vino.

"Tapi handphone aku masih Bagus kak" tolak Shani secara halus.
Shani merasa tidak enak terus menerus di manjakan oleh Vino.

Vino sedikit menunduk menatap dalam pada mata Shani, ia seperti mengucapkan sesuatu tapi tidak mengeluarkan suaranya.

"Kau bohong." Vino kembali menegakkan tubuhnya.

"Aku gak bohong. Emang bener kan handphone aku masih Bagus."

"Kalau begitu kemarikan handphone mu. Aku akan membuatnya rusak dalam sekejap" Shani membulatkan matanya mendengar ucapan Vino.

"Iih Kok gitu." Shani cemberut lalu menyembunyikan ponsel di belakang tubuhnya.

"Tolong yang itu dan yang ini" ucap Vino menunjuk handphone di hadapan Shani dan handphone yang masih berada di box kaca.

"Lalu bagaimana cara membayarnya?" tanya Vino pada Archy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lalu bagaimana cara membayarnya?" tanya Vino pada Archy.

"Serahkan saja pada nona Shani."

Shani menghela nafas lalu memberikan kartu kredit Vino untuk melakukan pembayaran.

"Hanya perlu menggunakan benda itu?" bisik Vino.

"Iya tuan muda. Setelah berbelanja dan pulang ke rumah, saya akan mengajarkan beberapa hal pada anda. Agar anda terlihat lebih menarik lagi di mata nona Shani."

"Oh, baiklah. Bagus.. Bagus.." Vino pun tampak tersenyum menanti pelajaran baru dari Archy.

"Nona, saya lupa memberitahu kode untuk kartu tuan muda Okta. Bisa anda menghubunginya?" ucap Archy lalu memberikan ponsel nya pada Shani untuk dapat melihat passwordnya.

Shani menghubungi Gracia menggunakan ponsel nya.

"Halo Ge, kamu di mana?"

"..."

"Oh gitu."

"..."

"Ya, nanti cici chat kode nya."
Sambungan telpon pun berakhir.

Di lain tempat di waktu yang sama, Okta sedang melihat-lihat handphone.

"Ada apa?" tanya Okta setelah Gracia selesai dengan urusannya.

"Gak kok. Ota suka yang mana?" Gracia duduk di samping Okta dengan menghadap ke arah handphone yang tersusun di balik kaca.

"Aku mau yang itu. Boleh?" tunjuk Okta.

"Boleh Ta, tapi bentar ya. Tunggu chat dari cici dulu" Okta mengangguk patuh.

Ting..
"310899 iyain aja yang mana yang dia pengen."

Begitulah isi pesan dari Shani.
"Loh, kok angkanya sama kayak tanggal Bulan sama tahun lahir aku sih?" batin Gracia.

"Ada masalah?" Gracia menggeleng pelan.

The Angel Fall In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang