The War is Begin (II)

2.7K 281 54
                                    


Kim melihat jam tangannya, sudah 10 menit tapi Bass belum juga kembali. Apa yang dilakukannya hingga selama ini? Kalau hanya buang air kecil tidak mungkin membutuhkan waktu 10 menit, 5 menit paling lama. Apa terjadi sesuatu padanya? Harusnya tadi Kim menemani Bass saja.

Ia mulai merasakan perasaan tidak enak. Moon fakultas Tekhnik itu bangkit, hendak menyusul Bass.

Kim berjalan menuju toilet, namun dipertengahan jalan menemui seorang senior. Ia mencoba mengingat. Ah! Phi Khalan! Tutor utama kami.

"Salam Phi" bungkuk Kim ketika mereka berhadapan.

Khalan terkejut, tidak menyadari jika ada orang lain disitu "Oh ya" ujarnya sambil tersenyum "Mau ketoilet?"

"Ya Phi"

Khalan menoleh kebelakang, melihat toilet tempat ia keluar tadi. Lalu kembali melihat Kim "Jangan lama-lama. Seminar akan selesai sebentar lagi"

"Krab Phi" balas Kim

Khalan kembali melanjutkan langkahnya, sementara Kim mencium bau tidak beres dari ekspresi seniornya itu. Seketika ia teringat pada Bass. Dengan langkah cepat ia menuju toliet, membukanya dan menemukan Bass bersender di tembok dengan pandangan kosong.

"Bas!" teriak Kim "Ada apa?" Kim memegang pundak Bass, sedikit mengguncangnya agar mata Bass fokus melihat dirinya.

"Terjadi sesuatu? Ada yang menggagumu? Kau terluka?" tanya Kim bertubi, melihat seluruh tubuh sahabatnya itu. Memastikan jika tidak ada yang salah dari tubuh Bass.

"Eh?" sadar Bass, kaget melihat Kim yang saat ini sudah ada dihadapannya "Kapan kau masuk?"

"Baru saja bodoh! Apa yang terjadi? Kenapa kau diam seperti ini?" kesal Kim, ekspresi Bass tadi seperti baru mendegar cerita horor saja.

"A-ah itu.." Bass menggigit bibir bawahnya, menimbang apakah ia harus bercerita atau tidak

"Tidak! Tidak ada apa-apa" balas Bass, melarikan pandangannya kearah lain selain mata Kim. Ia berjalan ke wastafel, kembali mencuci tangannya.

Kim tau ada sesuatu yang Bass sembunyikan "Jangan berbohong padaku"

Bass itu sulit untuk berbohong, ia sangat mudah dibaca. Jika Bass tidak berani menatap mata lawan bicaranya, itu berarti Bass menyimpan sesuatu.

"Ceritakan padaku atau akan ku laporkan pada P'God!" ancam Kim

"Jangan!" teriak Bass, hal ini akan lebih runyam ketika God mengetahuinya.

Bocah laki-laki itu menatap Kim memelas, berharap sahabat baiknya itu tidak memaksanya lagi. Namun Kim menggeleng.

"Ceritakan. Sekarang."

Bass mendesah berat.

.

.

.

Flashback

"Apakah sudah ada seseorang yang mengatakan bahwa kau memiliki mata yang indah, Nong Bass?"

Bass merinding mendengar suara rendah Khalan menyapa indra pendengarannya, jarak mereka terlalu dekat. Bass sangat tidak suka ini.

"A-apa?" balas Bass tidak mengerti

Khalan semakin mendekatkan wajah mereka.

Bass melebarkan matanya, ia meletakkan kedua tangannya didada Khalan, mencegah pria itu lebih dekat ke tubuhnya.

My Innocent BassWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu