25. Tercolok Pesawat

21.7K 3.3K 127
                                    


Chapter 25

"Tercolok Pesawat"

_______

Adara Paradista.

Adara Paradista.

Adara Paradista.

Lima menit yang lalu gue baru saja selesai stalk akun Instagramnya Adara. Iya gue nge-stalk. Perempuan yang satu ini ternyata memang cantik banget, Famous sudah pasti. Temen-temennya rata-rata seleb barat gitu contohnya Barbara Palvin, trust me. Adara ini memang ikutan agensi model, kuliah sambil merintis cita-cita ya ya ya, jauh berbeda dibandingkan dengan gue yang masih bocah SMA ini.

Jauh,

Sejauh jarak matahari dan bulan. Berat banget bahasa gue.

Sebetulnya dari kemaren ada yang gue pikirin tentang si Adara ini. Tepatnya alasan kenapa hubungan dia dan Daniel itu kandas. Apa yang gue simpulin dari cerita Jovan itu, Adara dan Daniel putus karena LDR. Long Distance Relationship. Nggak ada masalah lain selain hubungan jarak jauh itu yang artinya hubungan mereka baik-baik aja kalau bukan karena Adara memtuskan kuliah ke luar negeri.

Kalau suatu hari Adara ini balik ke Indonesia, apa gue sama Daniel masih pacaran?

"Heh upil berbi! Ngelamun mulu, sok cantik lo!" Sonho ini memang sedang menguji kesabaran gue banget, gue nggak ngapa-ngapain aja dibilang sok cantik, ampas memang.

"Dung, beliin gue teh poci di kantin dong, jangan pake es. Nggak enak badan nih" Gue menyerahkan selembar uang pada Sonho.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku nggak liat, aku lagi pake baju"

"Najis! Gitu ya lo sama gue! oke Ho, lo gue end!"

Gue sibuk marah-marahin Sonho sambil pura-pura baper gitu, ngancam nggak mau temenan lagi. "Aw!" Gue mengaduh ketika ujung pesawat kertas terkena mata gue, perih banget sampai membuat gue yang posisi berdiri ini jadi duduk lagi sambil megangin mata sebelah kiri.

"Si Bego! Lo nggak apa apa Bel?" Jovan yang lagi duduk anteng langsung menghampiri gue sambil marahin Baejin yang jadi pelaku kecelakaan pesawat kertas.

"Eh Sena. Sorry sorry, sumpah nggak sengaja" Suara Baejin mendekat, ia menghampiri gue yang masih sibuk megangin mata sebelah kiri.

"Sakit nggak?"

Gue tau banget pertanyaan unfaedah ini lolos dari mulut siapa. Siapa lagi kalau bukan Sonho si anak paud. Manusia bego macam apa yang masih nanya korban kecolok mata sakit apa enggak.

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang