Part 17] Kombucha

3.9K 496 125
                                    

You can't pick a favorite color because you're indecisive .

You use a fork to whisk your eggs and it drives me absolutely crazy.

Im not exactly sure why you drink Kombucha

because you loathe the way it tastes

---

Shirren memandang ke sekeliling kamar Errial, warna putih tulang berpadu biru yang mendominasi membuat suasana bertambah dingin. Beberapa anggrek bulan berwarna putih yang diletakkan di sudut-sudut kamar. Tanaman tersebut beralaskan pot keramik berwarna putih dengan media arang hitam yang telah ditaburi pasir putih di atasnya, menguarkan wangi yang menenangkan. Kontras dengan pria yang duduk di kursi putih memandang keluar jendela balkon dan mengamati air danau di depan Opal House yang mengalun tenang.

Seandainya, duapuluh tahun yang lalu, ada seseorang yang melihat Cadillac perak ibunya ditenggelamkan di danau, tentu tragedi berkepanjangan ini tidak akan terjadi.

Atau, tidak ada penculikan Selena empatpuluh tahun silam, mungkin bibi dan ibunya tumbuh berdampingan secara normal.

"Sedang memikirkan sesuatu?" tanya Shirren seraya duduk di lengan kursi tempat Errial bersandar. Memeluk Errial dan mencium wangi puncak kepala Errial. Wangi bunga Musk yang khas, saat trisemester pertamanya, wangi itu membuatnya mual dan benci akan bau tubuh Errial, menginjak trisemester kedua, wangi itu justru menjadi favoritnya.

"Takdir..." gumam Errial. Perlahan ditariknya sang istri dalam pelukannya dan seolah tubuh mungil itu memberikan kekuatan untuknya, Errial menyandarkan kepalanya di ceruk leher Shirren.

"Bagi Selena, pasti kehidupan ibuku yang penuh kebahagiaan adalah ketidakadilan baginya. Padahal semua adalah salah si penculik, bukan ibuku. Kebenciannya pada ibuku, merenggut segalanya dariku, aku tumbuh dengan Michaelis dalam tubuhku dan sekarang Michaelis terkendali dalam diriku, setelah penyembuhan bertahun-tahun dan latihan yang disiplin, juga karena kau, Shirren."

Shirren memandang Errial dan mengelus dagu lelaki itu, biasanya Errial terlihat bersih dan rapi, tapi beberapa hari ini sepertinya ada yang dipikirkan Errial sehingga bulu janggut mulai tumbuh di dagunya. "Apa yang kau coba katakan, tuan Chef?"

Errial menatap Shirren. "Cobalah menjadi tangguh, woman! Karena jika aku kehilanganmu, maka Michaelis tidak akan terkendali. Aku tidak pernah takut dengan musuh-musuhku, tapi aku takut pada diriku sendiri, jika aku tidak lagi bisa mengendalikan Michaelis, aku akan menyakiti banyak orang yang menyayangiku selama ini. dan Errial Alkhantara akan mati dalam tubuh yang hidup."

"Bagaimana bisa? Bukanlah kalian telah lama hidup berdampingan, seharusnya kau bisa memahaminya dan juga sebaliknya?"

"Michaelis tidak memperdulikan apapun, Shirren. Saat pamanku melenyapkan keluargaku, dia muncul dalam diriku, menjadi semakin besar dan kuat, aku tidak memperdulikan lagi berapa banyak darah tertumpah asalkan aku bisa mendapatkan darah Raymond. Memang, kemudian aku bisa membunuhnya dengan cara yang paling menyakitkan, itu masa-masa tergelap dalam hidupku. Kupikir aku selamanya akan terkubur di kegelapan hingga seseorang datang dan membantuku menuju ke arah cahaya walaupun jalan itu penuh liku. Kemudian kau datang dan menyempurnakan tujuan hidupku, tapi, di balik kegembiraan ini, ternyata masa lalu masih mengejarku. Aku tidak pernah merasa takut sebelum ini, tapi masa lalu itu semakin dekat kepadaku, Shirren. Aku takut jika dendam ini akan merenggutmu dariku."

Shirren menggenggam tangan Errial.

"Tidak ada yang abadi, Er. Kita seharusnya belajar untuk mencintai Tuhan lebih besar daripada mencintai manusia. Cinta pada Tuhan memberikan kita kekuatan, sementara cinta kepada manusia memberikan kita kelemahan, yakinlah apa yang diaturNya adalah yang terbaik, sementara kita menjalani semua sebaik-baiknya."

US - Love and LieWhere stories live. Discover now