Chapter 15

3.7K 336 13
                                    

Keenan pov

Pagi yg cerah ini, entah kenapa hatiku terus gelisah. Aku tidak tahu apa yg akan atau yg terjadi sekarang.

but i got bad feelling.

Aku membuat susu untuk kesehatan kandunganku sambil menyiapkan lunch untuk Cal disekolah nanti. Setelah selesai, aku menenggak susu itu hingga habis. Tiba tiba hapeku berbunyi tanda ada telefon.

"mommy?"  gumamku. Sedikit heran namun senang karna mommy telfon, biasanya ia jarang menelfonku.

"morning mommy!!!" sapaku ceria.

"morning sweetheart. hey how are u pretty?" tanya mom.

"im ok mom. and the baby also good" aku mengusap pelan perutku.

"how about Cal?"

"Cal? she's great. makin hari ia makin pintar mom dan sekarang sudah lancar membaca dan menulisnya"

"im happy to hear that." jawab mom. Aku menaruh gelas ketempat cuci piring kotor sambil tetap memegang hapeku ketelingaku.

"mom are u there?" Aku menyapanya karna sedari tadi mommy tidak bicara apapun. Lalu tiba-tiba aku mendengar suara segukan orang menangis. Aku yakin itu mommy.

"Mom!!! whats going on? why are you crying?" Aku benar benar panik.

"Huney? Can you just come to here dear?" tanya mom tetap menangis.

"but...but whats the hell happened?"

"your dad is sick darling."

**

Aku menitipkan Cal kepada the boys dan istri-istri mereka, tapi ia tetap dijaga oleh Renai, baby sitternya. Aku sedang dibandara dan sudah membeli tiket untuk ke Amsterdam. Walaupun aku sedang hamil tua, aku tetap harus kesana walaupun hanya sendiri.

Aku memposting tweetku sebelum naik ke pesawat.

"Gbye London. gbye Cal. gbye guys. i'll miss u and i'll be right back. Welcome Amsterdam"


**

Niall pov.

London. Here i am.

Ya tuhan aku sangat rindu kota ini. Aku rindu negara ini. Aku rindu suasana seperti ini. Aku segera menaiki taksi dan langsung menuju rumahku. Tidak sabar aku akan bertemu dengan Cal dan Keenan. Aku rindu mereka serta yg lainnya.

Supir taksi itu mengantarkanku kedepan rumahku. Setelah memberi beberapa dolar untuknya, aku segera masuk kedalam rumahku. Tapi ternyata pintu rumahku dikunci. Kemana istri dan anakku?

Aku mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali tapi tetap tidak ada jawaban. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Ini jarang terjadi karna walaupun Keenan pergi dengan Cal pasti ada beberapa pembantuku yg ada disini.

Tapi dimana mereka sekarang?

Aku mengintip-intip kejendela. Kosong. Tidak ada orang satupun. Aku segera berlari dan meninggalkan koperku depan pintu rumahku dan menuju rumah Zerrie. Karna rumah mereka yg paling dekat denganku.

Ting nong ting nong ting nong..

Aku menekan bel ini beberapa kali sampai pada akhirnya Zayn membukakan pintu.

"Whoaa niall?" Ia terkejut melihatku.

"Hey buddy!" sapaku.

"Heyyyyy where is the hell have you been Horan?" Ia memelukku sangat erat. Aku rindu sekali dengan Bradford boy ini serta the boys yg lainnya.

FAITH (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang