24. Adara Paradista

26.7K 3.3K 244
                                    


Chapter 24
"Adara Paradista"

________

"Yaudah bodoamat yang penting Pajak Jadian khusus gue harus paling W-O-W"

Sekitar 15 menit yang lalu gue sampai rumah---rumah Samuel maksudnya. Daniel nganterin gue sampai sini, kami juga sampainya nggak terlalu malam. Sekitar jam 8, katanya jangan malam-malam takut gue dicap sebegai cewek nggak baik. Umm, cheesy. Gue udah cerita semuanya dari A sampai Z, mulai dari Daniel ngajakin bolos dan manjat pagar, kita ke Bandung, ke makam Ibu kandungnya, ditembak dan gue diantarin pulang.

Dia sempet heboh katanya Daniel gentle juga, terniat, nembak aja di bawa dulu ke Bandung.

"Baik-baik ya lo pacarannya, jangan aneh-aneh awas aja, gue selepet pake dasi ntar"

"Aneh apa sih Sam" Samuel yang sibuk scroll Instagram langsung menatap gue. Posisi duduknya ia tegapkan dan hapenya di taruh asal di atas sofa. Matanya menyipit, memandang gue curiga.

Jujur aja, pengen gue tonjok mukanya.

"Lo tadi di Villa nggak habis gituan kan?"

Gue tonjok beneran. "AW! SAKIT! KEKERASAN NIH NAMANYA" protesnya dengan bacot. Gue mendengus dan sekali lagi menoyor kepalanya. "Sembarangan lo! Emang gue cewek apaan sat?!"

"Ya kali aja habis jadian langsung kayak gitu" Memang bobrok sekali otak sahabat gue ini.

"Sam, Sabtu nanti Daniel turnamen basket di sekolah tetangga" Gue berbicara lagi sambil melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Bentar lagi deh pulangnya. "Ya terus? Hubungannya sama gue tuh apa ya?"

Kan anjing kan? Memang gitu anaknya, rese kalau udah malam, tambah nyolot. Samuel acuh dan kembali scroll selebgram-selebgram cantik. Gue menghindar ketika kepalanya ingin ia senderkan di bahu gue, jadinya mentok ke sofa.

"Goblok, kalau gue amnesia gimana?!"

"MANA ADA AMNESIA KARENA KEPENTOK SOFA?!" bales gue ngegas.

Dia berdecak."Pokoknya gue harus punya pacar juga" Gue mendelik kesal. "Yaampun! Yaudah sana deketin lagi degem-degem lo yang udah dianggurin"

Gue segera berdiri dan merapikan tas, hendak pulang sebelum jam 9. Sebelum gue melangkah keluar, gue menepuk-nepuk kepala Samuel pelan. "Dih mau kemana lo?" Tanyanya.

"Pergi"

"Ya kemana?"

Gue tersenyum jahil.

"Ke hati kamu yang kopong aja gimana?"










"NAJIS AMIT-AMIT IH GELEUH! SONO BALIK LER!"

Gue ketawa ngakak sambil berjalan keluar meninggalkan Samuel yang sibuk mengumpat di dalam. Sahabat gue itu sebetulnya payah banget sama yang namanya perasaan. Iya sih gebetannya banyak, tapi nggak ada tuh yang nyantol jadi pacar. Samuelnya brengsek sih, masa udah dicium terus ditinggal? Kan bajingan. Anaknya memang nggak seriusan, main-main juga. Sekalinya fokus ke satu cewek eh udah keduluan.

Ada lagi.

Sekalinya cinta sama perempuan. Eh salah target. Ya gitu, masa cinta sama sahabatnya sendiri.

Tapi itu dulu.

Mau tebak siapa orangnya? Huruf depan namanya S, nama tengahnya F, nama akhirnya Z. Dia first love nya Samuel, tapi sayang tidak berjalan mulus. Ditolak halus sama doi.


Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang