Jeko satu

1.8K 79 0
                                    

EXOICE------1st; collab    

Nayeon mengetukan kuku jarinya di meja kantin. Sebelah tangannya menopang kepalanya yang dirasa berat untuk bertumpu sendiri. Bola matanya berlari mengikuti langkah kaki orang di depannya. Sesekali menengok jam dinding di sudut kanan kantin. Seseorang berlari ke arah tempat duduk Nayeon membuat ketukan kuku jarinya berhenti dan sebelah tangannya tidak lagi menopang kepalanya. Wajahnya berubah kesal. Bibirnya bergumam tidak jelas sampai orang yang menghampirinya sampai di depan wajahnya. "Apa kau menunggu lama?" Nayeon mengangguk.

"Jam kuliahku tiba-tiba mundur dari seharusnya. Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Aku ingin liburan." Nayeon memasang wajah melas kepada teman dekatnya. "Momo-ya, aku ingin liburan.." rajuk Nayeon dengan bahasa korea.

"Hei, aku tidak paham kau bicara apa. Jangan bicara menggunakan bahasamu." Hardik Momo.

"Intinya, aku butuh liburan! Kau mau menemaniku liburan?" rayu Nayeon.

"Hei, semester ini akan segera berakhir, otomatis akan banyak tugas yang datang. Bisakah liburannya ditunda saja?" sahut Momo. Nayeon berubah menjadi kesal. Momo, yang mengaku teman dekatnya, tahu luar dalam Nayeon, malah menyarankan untuk menunda liburannya.

Otak Nayeon serasa ingin pecah menghadapi perkuliahan di semester ini. Ia merasa semester ini sangat berat dan tidak ada waktu untuk rehat sejenak. Nayeon merasa seperti tentara yang dipersiapkan untuk berperang.s

Nayeon meletakkan kepalanya di meja sambil memanyunkan bibirnya. "Aku ingin liburan." Ulangnya. Momo yang pura-pura tidak mendengar itu mencoba mengalihkan Nayeon pada novel yang baru dia beli.

"Jangan mengalihkan perhatianku! Aku hanya ingin liburan!!" Momo meletakkan novelnya di meja dengan kasar. Genderang telinga Nayeon hampir pecah merasakannya.

"Tunda saja liburannya, setelah ini pasti liburan."

"Tidak bisa!!! Otakku hampir meledak setiap hari mengikuti perkuliahan dengan metode yang sama saja!!"

"Hei Nayeon, lalu sebenarnya kau ingin liburan kemana? Bersama siapa?" Nayeon memajukan badannya mendekati Momo. Sambil berbisik ia berkata, "Aku ingin ke Seoul. Aku ingin liburan ke Seoul sendirian. Aku mencoba hidup sendiri di sana."

Mendengar hal itu, Momo tidak bergeming. "Ya!! Kenapa kau diam saja??" bahasa korea Nayeon keluar lagi.

"Okay,okay, tapi ..."

"Besok aku berangkat ke Seoul." Gertak Nayeon.

"Hanasita Im Nayeon! Kau gila? Bagaimana bisa kau meninggalkan perkuliahan yang usianya tinggal tiga bulan kuliah efektif?" Nayeon menyengir. "Aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin liburan." Nayeon terus mengulang kata liburan.

"Hanasita Im Nayeon, tunda dulu liburannya.." bujuk Momo lagi.

"Tidak bisa. Aku sudah bosan kuliah dan ingin liburan sejenak. Jika sudah merasa cukup aku akan kembali."

"Jika sudah merasa cukup, kau bilang? Hanasita Im Nayeon what do you say???" Nayeon menutup telinganya. Ia tidak mau mendengar ocehan Momo. Tekat yang sudah ia lakoni, tidak akan bisa dipatahkan oleh siapapun, bahkan dengan dirinya sendiri. Nayeon ialah orang yang sangat menghargai keputusan. Apabila tidak terpaksa dan tiada pertimbangan berat, ia tidak akan membatalkan keputusannya.

"Akhirnya aku bisa pergi ke Seoul juga. Aku sangat ingin ke sana. Hingga usiaku yang sudah lebih dari kepala dua, belum pernah ke sana padahal ibuku kelahiran sana. Aku sangat kecewa dengan Ibu yang tidak mengajakku jalan-jalan ke sana." Ujar Nayeon sambil mengemasi barang-barangnya. Rupanya rencana Nayeon untuk pergi ke Seoul sudah lama namun baru terealisasikan hari ini.

Jeko Love StoryWhere stories live. Discover now