"Sudah menunggu lama?" tanya Jeonghan lembut, kemudian duduk di hadapan Joshua dengan anggunnya.

Joshua yg mendengar suara lembut Jeonghan dan melihat penampilan juga sikapnya sedikit bingung. Tentu saja, biasanya Jeonghan akan memakai baju kaos seadanya, dan dia tak akan bersikap semanis ini. 'Sungguh bukan Jeonghan sekali-' fikir Joshua heran.

Melihat tatapan mata Jeonghan yang meminta jawaban. Akhirnya Joshua menjawab "Tidak, aku datang lebih cepat karna keinginanku sendiri"

Saat Joshua memesan makanan pada pelayan, mereka hanya saling memandang untuk beberapa waktu. Namun karna risih terus dipandang Jeonghan, Joshua memalingkan wajahnya dan memilih meminum coffe latte nya.

Jeonghan pun merasa takut berbicara sesuatu yg membuat Joshua tidak suka, atau marah. Akhirnya ia juga tak memulai pembicaraan sampai pesanan tiba dan mereka memakan pesanan masing-masing.

Setelah mereka selesai sarapan, Jeonghan membersihkan bibirnya dengan tissue lalu mulai bicara.

"Jisoo... Aku sangat merindukanmu, aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi setelah hampir seminggu kau seperti menghindariku. Aku tau aku tak sempurna, aku bukan gadis lembut, aku tidak terlalu cantik, dan banyak kekuranganku yang membuatmu muak- tapi tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya..." Dengan susah payah Jeonghan berbicara sepanjang itu demi mengatakan isi hatinya. Berharap Joshua luluh dengan perasaannya, tapi yang Jeonghan dapat hanyalah tatapan tak puas dari Joshua.

.

Jihan

.

Setelah sarapan, Joshua mengajak Jeonghan pergi ke taman bermain. Seperti anak- anak, mata Jeonghan berbinar melihat banyak stan permainan dan makanan kesukaannya berjejer dikanan kirinya.

Jeonghan terus saja menggenggam tangan Joshua, dan mengikuti kemana Joshua mau. Ia ingin jadi kekasih yg penurut, agar Joshua tak kesal padanya.

Semua wahana ketinggian Jeonghan dan Joshua naiki berdasarkan usul pria itu. Padahal Jeonghan sangat takut ketinggian, tapi terpaksa untuk Joshua dia akan melakukan segalanya.

Akhirnya Jeonghan turun dengan kaki gemetar dan wajah pucat karna lemas dan mual, segera saja Jeonghan pamit pada Joshua kalau ia harus ke toilet.

Jeonghan berjalan lemas menuju toilet seraya menutup mulutnya dengan tangan. Di dalam toilet Jeonghan langsung saja memuntahkan sarapannya kemudian menangis keras. Joshua tau dia takut ketinggian dan sengaja melakukan ini, ya... Jeonghan tau Joshua tengah berusaha membuatnya kesal dan marah. Dan itulah yang membuat Jeonghan sangat kecewa.

Setelah menangis sepuasnya di toilet, Jeonghan membasuh wajahnya dan kembali menemui Joshua yang menunggunya di kursi taman.

Saat itu hari sudah senja, dan matahari mulai tenggelam membuat bias jingga kekuningan mewarnai langit dikala itu.
Jeonghan mendudukan dirinya disamping Joshua kemudian menyandarkan kepalanya dibahu kekasihnya. Tangan kanannya menggenggam tangan kiri Joshua, Jeonghan menangis tanpa suara saat mengeratkan genggaman tangan mereka.

"Han... Aku ingin bicara..." suara tenor Joshua memecah keheningan.

Jeonghan memejamkan matanya, bersiap mendengarkan apapun yang akan Joshua katakan.

"Aku ingin kita-"

"Aku lelah..." ucap Jeonghan pada akhirnya, "Maukah kau mengantarku pulang?" mati-matian Jeonghan mengeluarkan suara nya, sebelum Joshua mengatakan hal yang membuatnya pingsan saat itu juga.

.

Jihan

.

JIHAN STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang