Intro !

679 68 22
                                    

"Bang liat noh." Tunjuk Fai keatas meja di ruang tamu.

Faustan dan Fauzan langsung melihat kearah sumber yang di tunjuk oleh adik mereka.

Faustan yang sering di panggil Faus oleh adik-adiknya itu langsung mengernyit dan mendekati benda kecoklatan agak bulat dan kecil itu dan di susul oleh kedua adiknya.

"Apaan ni." Kernyit Fauzan mencoba untuk menyentuh buntelan kecil itu tapi di urungkanya karena merasa, benda itu tak patut untuk di pegang, jiwa kebersihanya mulai mendominasi.

"Pegang, Bang, si kacaseFion tadi yang nyimpen Bang." Bujuk Fauruzt sembari menahan kekehanya.

Faus langsung mengangguk-anggukan kepalanya, kalau saja adik bungsunya bisa memegang ini benda kenapa ia enggak ? pikrnya.

Fausta langsung berjongkok tepat sejajar dengan benda aneh itu, tanganya sudah mulai terangkat dan jari telunjuknya mulai menunjuk.

"Bang, jangan." Perintah Fauzan mencoba menghentikan tingkah Kakaknya.

Faus langsung menoleh dan berdecak, apa masalahnya ? pikirnya lalu dengan tanpa aba-aba jari telunjuk Faus sudah menekan benda itu.

Lembak dan rasanya menjijikan.

Faus mengerutkan keningnya dan mengangkat jemarinya mencoba melihat lebih dekat apa yang tengah menempel di jari telunjuknya.

"Bang!" suara lengkingan kecil seorang perempuan itu langsung membuat ketiga lelaki itu membalikan tubuhnya, melihat kearah bocah perempuan yang tengah mengernyit bingung.

"Kalian, apain upil adek ?"

Jreng !

"Anjenggg!" teriak Fausta, ia berdiri dan langsung berlari kearah kamar mandi, begitupun dengan Fauzan yang sekarang tengah mencoba menahan muntahanya dan berbeda dengan Fairuzt yang tengah terkikik dan seketika kikikanya mulai membahana.

Rencananya berhasil, sorak batin Fairuzt.

Fiona, gadis itu semakin mengernyit dan melihat demplean karyanya di atas meja sudah tak bulat lagi.

"Abangggggg! Ko upil Adek jadi nemple!" teriak Fiona sangat melengking hingga bisa membuat tawa Fairuzt terhenti untuk sesaat dan setelah itu ia mulai terpingkal-pingkal kembali.

Teriakan Fausta semakin nyaring di barengi dengan muntahan Fauzan yang sudah tidak tahan lagi untuk mengeluarkan semua isi perutnya.

Menjijikan.

Just intro !

24092017

Our StoryWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu