2

308K 10.8K 1.2K
                                    

"Dylan lo mau kemana bego..." teriak Gilang saat dia melihat Dylan lari-lari seperti orang di kejar setan.

"Jangan teriak-teriak nyet, gue lagi di kejar sama cewek yang udah bau tengik." balas Dylan dengan teriakkan. Dylan terus berlari agar secepat nya menjauh dari wanita itu.

Sepuluh menit yang lalu bel pulang sudah bunyi. Tadinya Dylan ingin ke toilet tetapi belum sampai toilet, dia di hampiri oleh Manda. Dia tidak ingin berhadapan dengan wanita itu akhirnya dia lari dan kejar-kejaran.

Gilang tertawa. "Mampus lo." teriaknya.

Dylan menghiraukan teriakkan Gilang, dia memutar arah menuju parkiran. Sampai di parkiran dia mencoba mengatur nafasanya.

"Please jauhkan wanita itu dari hidup gue." gumamnya. Dia menaiki motornya lalu melajukan motor keluar dari area sekolah. Tapi matanya menangkap sosok wanita berdiri di halte sendiri.

"Itu manusia apa setan ya, kalau setan di siang bolong emang ada ya?" Dylan berbicara pada kaca spion motornya. "Ah, lo so tau mana ada setan di siang bolong gini lo bego." tangannnya menujuk wajah nya yang terpantul di kaca spion. "Eh sialan lo ngatai gue bego." ucapnya garang. "Lo ngajak gue adu jotos, ayo sini gue udah pengen nonjok muka sok ganteng nya lo." Lalu dia menatap lebih mendekat ke arah kaca spion.

Detik itu dia ketawa terbahak-bahak menyadari ke bodohan dirinya. "Bego anjir bego. Gue kenapa jadi bego gini ya ngomong sama lo, Parah." masih dengan tawanya." Untung kagak ada yang liat gue ngomong sama lo." dia celingak-celinguk takutnya ada orang yang melihat dirinya berbicara dengan kaca spion.

Dylan kembali fokus melihat wanita itu yang duduk sendiri, dia mendekati wanita itu.

"Maudy kepunyaan Dylan." panggilnya seperti rayuan.

Maudy mendongkak.

"Dylan." sahutnya.

"Naik, gue anterin pulang, sebagai pacar yang baik gue harus anterin lo pulang. Iya kan." kata Dylan.

"Lo kenapa sih jadi orang selalu maksa?" tanya Maudy ketus.

"Kalau nggak maksa mana mau."

Maudy tak mengerti apa yang Dylan katakan. "Gue gak ngerti, lo ngomong apa?"

"Sekarang lo nggak ngerti, nanti juga bakalan ngerti ko. Kalau lo udah jadi pacar gue." Dylan mengedipkan sebelah mata.

"Lo gila ya!"

"Udah gue bilang, gue emang gila karna lo, salah lo kenapa punya wajah ko cantik banget. Gila karna betapa indahnya wajah cantikmu itu." ucapnya diiringi tawa renyah.

Maudy begidik.

"Ayok sayang, cantik, bidadari manis hidupnya Dylan, buruan naik." Ucapnya lembut.

"Lo lebay banget sih." ketusnya.

"Enggak lebay ko ini sebuah fakta."

"Ko ada ya orang kaya lo." Maudy tak habis pikir dengan tingkah Dylan seperti itu.

"Ada, kan gue oranga nya? Aduh ko pacar Dylan lemot ya, tapi gapapa Dylan tetap sayang ko sama Maudy Ayunda- eh salah maksudnya, Maudy lo yang cantik jelita." Dylan dengan tawanya.

Maudy bukan nya marah justru dia ikut ketawa. Dylan mengerutkan kening apa yang menbuatnya ketawa.

"Waw... manisnya senyumanmu mengalahkan manisnya rasa susu Vanilla punya lo." Padahal hati Dylan sudah dag-dig-dug betapa lucunya saat Maudy tertawa seperti itu.

Yang tadinya Maudy ketawa seketika dia menghentikam tawanya. Dia menatap Dylan. "Lo ngomong apa barusan?"

"Ngomong apa, gue gak ngomong apa-apa ko." Dylan mengangkat sebelah alisnya.

Dylan The Bad BoyWhere stories live. Discover now