Chapter 1

17.6K 251 0
                                    


Step brother. Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata itu? Apakah kalian berpikiran sama sepertiku? Oh Come on , kakak tiri? Yang benar saja, baru mendengarnya saja sudah membuatku berasumsi yang aneh-aneh, mulai dari bagaimana wajahnya, bagaimana sifatnya, apakah dia menyebalkan atau tidak, atau dia akan menyuruh-nyuruhku sepanjang hari seperti babu? Ok Shilla calm down, mungkin saja -calon- step brothermu itu tidak seburuk yang kamu pikirkan.

Awalnya, aku tidak percaya saat daddy mengatakan padaku bahwa aku tidak lama lagi akan memiliki saudara, namun sekarang aku percaya, karena saat ini, aku bersama daddy sedang berada di restoran favorit kami menunggu dua orang spesial -menurut daddy- itu.  

Dari sini -tempat aku duduk- aku dapat melihat seorang wanita dengan gaun merah marunnya sedang berjalan ke arah kami -aku dan daddy- bersama pemuda berkemeja putih yang dipadu dengan jas hitam yang terlihat pas ditubuhnya. 

"Maaf membuatmu menunggu " kata wanita itu kala sudah berada di depan meja kami. Daddy berdiri -diikuti aku- menyambut wanita dan pemuda itu.

"Tidak apa Ashley, kami belum lama " kata daddy. Aku balas tersenyum saat wanita itu tersenyum padaku.

"Apakah dia putrimu Alex?" tanyanya pada daddy.

"Iya perkenalkan dia putriku, Ashilla". Aku berjabat dengannya saling menyebutkan nama. 

"Ah iya aku sampai lupa, sayang kemarilah" ujarnya memangil pemuda yang berada di belakangnya.

"Alex, Ashilla, perkenalkan dia putraku Cakka" kami saling berjabat tangan dengan Cakka. 

"Baiklah sebaiknya kita mulai makan malamnya" ucap daddy

Kami makan malam dengan tenang sesekali berbincang tentang apapun, ntah itu pendapatku atau pendapat Cakka tentang rencana pernikahan mereka, tentang sekolahku, sekolah Cakka, atau apapun itu. Dan harus aku akui, aku senang karena aku merasakan kelembutan seorang ibu dari bibi Ashley, terlebih dengan Cakka, jika aku boleh jujur, dia sangat tampan dengan balutan jasnya itu, tapi dia terlihat acuh dengan sekitarnya, dia hanya akan menjawab pertanyaan yang dilontarkan daddy dengan sangat singkat, aku tidak tau apa jadinya jika nanti aku serumah dengan manusia cuek itu.

**

'tok tok tok'

Kubuka perlahan pintu kamarku, ternyata yang mengetuk pintuku itu daddy.

"Daddy" panggilku.

"Malam sweetheart, belum tidur?" tanyanya yang ku jawab dengan gelengan.

"Apa daddy boleh masuk?"

"Tentu saja"
           
Daddy masuk ke kamarku lalu duduk di tepian ranjangku, aku pun mengikutinya dengan duduk di sebelahnya.

"sweetheart, daddy boleh tanya sesuatu?" tanyanya, aku mengernyit, pasalnya daddy sebelumnya tidak pernah meminta izin terlebih dahulu untuk sekedar bertanya padaku seperti ini, namun tak urung ku anggukan juga kepalaku.

"Boleh, daddy tumben banget deh minta izin dulu biasanya juga langsung tanya" ucapku, ia terkekeh mendengarnya.

"Menurutmu, Ashley itu bagaimana?" ah dia bertanya tentang bibi Ashley rupanya.

"Bibi Ashley menurutku baik, dia lembut padaku, aku seperti sedang bersama mommy" jawabku jujur. Ya, aku memang menyukai bibi Ashley maksudku karena dia memperlakukanku bak anaknya sendiri.

"Jadi apa kamu setuju jika daddy menikah dengan Ashley?"

"Apapun itu asalkan membuatmu bahagia dad aku akan setuju, Shilla cuma minta satu hal sama daddy" ucapku‎

"Apa sayang?" tanyanya

"Walaupun nanti dad sudah menikah dengan bibi Ashley, Shilla minta daddy jangan pernah lupain mommy" ucapku

"Tentu saja sweetheart, daddy tidak akan melupakannya, bagaimanapun juga dia adalah orang yang pernah menjadi bagian dari hidup daddy" terangnya, aku tersenyum lalu memeluknya, aku tahu daddy tidak akan pernah melupakan mommy, karena aku tahu bagaimana usaha daddy untuk bangkit setelah kepergian mommy.

"Sudah malam, sebaiknya kamu tidur sweetheart" katanya.

Aku membaringkan tubuhku di atas bed queen size ku ini. Daddy menyelimutiku lalu mengecup keningku. Itu kebiasaannya sejak dulu, aku menyukainya.

"Night sweetheart" ucapnya sebelum menghilang di balik pintu.

**

My Step BrotherWhere stories live. Discover now