Akhirnya jam istirahat tiba. Semua murid keluar dari kelasnya, rata-rata pergi kekantin untuk membeli makanan. Termasuk aku yang sudah sangat lapar sedari pergantian jam ke-2 tadi.
"Kantin yuk!" ajak Zee.
"Yuk, laper gue abis nyanyi tadi pagi. Wkwkwk." jawabku meng-iya-kan ajakan Zee.
"Salah sendiri, udah suara pas-pasan juga pake nyanyi. Kek toa lagi." ucap Zee disertai kekehan karena ia berhasil mengatai suaraku yang sebenarnya memang jelek. Hihi.
Kemudian aku dan Zee beranjak dari tempat duduk, dan berjalan menuju kantin.
Saat sampai di koridor, tiba-tiba aku menyadari sesuatu.
"Eh Ji! Duit gue ketinggalan. Lo duluan aja, nanti gue nyusul. Ntar lo pesenin sekalian buat gue, biar nanti gue kesana tinggal makan. Kayak biasanya."
"Dasar, pikun!" umpat Zee memutar bola matanya.
"Hehee." cengirku sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.
Setelahnya Zee berjalan menuju kantin. Dan aku membalikan tubuhku 180 derajat. Memandang jalanan yang tadi kulewati.
Duh. Males banget sebenernya balik ke kelas. Harus lewatin tangga lagi, habisin waktu dan tenaga. Tapi mau gimana lagi, daripada aku disuruh cuci piring.
Lalu aku segera berjalan kekelas untuk mengambil dompetku.
7 menit kemudian aku keluar dari kelas, dan tentunya sudah membawa uang. Aku melirik jam tangan berwarna hijau army melingkar ditanganku dan sedang menunjukkan pukul 09:40 am.
Untung udah pesen, tinggal makan doang cukup lah ya. Tapi ga boleh santai-santai juga nih jalannya, ntar ga bisa nikmatin bakso spesial Mang Ucup yang super enak itu lagi. Batinku lalu segera bergegas ke kantin.
Dengan setengah berlari aku bergegas menuju kantin. Menuruni tangga dengan cepat dan lincah, sampai beberapa murid yang sedang berjalan didekat tangga hampir saja kutabrak.
"Sorry, sorry!" ucapku membalikkan badan 180 derajat menghadap belakang tatapi langkahku masih menuju kearah depan. Dan tiba-tiba...
BRUK..
Badanku terasa ditubruk oleh seseorang, padahal sebenarnya diriku yang mungkin menubruknya. Karena aku berlari sambil menengok kebelakang. Ya. Aku menyadari itu. -hehe-
Terjatuh dengan posisi duduk dan berada dipangkuan orang yang kutabrak membuatku terdiam. Aku melirik kearah wajahnya. Oh matanya, aku terpanah akan mata yang berwarna coklat milik cowok itu. Indahnya. Aku tidak pernah melihat mata yang seindah ini. Hingga membuatku tak berkedip sedetikpun.
Namun itu tidak bertahan lama. Cowok itu tiba-tiba saja berdiri tanpa memberitahu apapun terlebih dahulu. Membuatku terjatuh dari pangkuannya.
"Auuhh.." aku memekik keras, pantatku terasa sakit karena membentur lantai.
Sementara seseorang yang menjatuhkanku tadi hanya pergi melongos begitu saja.
"WOY!! Gimana sih lo, udah bikin gue jatoh malah melongos gitu aja. Minta maaf dulu kek!" teriakku kepada cowok berbola mata coklat itu. "walaupun gue yang harusnya minta maaf." lirihku hampir seperti tidak bersuara.
Cowok itu tidak sedikitpun menggubrisnya. Hingga membuat seorang Aileen jengkel dan sedikit emosi. Lalu pandanganku teralih pada murid-murid yang ada dikoridor yang saat ini tengah melihatku.
"Apa lo liat-liat!" ucapku kepada murid-murid yang sedang menatapku dengan emosi yang masih sedikit berkoar.
Aku tidak suka mata-mata itu. Mata-mata kepo.
Daripada kau menjadi pusat perhatian mata-mata kepo itu, lebih baik aku segera menuju kekantin. Perutku masih berkonser didalam sana.
-CONE-
Part keduaaa!!! 💕💕💕
Hope you like it yaa, see you in the next part💖
To Be Continued 🔰🔰🔰
YOU ARE READING
CONE (Come & Gone)
Teen FictionDanu yang sengaja datang. Berawal dari sebuah ketakutan akan sahabatnya, Aileen berusaha tidak menghiraukan Danu. Menganggapnya hanya sekedar teman kepo. Tetapi Danu sendiri juga menentang perasaannya itu, hingga akhirnya ia tetap tidak bisa menghen...
