Singing in the rain

4.4K 680 30
                                    

"Ini udah jam berapa, Sha? Kamu nggak mandi?" tanya Andra heran melihat istrinya yang masih juga belum bangkit dari tempat tidur.

Varsha menggeliat malas di tempat tidur. Ia menutup wajah dengan selimut dan bergumam. "Aku nggak boleh kena air,"

Kening Andra mengernyit. Dengan cemas ia membuka sedikit selimut Varsha di bagian kepala dan menempelkan telapak tangannya di kening wanita itu. Ia khawatir Varsha terserang demam. Seingatnya kemarin malam Varsha baik-baik saja. Tapi bisa saja demamnya muncul saat tidur dan ia tidak tahu karena semalam ia tertidur di ruang musik setelah mengaransemen lagu.

Tapi tidak panas.

"Kamu nggak demam,"

"Siapa yang bilang demam. Aku nggak boleh kena air," ucap Varsha sedikit ngotot di balik selimut.

Andra mengernyit. "Biar aku koreksi. Kamu nggak mau mandi karena nggak mau masuk kerja?"

Kemudian Varsha membuka selimutnya dan menatap Andra memelas. "Iyaaa..." kata Varsha yang langsung bersemu saat menyadari Andra hanya mengenakan celana renang.

Andra berdecak melihat tingkah Varsha. Mereka tidak melakukan perjalanan honeymoon yang cukup lama karena wanita itu bersikeras ingin masuk setelah libur terlalu lama. Namun saat hari kerja, wanita itu malah tidak ingin kerja.

"Bukannya hari ini ada rapat penting ya?"

"Tapi aku mau bolos aja," kata Varsha. Dia tidak ingin masuk kantor dan menghadapi rekan- rekan kerjanya. Varsha sungguh panik saat ini.

Setelah tidak mengacuhkan dunia maya selama seminggu, kemarin malam ia membaca berbagai portal berita online. Bukan suatu hal yang mengejutkan sebenarnya melihat banyak berita mengenai pernikahannya dengan Andra. Namun membaca berbagai dugaan mengenai cepatnya pernikahan mereka, membuat Varsha ingin sembunyi saja.

Semua menduga kalau Andra sudah menghamilinya. Membaca itu membuat Varsha kesal sekaligus malu setengah mati. Bagaimana kalau rekan-rekan kerjanya menanyakan hal itu di kantor nanti?

"Apa perlu ada konferensi pers?" tanya Andra bingung. Sepertinya Varsha merasa sangat terganggu dengan berita seperti itu.

"Nggak! Malah aneh kalo pake ada konferensi pers segala setelah berhari-hari gini," tutur Varsha dengan cemberut.

"Trus?"

Varsha kembali membenamkan wajahnya di balik selimut. "Aku mau bolos lagi aja,"

Andra berusaha menahan tawanya karena tingkah Varsha yang menggemaskan itu. Kemudian tanpa berkata apapun, Andra menarik selimut yang menutupi tubuh Varsha lalu menarik wanita itu.

Tanpa sempat bereaksi apapun, Varsha sudah berada dalam gendongan Andra yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana renang itu.

"Kamu! Kamu mau apa?!" ucap Varsha panik dalam gendongan Andra. Tangannya dilingkarkan ke leher Andra, khawatir jatuh. Wajahnya memerah karena malu merasakan dada telanjang Andra.

Andra hanya tersenyum lalu membawa Varsha ke kolam renang. Mata Varsha melebar kaget dan ia mulai panik saat Andra berdiri di pinggir kolam renang, seperti berniat akan melemparnya ke dalam air.

"Ara! Stop! Don't you dare!" teriak Varsha dengan menepuk-nepuk bahu Andra kesal.

Andra hanya nyengir menatap Varsha yang menyalang marah. Ia mengayun-ayunkan Varsha seolah-olah akan melempar wanita itu ke kolam. Padahal sebenarnya ia hanya menakut-nakuti saja. Membuat Varsha kesal adalah hal terakhir yang akan dilakukannya ketika istrinya itu merasa terlalu cemas.

"Kamu mau sukarela masuk ke kolam atau kuceburin?" tanya Andra yang dibalas Varsha dengan melotot marah.

"Aku nggak akan maafin kamu kalo aku sampe basah!"

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang