BAB 9

673 63 1
                                    

"Jadi, lo bolos sekolah?" Adena menuang jus kemasan yang baru ia beli tadi ke dalam dua gelas.

Dari sofa, Reyner mengangguk. "Gue ga bolos, gue izin di piket tapi pakai surat bohongan."

"Maksudnya?"

"Lo tau kan surat kecil piket itu yang buat dispensasi?" Adena mengangguk. "Nah gue punya banyak yang masih kosong, abis itu gue tulis kayak biasa dan tanda tangan piket nya gua asal. Terus gue langsung nunjukin kertas nya ke satpam tanpa ke meja piket dulu."

Adena sedikit terkejut, bukan karena apa yang di ceritakan Reyner barusan. Tapi karena perempuan itu sadar kalau hal yang di lakukan Reyner itu gila, dan kenapa laki-laki itu bisa ada disini? Apakah ia salah kalau merasa Reyner menyukai nya? "Nih minum."

"Lo sakit apa, Na?" Tanya Reyner saat Adena duduk di hadapan nya sambil membawa beberapa camilan yang ada di toples.

Perempuan yang mengnakan kaos berwarna biru tua itu diam beberapa detik, bingung harus menjawab apa karena sebenarnya bukan sakit fisik yang sedang ia rasakan. "Sebenernya ga sakit apa-apa, lagi males aja."

Reyner tertawa mendengar nya. "Eh iya Na, gue boleh minta nomor lo ga?"

Kalau boleh jujur, Adena sebenarnya sangat malas untuk memberi tahu hal privasi itu, tapi entah kenapa ia memilih membiarkan Reyner mengetahui nya. Mungkin nanti akan berguna.

Tidak ada yang berbicara setelah itu, Reyner merasa kalau keheningan ini tidak menganggu. Ia merasa apa pun yang ia lalui bersama Adena, tidak akan membosankan walau hanya saling berdiam diri.

Sedangkan Adena, perempuan itu mengalihkan fokus nya kepada siaran televisi yang menyala. Entah kenapa pikiran nya berlari kepada Genta dan laki-laki yang ada di sebelah nya kali ini.

----

"Genta!" Laki-laki yang model rambut nya dipangkas seperti trend jaman sekarang itu berteriak lantang. Membuat laki-laki lain yang jarak nya beberapa meter di depan menoleh.

Genta menyipitkan mata nya sekilas, tidak bergeming. "Maaf, Anda siapa?" Ucap Genta ketika laki-laki tadi memeluk nya sebentar--selayak nya laki-laki.

"Tayi," daprat Dewa sambil memukul lengan Genta keras. "Kan lo yang ngajakin gue main."

"Kita kayak homo ga si Ta? Makan berdua, romantis banget." Genta, laki-laki yang memakai hoodie hitam itu dengan sengaja memukul wajah teman lama nya dengan sendok yang ia pegang.

"Gue masih doyan cewek, gila. Lagi juga kalo gue homo, gue bakal cari yang lebih bagus."

Dewa tertawa, kemudian meminum soft drink yang ada di meja. "Kayak banci Thailand ya? Eh, gimana disana? Ketipu ga?"

"Pernah sekali HAHAHAHAHA."

Notif dari ponsel Dewa mengintrupsi tawa mereka berdua. Sedangkan Genta tetap memakan ayam tersebut.

Reyner Anggaskara: babeh gue tau gue cabut

Reyner Anggaskara: lo semua ya yang ngadu?

Ilham Dewantara: astagfirullah

Tristan J: astaga

Rifqi Giovano: sesungguh nya berprasangka buruk itu tidak baik

Reyner Anggaskara: lagi enak di apartemen nya adena tiba tiba di telpon suruh pulang

Reyner Anggaskara: malu😭😭😭

Ilham Dewantara: gue lagi coba berpikir jenih

Rifqi Giovano: gue juga

Tristan J: enak ngapain rey btw?

Dewa tidak lagi membalas pesan-pesan teman nya yang terus-terusan masuk setelah Genta kembali mengajak nya bicara. "Futsal yok Wa entar malem, sama temen-temen lo biar gue punya temen juga."

"Ya kasian ga punya temen," ledek Dewa sambil cengengesan. "Eh iya, apa kabar Om Gilang sama Tante Ica?"

"Bapak gue kemaren abis rematik, emak gue kolesterol," jawab Genta asal, tapi sedetik kemudian ia tertawa dan mengatakan kalau kedua orang tua nya dalam keadaan baik-baik saja.

Hubungan antara Dewa dan Genta memang terjalin karena kedua orang tua mereka terjalin hubungan kerja. Tapi mereka berdua tidak terlalu dekat karena jarak rumah yang jauh juga sekolah yang berbeda sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.

"Beneran nih futsal?" Tanya Dewa. "Tapi kasih gue oleh-oleh dulu, dua tahun disana masa kaga dapet apa-apa."

Genta tergelak. "Iya, iya. Entar gue kasih patung Budha ke rumah lo."

Ilham Dewantara: entar jam tujuh futsal yok

Rifqi Giovano: yuk

Tristan J: yok

Reyner Anggaskara: di usahakan

Reyner Anggaskara: babeh gue lagi pms kayak nya

***

Terkejoed tidack? wkwkwk

FernwechWhere stories live. Discover now