Chapter 20

8.2K 204 2
                                    

Devan POV

Aku terbangun dengan mendengar secara sekilas suara tangisan, awalnya aku kira aku hanya bermimpi tapi suara itu semakin jelas, akupun langsung bangun dan melihat Reina yang meremas rambutnya sambil menangis, seketika akupun panik karna baru kali ini aku melihat Reina menangis.

"Kamu kenapa Rei?" akupun bertanya dengan lembut takut membuat dia semakin sakit

"Sakit...sakit...sakit"

"Apa yang sakit Rei yang mana biar aku pijat?"

"Sakit..Sakit" Reina pun semakin menagis, aku pun semakin panik

"Aku panggil dokter ya Rei sebentar?"

"Ga usah kamu ambil obat di laci meja saja" aku pun mengikuti apa yang Reina suruh

"Rei ini minum dulu obatnya" dia pun langsung meminumnya dan menyelimuti dirinya dan tertidur lagi dengan membelakangiku

Entahlah aku tak tau mengapa ketika aku ingin memperhatikan Reina lagi tapi dia semakin menjauh, apakah Reina sudah tau sebenarnya apa yang terjadi dengan aku dan Adriana tapi dari mana Reina tau dikarnakan aku sudah berbicara dengan Della biarlah nanti aku sendiri yang memberi tahu Reina, aku pun hanya melihat punggungnya yang sudah tenang, aku sendiri pun panik melihat keadaan Reina seperti tadi dan aku sendiri pun tidak tahu obat apa yang Reina konsumsi, sedangkan urusan ku dengan Adriana tinggal sedikit lagi selesai dan Adriana sedang mengerjakan rancangan nya agar dia bisa segera membuka butiknya.

Aku pun memilih untuk tidak membangunkan Reina dan pergi kekantor, kucium keningnya yang sudah lama sekali tak kucium sebenarnya aku sangat rindu akan Reina, dengan senyumnya yang tulus tapi bukan berarti selama ini Reina tidak melakukan tuganya sebagai istri, seperti menyiapkan pakaian dan sarapan serta dikantor diapun masih bersifat profesional tapi Reina hanya berubah ketika prilakunya berada dikamar kami, aku merasa dia sekarang tidak bisa aku peluk dikarnakan ketika aku berpura pura tidur aku merasakan Reina melepaskan pelukan ku dari belakang, dan setelah itu dia pindah ke sofa untuk membaca novelnya baru ketika sudah subuh dia naik kekasur untuk tidur, aku tidak tahu apa yang menggangunya tapi aku ingin membantunya dalam masalahnya tapi dia malah menjauh dari ku, mungkin aku harus sedikit sabar dengan keadaan Reina yang sekarang.

Sesampainya dikantor aku melihat Della yang sudah berada diruangannya dan Dinda yang juga sudah berada diruangannya, ketika aku ingin kekantor kak Ayu akupun menyapa Dinda tapi dia hanya tersenyum sekilas setelah itu dia kembali fokus ke pekerjaannya apa dia sedang datang bulan sehingga prilakunya seperti singa sedang hamil, aku lama berada dikantor kak Ayu dikarnakan memang aku sedang diskusi tentang masalah yang ada diperusahaan pontianak dan memang sudah menemukan titik terang yang ternyata adanya pengelapan dana yang dilakukan oleh kepala proyek disana tapi ketika sedang membicarakan itu Dinda pun masuk dan izin untuk pergi dan tidak pulang lagi kekantor dikarnakan ada urusan keluarga, sepertinya dia terburu buru dan sedikit pucat apa ada keluarganya yang sakit atau apa yang terjadi dengan keluarnganya, lah kok aku jadi kepo padahal rumah tangga ku sendiri saja sedang kacau.

Reina POV

Ketika aku bangun ternyata sudah siang dan sepertinya Devan sengaja untuk tidak membangunkan aku agar aku beristirahat, aku merasa apa yang aku rasakan ini sudah sedikit serius sehingga sepertinya aku membutuhkan dokter untuk meminta obat yang pas. Akupun bersiap untuk pergi kerumah sakit karna lebih baik mengetahui diawal dari pada dibiarkan dan ternyata semakin parah, akupun meminta dianatar oleh salah satu supir yang sedang berada dirumah tapi aku meminta dia pulang dikarnakan aku akan pergi dahulu ke mall ada sesuatu yang ingin aku beli dan akan menhubunginya lagi jika aku sudah ingin pulang. Ketika aku melakukan pemeriksaan aku melihat dokter tersebut malah tersenyum apakah aku akan mati jadi harus diperlakukan dengan baik.

Fate Of WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang