Part 5

15K 783 6
                                    

Song : El Perdedor - Maluma.

***

William yang sudah sampai di Perancis untuk menemui orangtuanya hanya bersikap seperti biasa. Seoalah tidak ada yang terjadi pada dirinya. Ingin sekali William menceritakan semua ini kepada orangtuanya, tapi William takut mereka akan sangat merasa kecewa.

William berjalan menuju keruang keluarga yang ternyata sudah ada orangtuanya.

"Mom, Dad!" ucap William memanggil.

"Mengapa tidak mengabari mom jika sudah sampai?" tegur wanita itu berdiri mendekati anaknya yang sedang terduduk lemas.

Brandon mendengus, dia merasa cemburu dengan anaknya.

William menatap wajah wanita yang bernama Baille, "Apa yang akan Mom lakukan jika sudah mempunyai cucu tanpa diketahui?" tanya William langsung.

Seketika wajah Baille merasa sangat bahagia, "Tentu saja mom akan merasa senang. Tapi orang tuanya harus memiliki status yang jelas dulu, seperti sudah menikah." ucap Baille menjelaskan kepada anaknya itu.

"Jika mereka belum menikah?" tanya William ragu.

Baille cemberut. Tidak seperti biasanya William mempertanyakan soal pernikahan apalagi anak, tapi sekarang berbeda, "Ada apa, nak?" Baille menatap William dengan curiga.

William yang merasa bingung hanya bisa menghela nafas. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

"Aku sudah mempunyai anak, Mom!" tegas William tanpa berani menatap wajah orangtuanya.

"Bugh!"

Satu pukulan kerasa mendarat diwajah tampan anaknya, Brandon benar-benar emosi mendengar pernyataan anak mereka. Bagaimana mungkin William sudah mempunyai anak, sedangkan dirinya saja tidak pernah menikah?

Sedangkan Baille mulai menghindari anaknya. Baille sangat kecewa dengan William, mereka tidak pernah mendidik William dengan salah tapi mengapa menjadi seperti ini.

"Mom!" lirih William memanggil.

Baille berdiri dan meninggalkan mereka berdua begitu saja tanpa mengucapkan apapun. Saudari perempuan William masih berada di Spanyol, jadi William masih bisa sedikit tenang, karena jika saudarinya itu ada dimansion ini maka William akan diejek habis-habisan.

"Jelaskan!" bentak Brandon.

William terkejut dengan suara itu. Sebenarnya dia merasa takut dengan Daddynya jika sudah marah.

"Siapa cucu ayah? Perempuan atau laki-laki? Siapa istrimu? Sejak kapan kau menikah?" semua pertanyan itu langsung dilontarkan oleh Brandon kepada anaknya.

William diam, dia sedang berpikir bagaimana caranya dia harus menjelaskan kepada Daddynya itu.

"I'm not never married!" tegas William dengan jujur.

"Bajingan keparat!" bentak Brandon kembali melayangkan tamparan diwajah anaknya.

William yang merasa kesakitan hanya bisa diam sembari mengelus wajah tampannya, sedangkan Brandon meninggalkan anaknya sendiri setelah mengerti apa maksud perkataan anaknya itu. William mengumpat, mengapa orangtuanya tidak pernah bisa mengerti perasaan anaknya ini.

Didalam kamar, Brandon diam melihat istrinya sedang melamun. Memikirkan anaknya serta cucu dan nasib wanita itu, "Mengapa?" tanya Brandon sembari berjalan menghampiri istrinya.

"Itulah anakmu! Apa aku pernah mengajarkannya untuk berbuat seperti itu? Aku tahu bagaimana pergaulan disini, tapi apa William harus mengikutinya?" ucap Baille menaikkan nada suaranya, dia benar-benar marah kepada anaknya itu.

"Bukan anakku! Tapi anak kita," goda Brandon, "Tidak sayang, kamu selalu benar dalam mendidik anak-anak kita. Dasar dianya saja yang seperti bajingan," lanjut Brandon mengumpat diakhir perkataannya.

Itulah Brandon yang mempunyai sifat seperti anak muda. Padahal dirinya sudah mempunyai dua orang anak yang sudah sangat dewasa, tapi tetap saja dia bersikap seperti itu demi bisa membuat istrinya kembali tersenyum.

"Apa dirimu tidak?" cibir Baille mengingatkan kembali mereka dulu.

Brandon hanya bisa tersenyum, dia tidak akan pernah bisa melawan istrinya yang selalu benar.

"Katakan pada William, nikahi wanita itu lalu bawa kemansion." perintah Baille dengan yakin.

Brandon terkejut dengan perintah istrinya, "Jangan bercanda!" cetus Brandon tidak suka.

"Siapa yang bercanda?" tegas Baille menatap wajah suaminya dengan yakin.

Brandon menampilkan senyuman yang terpaksa sembari berdiri. Dengan wajah datar Brandon berjalan keluar dari kamar untuk kembali menghampiri anaknya.

***

Sandra dan Darrer merasa senang karena tidak ada lagi yang mengirimkan semua barang tidak jelas itu, setidaknya mereka akan kembali aman dan anaknya tidak merasa takut jika harus keluar rumah.

Sandra yang sudah mengantarkan anaknya kesekolah kembali bekerja. Sandra sudah terbiasa menjalani hidup seperti ini tanpa mengeluh, sejak dulu Sandra memang sudah terbiasa mandiri. Tujuannya sekarang, dia hanya ingin anaknya bahagia.

Sandra tidak akan mengemis untuk meminta pertanggung jawaban dari laki-laki itu, seperti semua orang yang sampai rela memperlihatkan dirinya seperti para pelacur demi bisa mendapatkan uang dan menyandang nama keluarga laki-laki itu.

Sandra tidak akan pernah melakukannya, Sandra masih mementingkan harga dirinya walaupun semua orang terkadang memandangnya seperti wanita murahan, Sandra tidak perduli, karena dia hidup tidak pernah merugikan orang lain.

Malam haripun tiba, Sandra sudah selesai bekerja dan akan segera pulang bersama anaknya. Kemudian, mereka berdua sampai disebuah rumah yang sangat sederhana, dirumah itulah mereka berdua bisa merasakan apa arti bahagia yang sesungguhnya.

Dan Darrer tidak pernah merasa menyesal telah dilahirkan kedunia ini, walaupun dirinya tidak tahu siapa Daddynya. Terkadang Darrer suka merasa iri kepada semua orang yang selalu bersama kedua orang tua lengkapnya. Tapi Darrer tidak pernah menyalahkan takdir Tuhan, setidaknya dia masih bisa merasakan kasih sayang seorang wanita yang sangat berharga didunia ini.

㊙㊙㊙

VOMMENTnya jangan lupa.

Palembang, 28 Agustus 2017.
14:00PM

Note : Ris tau ini part sangat pendek, jadi part selanjutnya akan panjang. Jangan bertanya mengapa William mempunyai adik dan seorang ibu, karena memang ini versi baru.

Tengo Un Amor (Complete) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora