10 : Percakapan :

71.9K 9.8K 1K
                                    

2k words unedited.

tulung maapkanla kelakuan maz bar di sini.

-;-

-;-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10

: p e r c a k a p a n :


Selesai mengantar sang ibu untuk arisan komplek dekat rumahnya, Bara memasuki kamar dan mengempaskan tubuh di kasur. Matanya terpejam, hendak istirahat. Namun, suara pintu yang terbuka membuat matanya ikut terbuka.

Aksel memasuki kamarnya tanpa ketukan di pintu atau ucapan permisi. Dia langsung duduk di sofa tunggal berwarna krim di depan ranjang Bara. Kehadiran adiknya itu tak Bara duga.

Alis Bara sedikit tertukik. Penasaran, dia bertanya, "Ada apa, Sel?"

Aksel menarik napas dalam-dalam. Kelopak matanya tertutup selagi dia mengempaskan kepala di sofa. "Bang, tadi pas di ultah Leia, gue baru tahu."

Satu alis Bara meninggi. "Tahu apaan?"

"Leia dulu pernah naksir lo tahu, Bang."

Seketika, tubuh Bara membeku saat mendengar ucapan Aksel. Tatapan sangsi segera dia lemparkan kepada adiknya itu. "Hah?"

"Leia naksir elo," ulang Aksel. "Tapi, itu dulu."

Bara bangkit, membuat posisi duduk di kasurnya dengan pandangan heran dan sangsi jadi satu. Kemudian, dia mendengus. Wajahnya datar saat berkata, "Lo kalau mau ngibul, pinteran dikit, Sel. Ya kali yang model Leia naksir gue."

Seketika kelopak mata Aksel terbuka. "Eanjir," umpat Aksel, tak terima. Dia segera memberi perhatian kepada sang kakak. "Gue ngomong serius, bege. Leia tuh dulu naksir elo!"

Bara mengibaskan tangannya. "Paling, dia aslinya naksir lo, Sel. Cuma, lo aja yang nggak nyadar."

"Dibilangin. Kalau dia naksir gue mah, dia pasti kasih sinyal-sinyal lampu ijo, Bang. Bukan malah bersikap biasa-biasa aja kalau gue flirting." Kemudian, Aksel menambahkan, "Beda kalau lagi sama lo."

Mata Bara setengah terpicing. "Emang kalau sama gue, dia kenapa?"

"Ya... she acted like how a girl fell in love." Aksel lalu tersenyum miring. "Kenapa? Makin tertarik?"

Bara memutar bola mata. "Tertarik sama kibulan lo, maksudnya? Ya kali."

"Astagfirullah," akhirnya, Aksel beristigfar. "Lo tuh, ya, dibilangin sama love expert macam gue malah nggak percaya."

"Bisa gitu, buaya kayak lo dipercaya."

"Astagfirullah. Seriusan ini, Bang."

Bara mengibaskan tangan. Memutus pembicaraan. Dia mengempaskan tubuh di kasur dan memejamkan mata, mengabaikan Aksel.

Afirmasi | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang