"Lo pikir titanic", ali memutar bola matanya. "Nyerah gak?",tanyanya.

Prilli mengangguk pasrah. "Iya deh".

"Karna...karnaaaa kapal..."

Prilli memukul kencang lengan ali, membuatnya meringis. "Yang bener ah. Ngaco kan ngasih pertanyaanya?",

"Enggak...enggak. Ini serius", kata ali sambil membentuk jari tengah dan telunjuknya membentuk V. "Karna kapal di laut. Coba kalo di darat. Gak bakal tenggelem atuh neng. Kumaha?", jawabnya sambil nyengir.

Prilli berfikir. "Emang?",

Ali mengangguk semangat. "Heem".

"Emm...iya.. juga sih. Kalo didarat mungkin nabrak ya?".

"Nah iya. Pinter gue kan?".

Prilli mengangguk sambil tersenyum. "Iya hehe. Tumben pak dokter pinter. Tadi aja ngasal melulu."

Ali memutar bola matanya. "Yang tadi ngarang bebas, yang barusan pernah di ajarin Barra." Jawabnya santai.

"Oh pantes. Pinteran dokter barra berarti dong?", tanya prilli meremehkan. Sebenernya sih hanya bercanda.

"Enak aja. Pinteran gue tau". Kata ali kesal, tambah kesal saat prilli lari sambil tertawa kencang. "Eh...mau kemana lo?! Awas lo ya prill!!", serunya sambil ikutan berlari.

Terjadilah adegan kejar - kejaran seperti di film india sebelum ali melihat mobil land rover hitam yang dia ketahui milik barra hampir menabrak prilli yang kini terduduk di aspal. Enggak nabrak prilli kok barra, hanya sisa 5 cm bumper depannya sama tubuh prilli. Namun karna Prilli shock dan jadi lemas dia sampai terduduk di aspal.

Ali segera menghampiri prilli sambil tertawa pelan. "Mangkanya jangan ngajakin gue main lari larian di jalanan prill. Untung bara gak nabrak lo", katanya. Tidak khawatir karna setelah dia periksa prilli tidak ada goresan apapun. Bahkan yang sepanjang kuku juga gak ada. Emang bara tidak menabrak dan dia mengerem tepat waktu.

"Gak apa apakan ini baby sitternya al?", tanya bara begitu keluar dari mobilnya.

Ali menggeleng sambil tertawa pelan. Merasa lucu melihat prilli yang masih mematung sambil terduduk di aspal. "Enggak. Tenang aja. Kalo dia kenapa - napa udah gue tonjok elo", katanya santai.

Bara terdiam kaget, sejak kapan hubungan mereka jadi sedekat itu? Bara tadi melihat dari kejauhan sepasang manusia bermain kejar - kejaran ditengah panasnya pagi sambil tertawa tawa. Bara kira hanya sepasang kekasih SMA yang sedang menirukan adegan di salah satu film india. Ternyata setelah melihat dari dekat tadi, itu ali dan prilli. Jika orang tidak tau pasti banyak yang menganggap mereka adalah sepasang kekasih.

Bara tersenyum dalam hati. Gue rasa pintu hati lo kebuka ya li udah? Walau cuman hanya sebagian tubuh yang dapat memasuki celah dari pintu yang terbuka itu. Tapi gue seneng li, ada kemajuan.

"Kalian habis dari mana? Tadi gue kerumah lo enggak ada orang. Katanya cuman ada al?",tanya bara.

"Emang lo liat kita habis dari mana?", ali emang ngeselin. Iya. Dia malah balik nanya.

Bara berdecak. Sebenernya itu hanya basa basi dan ali mengetahui itu. "Yauda yok balik. Gue mau numpang sarapan. Hehe", ujar bara sambil cengengesan di akhir kalimat.

Ali memutar bola matanya jengah. Selalu kalo bara ini. Lalu dia kembali menghadap Prilli yang masih terdiam kaku. Ali terkekeh kecil lalu menuntun dia berdiri dan masuk ke dalam mobil bara. Mereka berdua duduk di kursi tengah dengan bara menyupir sambil mendumel. "Dikira gue supir taksi apa! Kalo gak inget mau makan aja nih ya gue. Gue tinggal deh kalian di jalan, terus gue balik lagi diluan kerumah lo li", kata bara sambil melirik dari spion tengah.

Ali hanya tersenyum miring. Lalu dia memperhatikan lagi prilli yang masih belom sadar jika dia sudah duduk di mobil. "Prill...hei. Elo kenapa masih bengong aja deh. Kita udah mau pulang ini", ujarnya pelan sambil mengusap rambut Prilli. Yang membuat prilli tersentak kaget.

Tiba tiba saja matanya berkaca dan lelehan cairan panas itu siap keluar saat mendengar perkataan manis ali yang bisa membuat diabetes haghag. "Stt. Gaapa. Ada gue. Kalo elo kenapa napa, gue siap jagain lo 24 jam nonstop", kata ali dengan senyuman manisnya.

Membuat bara yang mendengar tersenyum kecil sebelum berdeham keras keras. Yang di balas ali dengan tendangan ke jok yang diduduki bara. "Wess santai ma' man. Ini mobil gue satu - satunya dan lo niat ngerusakin",kata bara jengkel. Yang membuat prilli terkekeh kecil dan membuat ali serta bara bernafas lega.

"Gue pikir si prilli udah mati dengan mata melek", ujar bara tanpa dosa. Sengaja memancing ali. Dia ingin tahu reaksinya. Dan dugaanya tepat, ali kembali menendang jok nya.

Dia berdesis. Hanya bercanda emang. "Sialan li".

\*\*\*\*\*\*\

Sesampainya di rumah ali, al tengah duduk sendirian di ruang tamu. Sambil memutar serial upin ipin dengan semangkuk sereal di pangkuannya. "Ontiii", panggilnya bersemangat.

Namun hanya dibalas prilli dengan senyuman kecil dan dia segera berjalan kembali ke kamarnya. Ingin berganti baju dan menenangkan dirinya yang shock. Bukan karna adegan hampir terserempet tadi. Tapi karna perlakuan2 manis ali hari ini. Anggap saja ali lagi baik hari ini, pikirnya.

Al tertegun melihat prilli yang langsung berjalan ke kamar. Tidak menghampirinya dan membalas sapaannya. Dia berdiri dari sofa, meletakkan mangkuk serealnya dan berjalan dengan bingung ke arah ali dan bara yang santai berdiri didepan pintu.

"Onti ii kenapa kel?",tanyanya heran.

Ali tersenyum sambil menepuk puncak kepala al. "Gak apa. Onti prilli hanya lelah habis olahraga",jawabnya santai.

Lalu dia menggiring al kembali kesofa dan duduk disana di ikuti bara.

"Onti sama angkel habis dari mana? Kok al gak di ajak?",tanyanya dengan nada sedih.

Ali mengusap rambut lebat al. "Cuman lari pagi. Lagian al tadi masih tidur nyenyak. Nanti al marah lagi kalo di bangunin".

Al menggeleng pelan, lalu mengambil lagi mangkuk serealnya dan menyuap sereal itu dengan suapan besar. Seteleh menelannya dia menjawab, "al gak akan marah kalo onti ii yang bangunkan". Katanya santai.

Ali hanya tersenyum kecil. Lalu dia menghadap kearah bara yang asik menonton tv dengan toples kaca dipangkuannya yang berisi keripik ubi.
"Katanya tadi lo mau makan bar. Yauda sana ke ruang makan".

Barra menoleh, "lah gue sendiri? Lo enggak?", tanya barra heran.

Ali mengangguk sekilas. "Iyauda sana. Gue nunggu prilli dulu", katanya santai.

Bara terdiam dan tersenyum dalam hati. "Yauda, gue makan duluan ya", kata bara sambil menepuk bahu ali dan berjalan kearah ruang makan.

.
.
.
.
.
.
.
.
Yoww man, lama saia tyduc updet yo ahhahahah

Segini saja, mumpung saia lg dlm mood yg bagus

Vote + comment + share OKAY

Lope lope

QWSya_

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now