Chapter 6

34 4 2
                                    

Sorry lama update! Komen dan Vote ya!


*——*


"Kyaaaaaaa, SARA!"

Sara, baru saja keluar dari pintu kedatangan lokal bandara terhenti seketika. Wajah terkejutnya menoleh kesana-kemari, mengamati bahwa lebih dari 20 persen orang-orang menatap pada si pemilik suara. Karin. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya yang satu itu.

Sara tersenyum, menggeleng, melambaikan tangannya, lalu berjalan dengan cepat ke arah sahabatnya.

Dengan tangan memegang banner bertuliskan nama [A. SARA] berukuran besar dan berhuruf tebal, Karin tertawa senang dan lekas memeluk Sara begitu gadis itu berada di depannya. "Aku sangat merindukanmu!" serunya.

"Aku juga merindukanmu, Karin." Sara membalas lebih tenang.

Karin lalu melepaskan pelukannya dan langsung menarik Sara begitu saja.

"Wait, Kar! Koperku!" protes Sara begitu ingat kopernya tidak terbawa.

Karin menghentikkan tarikannya dan menoleh, "Biar saja, ada orang suruhanku yang akan membawanya."

Sara berdecak, "Suruhanmu atau om Dirga?"

Karin tersenyum lebar, "Daddy lah, kau tak perlu bertanya lagi," lalu ia tertawa dan melanjutkan menarik Sara ke arah mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka kini.

Sara hanya menggeleng dan mengikuti saja kemauan Karin. Lebih tua darinya, sih, tapi kalau manja, jangan ditanya lagi.

Sepanjang jalan, Sara dan Karin saling bertukar cerita. Mulai dari kerjaan Karin yang tidak banyak sampai kegiatannya selama kesepian ditinggal Sara.

"Kau tahu, minggu ini aku tidak banyak pekerjaan mengingat proses kepindahanku ke cabang New York. Karena itulah aku terlalu kesepian saat kau tak ada, Sara!" protes Karin begitu mereka berhenti di lampu merah.

Sara menggeleng pelan, "Kita kan setiap malam video call. Jangan berlebihan, jika orang lain mendengar keluhanmu, mereka akan berpikir macam-macam," ujarnya.

Karin menatap polos Sara, "Macam bagaimana maksudmu?"

"Mereka akan berpikir kalau kau tak bisa hidup tanpaku," jelas Sara.

Langsung saja Karin tertawa. "Hey, aku masih belum bias move on dari sixpack dan ketampanan para pria, dan kau mau bilang aku suka padamu?"

Sara memasang wajah sakit hati.

"No, bukan begitu maksudku. Duh, Sara, kau terlalu polos," ujar Karin cepat-cepat begitu tahu pikiran Sara.

Sara tampak kesal, "Oh, please, nyonya dewasa, Karin Dirya!" serunya sebal.

Karin lalu tertawa kecil, "Oh ya, malam ini kau menginap di tempatku."

Sara mengerutkan dahinya, "Hah? Menginap? Ku kira kau akan langsung mengantarku pulang," ujarnya.

Karin menggeleng, "Aku sudah izin pada ibumu kalau aku akan menculikmu dua hari ini," jelasnya.

Sara hanya diam dan tak membalas. Ia mulai mengeluarkan iPhone 6 hitamnya dari tas selempang kecil yang ia pakai, menyalakan benda pipih itu lalu menatap keluar jendela.

"By the way," mulai Karin. "Bagaimana dengan Bieber? Kalian bertemu?"

Sara sontak menoleh ke arah sahabatnya. Ingin rasanya ia menepuk dahinya. "Aku lupa!"

Karin dengan cepat menepikan mobil yang mereka kendarai. "Apa yang kau lupakan?" tanyanya panik, takut kalau sahabat mudanya itu melupakan hal penting di Bali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

First Fate - Justin Bieber Love StoryWhere stories live. Discover now