Chapter 1

119 14 12
                                    

First things first, I'm so sorry for forgetting to write the first chapter the other day. I'm too preoccupied with a story, a JB story which got me all giddy and moody because how great their story goes. But I had to stop before I regretted it. Because the ending would give me a heart attack if I'm not. Bad ending as many great stories went, and then I felt like sh*t for deciding to read it in the first place. Okay I'm sorry to rambling to you all in english.

Oke jadi ini chapter pertama yang udah aku janjiin kemarin. Ngga di post alasannya ada di atas XD. Dan terima kasih yang udah mau mampir buat baca ya, semoga cerita ini memuaskan kalian.

KRITIK DAN SARAN DENGAN SENANG HATI DITERIMA :)

Goes to the story :

FIRST FATE

Chapter 1

Banner Café La Première Sort Opening tergantung di depan sebuah gedung dengan furniture kayu mahogani di dinding dan meja serta kursinya. Aroma biji kopi yang dipanggang menjadi wangi pertama yang terhirup oleh pengunjung maupun pelanggan yang menginjakkan kakinya untuk pertama kali di café tersebut. Dua lampu tegap menghiasi sudut café, nuansa klasik modern pun berhasil dihadirkan dalam suasana café dengan tambahan alunan musik klasik.

Seorang gadis dengan rambut lurus bergelombang berwarna hitam kecoklatan berdiri di belakang counter melayani pelanggan yang antusias datang ke café. Senyumnya selalu merekah pada setiap pelanggan yang datang, dengan name tag, [S., Abigail], berupa pin yang disangkutkan pada apron navy dengan bordiran nama café tersebut.

"Selamat datang, mau pesan apa?" sapanya ceria pada setiap pelanggan yang menghampiri counter nya.

Wanita yang berdiri di depannya menyapukan pandangannya pada papan menu yang berada di belakang Sara. "Satu green tea latte dan satu crème brulee," jawabnya.

Sara tersenyum, lalu menginstruksikan karyawan lain di belakangnya yang bertugas meracik minuman. Ia pun mengambil dessert yang dipesan wanita di depannya. Setelah pesanan berada di atas nampan kayu, ia lalu menyajikannya pada sang wanita.

Sekitar jam 10 pagi, Sara pun bergegas keluar dengan membawa tas selempangnya yang memiliki boneka mini sebagai gantungan.

"Hei Sara!"

"Kay! Kau datang!" seru Sara saat melihat sahabatnya menunggunya di depan café.

Orang yang disebut 'Kay' tersebut tertawa kecil melihat pola tingkah Sara yang menghampiri mobilnya, "Kau tahu kan aku sudah janji menjemputmu? Tentu aku akan datang!"

"Sahabatku~" seru Sara manja.

Kay, atau Karin itu tertawa melihat tingkah sahabatnya, "Bagaimana? Apa kau akan terus membantu ibumu di café?"

Sara menggeleng dengan masih tersenyum, "Tidak, ibu hanya memintaku membantu di hari pembukaan saja," jawabnya.

Karin mengangguk, "Tapi ku lihat kau juga memakai apron pegawai," tanyanya.

Sara pun tertawa, "Tentu saja! Aku yang meminta ibu untuk memesankannya untukku, karena desainnya yang lucu!"

Karin menggeleng-geleng mendengarnya, "Baiklah, ayo kita berangkat, nanti kau menggerutu padaku karena terlambat."

Sara mengangguk, "Ayo, tapi apa kau tidak apa-apa izin dari kantor untuk mengantarku?"

"Tidak apa-apa," jawab Karin, "Toh perusahaan itu milik daddy," tambahnya disertai tawa.

First Fate - Justin Bieber Love Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن