Chapter 1

921 193 243
                                    

Kim Taehyung menutup telepon dengan sedikit kasar.

Liburan pantatku, dia membatin.

Pria itu membuang nafas panjangnya dengan sekali hembusan.

Tanpa menunda, dibukanya lemari untuk memilih setelan yang akan dikenakannya. Untung saja kekasihnya telah menyusun baju-bajunya ke dalam lemari tadi malam. Jika tidak, ia mungkin akan mulai membongkar koper-kopernya lagi.

Ia menghabiskan waktu yang cukup singkat di depan cermin, lalu memakai arloji Gucci favoritnya untuk sentuhan terakhir.

"Sempurna," tuturnya.

Ia kemudian berjalan ke almari kecil yang berada tepat di samping kasurnya. Pria tersebut membukanya, memasukkan enam digit nomor agar brankas silver itu terbuka. Sebuah revolver terletak di sana, dengan lima peluru yang masih terisi penuh.

Di ambilnya revolver tersebut dan di selipkan ke balik celana panjangnya. Sekali lagi, pria itu memperhatikan wajahnya sendiri di depan cermin. Dia lalu memberikan kedipan mata untuk dirinya sendiri.

"Kau memang tampan."

Taehyung lantas menyambar kunci mobilnya dan bergerak keluar dari apartemen.

Dengan tidak mempedulikan polisi lalu lintas yang sedang beradu mulut dengan si pengendara mobil tadi, ia melaju dengan mobilnya di jalan raya yang tengah hiruk-pikuk. Mobil keluaran baru itu tidak berhenti membuat orang-orang meliriknya sekali-kali, lantaran Lamborghini Veneno, mobil yang hanya diproduksi sembilan unit di dunia. Pria tersebut cukup kaya untuk mengganti mobil baru setiap bulannya hanya demi sekedar menyombongkan diri ke teman-temannya.

Merasa tidak sabar untuk alasan kenapa "Ketua membatalkan liburannya", Taehyung berusaha untuk menghubungi rekannya, Kim Nam Joon.

Beep . . .

Beep . . .

Beep . . .

"Eo! Taehyung a! Bagaimana dengan liburanmu setelah di kacaukan oleh ketua? Menyenangkan?" rekannya terkikik geli jauh di seberang.

Taehyung memutar bola matanya.

"Aku masih ingat dia memelukku tadi malam dan menyuruhku untuk jangan pergi ke klub malam, sebagai gantinya kembali ke apartemen dan menyuruhku istirahat. Dan apa? Membatalkan liburan? Ketua pasti bercanda."

Nam Joon cengengesan, berharap Taehyung dapat melihatnya. Headphone terpasang di kedua kupingnya.

"Kau tahu Ketua tidak bercanda," papar Nam Joon seiring tidak sengaja menjatuhkan pena nya.

Taehyung hening.

Seolah-olah tidak tertarik untuk mengambil pena nya yang terjatuh, Nam Joon malah meraih pena baru yang tertancap di sebuah kotak kecil. Pria berkumis itu menarik tutup pena dengan gigitannya. Ia menulis kode-kode rumit yang muncul di layar komputernya saat selesai meretas.

"Tapi untuk kabar bagusnya, dia bilang akan meliburkanmu selama enam bulan setelah misi ini selesai," Nam Joon melanjutkan.

"Dia? Dia siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan Ketua?"

"Aku bersumpah akan membunuhmu jika kau berbohong lagi kali ini."

"Eh! Kau kira aku sekurang kerjaan itu?"

"Terakhir kali aku hampir tewas tertembak saat kau salah memberikanku kata sandi, kau ingat?"

"Tapi kau tidak mati kan?!!" pekik Nam Joon.

Tae Hyung tersenyum di balik kemudinya. Ia sekali-kali memperhatikan foto dirinya dengan kekasihnya, Yoon Hanna yang digantung di kaca atas. Dan setiap kali melihatnya, dengan tidak sadar ia akan tersenyum begitu saja.

"Kau yakin Ketua akan meliburkanku selama enam bulan?"

"Yes," Nam Joon mengiyakan.

Kedua mata Taehyung melirik ke kotak kecil yang sedikit berdebu di dalam mobilnya. Ia ingat cincin berlian yang dia beli dua tahun yang lalu. Mungkin sekarang sudah terlihat ketinggalan zaman, tapi dia tetap ingin melamar Hanna dengan cincin kuno itu. Enam bulan? Itu mungkin akan menjadi waktu yang sempurna.

"Taehyung a," Nam Joon memanggil.

Panggilan tersebut berhasil membuyarkan pikiran Taehyung.

"Ng?"

"Aku tiba-tiba saja dipanggil ke ruang Jeo dan coba kau tebak siapa yang baru saja kulihat?" tanya Nam Joon.

"Siapa? Selingkuhan mu?"

"Presiden."

"Aku tidak pernah tau, kau pernah selingkuh dengan Presiden."

"Bukan! Maksudku Pak Presiden! Presiden sungguhan!"

"Dia menuju ruang Jeo," Nam Joon melanjutkan.

"Lalu kenapa?"

"Kau juga di panggil ke ruang Jeo, kan? Dan coba kau terka kenapa Presiden jauh-jauh datang ke sini hanya untuk memasuki ruang Jeo?" tanya Nam Joon dengan sedikit berbisik.

Taehyung mengangkat kedua bahunya.

"Entahlah. Kesulitan mencari anjing peliharaannya?" Taehyung menerka bodoh.

"Misi J! Dan kita berdua secara resmi telah di pilih oleh Ketua."

TBC . . .

A.N

Penasaran? ^^

Vote and comment juseyo!!!

NO SILENT READER PLEASE!

So, berikan saran.

Selamat bertemu di chapter selanjutnya! ^^

Nyeong Nyeong Annyeong~

Mission J (V BTS FanFiction)Where stories live. Discover now