Mungkin Prilly belum bisa menerimanya dengan baik sejak kejadian dua hari yang lalu. itu hanya pikiran Ali tetapi sebenarnya Prilly hanya sedang sensi saja.
"Anak mama, menantu mama ayo sayang masuk." teriak Julia dari dalam.
Ali tersadar kembali dari lamunan buruknya. "Biar aku bantu ya." tangan Ali sudah kembali menempel di pinggangnya Prilly.
"Awas pelan-pelan sayang. Sini-sini langsung dudukin di sini aja Li." Julia heboh sendiri dengan kedatangan anak dan menantunya.
"Ma gak usah heboh begini bisa gak sih? pada lebay deh! Prilly tuh gak apa-apa. Pa.. Yah.. Prilly bukan anak kecil kan pa, yah? Yang di perlakuin kayak bocah umur lima tahun." seperti ingin menangis suara Prilly mengadu kepada papa dan ayah mertuanya.
Ayah darwin sengaja menunggu Ali dan Prilly dari pagi-pagi sekali karena tau Prilly akan pulang dari rumah sakit hari ini. Mungkin mulai saat ini ia akan datang sesekali ke rumah besannya ini untuk melihat keadaan menantu tersayang.
"Iya.. Mama gak usah lebay anaknya sehat begini kok." sahut Roy membela dengan matanya yang di kedipkan ke arah julia.
"Udah sekarang ke kamar aja dulu, nanti kalau ada kepingin sesuatu bilang aja entar di antarin." saran Darwin di angguki kepala dengan Prilly serta Ali tanda bahwa mereka setuju.
Ketika hendak menapaki tangga Julia teriak histeris. "Apalagi mama? Kak kita pulang ke rumah aja." Prilly sudah mengeluh dengan tingkah berlebihan mamanya.
"Nak tidurnya di kamar situ ya." tunjuk Roy pada kamar tamu yang memang berada di lantai bawah. "Biar kamu gak capek turun tangga, kamu kan gak boleh capek-capek." bujuk Roy.
"Pa ka-
"Kamu gak mau anak kita kenapa-napa kan, nau anak kita sehat terus kan? Ali menyela cepat omongan Prilly. Ia membujuk dengan caranya yang langsung membuat Prilly mengangguk patuh.
"Ayo masuk." Prilly menarik tangan Ali agar masuk ke dalam kamar tersebut.
Semuanya tercengo melihat nurutnya Prilly pada suaminya, hanya saat Ali membisikannya saja tadi dia langsung diam tidak lagi cerewet ini dan itu.
• • • • •
Tok..tok..tok....
"Nak makan malam dulu yuk." itu suara Julia di depan pintu kamar anaknya. Kamar yang di maksud adalah kamar tamu yang di lantai bawah.
Ceklek
"Iya ma nanti kita nyusul, Prillynya lagi tidur nanti Ali coba bangunin." ucap Ali dengan suara yang sangat sopan.
"Jangan di coba-coba, di paksa nak jangan sampai dia gak makan seharian ini. Kamu juga jangan ikutan gak makan." Julia memang seorang mama yang super cerewet tapi cerewet karena kebaikan. Ali hanya mengangguk paham.
Setelah mama mertuanya berlalu Ali langsung membanngunkan istrinya.
"Prill bangun dulu yuk kita makan malam bareng papa,mama, sama ayah juga. Ayah udah mau pulang tuh kita temuin dulu yuk." sungguh cara Ali membangunkan Prilly alangkah pelan dan lembutnya. Bukan bangun tapi yang ada Prilly semakin nyenyak mendengar alunan suara Ali dan menggeliat mencari posisi yang nyaman.
"Prilly ayo kasian anak kita, dia pasti lapar." Ali selalu membawa nama 'anak kita' saat membujuk Prilly dan untungnya hal itu berhasil.
"Eengh iya ini udah bangun kak." Prilly mengerjapkan matanya merasa silau karena lampu yang bersinar. Wajar saja dari siang ia tidur dari sebelum lampu menyala hingga malam yang sudah menyala dengan terang.
"Ya udah ayo." ajak Ali.
Saat tiba di meja makan Prilly menutup mulutnya rapat-rapat, tidak mau makan, namun usul dari Roy yang menyuruh Ali menyuapinya berhasil. Tadi yang hanya sesendok pun tak mau tapi tiba Ali menyuapinya sampai nambah tiga kali.
"Udah kak!" Prilly menggebrak meja kesal karena Ali tidak berhenti menyuapinya.
"Prilly! Ini baru beneran kamu kayak anak kecil! Yang di depan kamu itu suami kamu bukan sekedar adik kamu." Roy marah balik kepada anaknya sendiri. Julia saja jika lebih tinggi suaranya dari padanya ia marah apaagi ini anaknya membentak suaminya benar-benar kelakuan yang tidak di sukai oleh Roy.
"Iya udah, nih minum dulu." masih Ali memberi Prilly minum, maksudnya ia yang memegang gelas itu meminumkannya pada Prilly.
"Minta maaf sekarang!" suruh Roy dengan suara tegas.
"Maaf." ucap Prilly lirih. Air matanya sudah ingin turun, tinggal berkedip sekali saja jatuhlah air matanya.
"Iya aku juga minta maaf terlalu maksa. Aku terlalu bersemangat melihat kamu makan banyak, udah ya gak usah nangis." Ali mendekap Prilly di depan orangtuanya tanpa malu bahkan ingus Prilly pun ia lap.
"Jangan di ulangi lagi ya." Roy mengelus kepala Prilly. Sebenarnya tidak mau marah pada anak, tapi ini sudah kelewat batas dan setelah beberapa detik marah ia akan menyesal. Istrinya, Julia dan Darwin hanya diam saja.
"Hei kok malah nambah nangisnya, aku gak marah." Ali menghapus air mata Prilly yang sudah banjir di wajahnya.
"Maaf." lirih Prilly.
"Di maafin." ucap Ali cepat.
"Udah-udah jangan di perpanjang, masalah kecil jangan sampai di besar-besarin." Darwin angakt bicara yang sedari tadi hanya diam saja.
setelah semuanya selesai makan mereka pindah ke ruang kelurga berkumpul.
"Pulang dulu ya, mungkin lusa akan mampir sebentar kesini. Oh iya Roy jangan lupa persentasikan hasil kerja perusahaan Zax group." Roy mengangguk paham.
"Hati-hati yah." ucap Prilly.
"Iya kamu juga jaga kesehatan ya sayang. Jangan mudah lelah." ucap Darwin sambil mengelus punggung tangan menangunya tersebut.
"Jangan bikin masalah lagi. Sudah cukup kamu buat ayah malu, kamu pikir ayah tidak malu dengan mertuamu. Ayah tidak akan marah jika kamu tidak berulah mangkanya ubahlah sikap kamu, jaga istri dan anakmu terus dekatkan diri kamu agar dia tidak merasa asing." bisik Darwin di telinga Ali. Prilly mengernyit heran, namun berusaha ia tepikan rasa penasarannya pada ayah mertua dan suaminya.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam."
"Yuk tidur." Ajak Ali pada Prilly, secara reflek tangannya mengelus perut istrinya itu. Prilly pun mengangguk. Matanya memang sudah merah menahan kantuk, mungkin efek tangisnya tadi padahal seharian tadi ia tidur terus.
"Pa..ma kita duluan." pamit Ali.
"Iya." Jawab Roy,Julia bersamaan.
***
Assalamualaikum wr.wb😇
Ini part tergaje sih menurutku. Maaf typo masih banyak bertebaran hihi😂
12 Agustus 2017
Terima kasih:*
YOU ARE READING
Again and Again
FanfictionBISMILLLAH Cerita pertama nih karena penyesalan manusia bisa sadar Karena kesalahan manusia bisa berubah Semua akan indah pada waktunya sabar dan ikhlas itulah kuncinya. - - - Ali dan Prilly menjadi inspirasi saya:* . . . . . masih awam guys dengan...
PART 16
Start from the beginning
