6

3.4K 331 5
                                    

A very big thanks for liked this story and i really really appreciate your vote❤❤

Ucapan Nayeon benar-benar dibuktikan.

Pasalnya, ini sudah jam 10 malam tapi Nayeon belum juga keluar dari kantornya. Yoongi sudah menunggu sejak 3 jam yang lalu didepan kantor Nayeon.

Walaupun tadi Nayeon sudah bilang akan pulang beraama temannya, tentu saja ucapan Nayeon tidak diindahkan oleh Yoongi.

Telfon maupun pesan yang ia kirimkan, tidak ada satupun yang dibalas Nayeon.

Tidak lama berselang, ia melihat Nayeon keluar dari kantornya.

Melihat Yoongi berdiri menunggu di samping mobilnya, Nayeon menghampiri Yoongi. Walaupun masih merasa kecewa dan marah, tetap saja Yoongi adalah suaminya.

"Dimana temanmu yang akan mengantarmu?" sembur Yoongi saat Nayeon mulai mendekati dirinya.

"Sudah pulang dari tadi." jawab Nayeon dingin

"Kau tidak menjawab telfonku, bagaimana
kalau aku tidak menjemputmu? Kau mau naik apa malam-malam begini?"

Tidak mengindahkan perkataan Yoongi, Nayeon melengos langsung masuk ke dalam mobil. Merasa tidak didengarkan, Yoongi mendesah pelan dan mengikuti Nayeon untuk masuk ke dalam mobil.

.

Keheningan diantara Nayeon dan Yoongi masih berlanjut hingga keesokan harinya.

Tidak ada yang pergi bekerja di hari sabtu. Nayeon masih berkutik dengan laptopnya di ruang tv, begitu juga Yoongi yang masih belum meningalkan meja kerjanya karena menyiapkan beberapa berkas untuk dibawa ke China senin besok.

.

Yoongi menghampiri Nayeon di ruang tv.

"Bukannya rencana hari ini kita ke IKEA?" tanya Yoongi

"Tidak jadi, masih banyak kerjaan."

"Bukannya aku sudah bilang untuk tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah."

Nayeon tidak menjawab, ia tetap melanjutkan mengedit novel.

"Nay, kita perlu bicara. Ngga seharusnya kita diam-diam seperti ini."

Masih tidak ada jawaban dari Nayeon.

"Nay.."

Nayeon meletakan laptopnya disampingnya dan mendeaah kecil, "Baiklah aku akan jujur"

"Aku kira kita sudah berkomitmen untuk mempercayai satu sama lain, aku sudah berusaha menjadi istri yang baik, aku sudah mengikuti semua aturanmu bahkan sampai hal yang kecil pun aku mengikutinya."

"Aku sudah menceritakan semua masa laluku, aku sudah memberitahumu apa yang aku suka dan tidak suka. Tapi aku belum mengetahui semua tentangmu, kau bahkan tidak berusaha terbuka dengan menceritakan masa lalumu, apa yang terjadi dulu sehingga kau selalu berusaha tertutup? Apa alasan dibalik semua aturan-aturan itu?" ujar Nayeon tajam.

Yoongi tahu, ia memang salah. Semua yang Nayeon katakan benar. Walaupun begitu, Yoongi memiliki alasan mengapa ia melakukan semua itu.

"Nay aku tahu kau kecewa padaku, aku tidak menceritakan semua padamu bukan berarti aku tidak mempercayaimu."

"Aku tidak menceritakan masa laluku karena sangat menyakitkan jika mengingatnya,  aku memiliki alasannya aku tidak ingin itu akan terjadi kembali kepadamu, aku tidak ingin hal itu terulang lagi, aku akan menceritakan semuanya jika aku siap, jika sudah benar-benar tidam menyakitkan lagi untuk diingat, jadi maafkan aku Nay."

Mendengar penjelasan Yoongi, Nayeon langsung memeluk Yoongi erat dengan meletakan kepalanya di dada bidang Yoongi.

Sekarang ia tahu, Yoongi mengalami hal yang lebih sulit dari yang ia kira. Yoongi yang sangat dingin diluarnya namun sangat tersiksa karena masa lalunya, yang bahkan Nayeon belum tahu tentang itu.

"Maafkan aku yang terlalu egois, aku tidak memikirkanmu dan hanya memikirkan diriku sendiri." gumam Nayeon

Yoongi membalas pelukan Nayeon lebih erat, "Tidak apa, kau juga berhak tahu semua tentangku, salahki karenamaku tidak memberitahumu, jadi maafkan aku juga."

.

Selama Yoongi di China, memanggil sopir kantor untuk mengantar Nayeon. Walaupun tidak ada Yoongi aturan tetap sama. Padahal Nayeon sudah rindu untuk menyetir mobilnya sendiri.

Tidak lupa, Yoongi selalu melfonnya melalui face time. Tidak peduli jika Nayeon masih berada di kantor. Bahkan tengah malam, jika dia masih belum bisa tidur, dia pasti menelpon Nayeon.

.

Sementara Yoongi berada di china selama satu minggu. Ia pergi ke China bersama tiga staffnya, termasuk Seulgi.

Yoongi dengan ketiga staff sedang makan malam bersama.

"Kau tidak menyukai udang Seulgi-sshi?" tanya Yoongi saat melihat Seulgi mengeluarkan beberapa udang dari mangkoknya

"Saya alergi udang, jadi saya memisahkannya."

Sejenak Yoongi mengingat, Seulgi kekasihnya dulu juga alergi udang. Apa mungkin benar dia Seulgiku dulu? pikir Yoongi.

.

Selama di China Yoongi semakin tahu sifat-sifat Seulgi. Mereka sering mengobrol santai.

Han Seulgi sangat lembut dan feminim, sedangkan Kang Seulgi sedikit banyak bicara dan memiliki style yang jauh berbeda dari Han Seulgi.

Terkadang Yoongi ragu kalau dia adalah Kang Seulgi, namun di sisi lain ia juga yakin bahwa dia adalah Kang Seulgi, kekasihnya dulu.

Han dan Kang Seulgi memiliki kesamaan yakni mereka sangat open mind dan dewasa.

Karena sikap dewasa Kang Seulgi lah yang membuat Yoongi jatuh cinta padanya.

Namun, anehnya Yoongi menyukai sifat kekanakan Nayeon yang sering membuatnya tertawa sendiri. Padahal Yoongi sendiri bukan tipe orang yang mudah tertawa.

.

"Jadi bagaimana? Apa sudah mendapatkan informasi?" ucap Yoongi dengan seorang pria melalui ponselnya.

"Belum tuan, tapi saya sudah mendapatkan alamat orang tuanya dan beberapa kerabat dekat Han Seulgi."

"Kalau begitu, informasikan langsung kepadaku apa saja yang kau dapat."

"Siap Tuan."

***

Million Words✔Where stories live. Discover now