[Final Battle] 49 - Night And Fire

54 6 0
                                    

Reide berdiri. Chera mendarat dengan mulus di belakangnya.

"Kita akan menang, 'kan!" kata Reide bersemangat.

Chera tersenyum, "Tentu saja!"

Ghea memandangnya dari jauh. Devoran ada di belakangnya. "Dasar tidak becus! Melawan dia saja tidak bisa!" gerutu Ghea.

"Harusnya aku yang bicara begitu!" balas Devoran sengit.

Kedua pasangan itu saling berhadapan. Dua lawan dua. Sepertinya pertarungan yang sebenarnya akan dimulai sekarang. Chera yang pertama maju dan meruntuhkan jeda diam mereka. Dia maju bersama kapak besarnya dan kekuatan malaikatnya. Kapak itu dipenuhi aura gelap. Devoran ikut maju dengan palu raksasanya.

Reide tidak lagi terfokus pada Ghea, dia ikut membantu Chera. Dia membuat beberapa bola api dan melemparkan pada Devoran yang hendak menyambut serangan Devoran. Devoran menghindar dengan mudah, dia pun mencapai Chera.

TRANG!

Ujung kapak Chera menekan gagang palu besar itu dan menimbulkan suara keras.

"Berusaha seperti apa pun, kalian akan kalah!" sahut Devoran.

"Oh, ya? Balas Chera sambil menarik kapaknya mundur.

ZRRRT...

Devoran menyambarnya dengan listrik, tapi Chera sempat menghindar. Chera memberikan elemen angin pada kapaknya dan memberikan tebasan jarak jauh. Devoran melayang ke atas. Reide ikut menyerang dengan bola apinya. Ghea mencabiknya dengan cakarnya dan tertawa geli.

"Belum sadar juga?" tanya Ghea. "Ramalan jelas-jelas mengatakan tidak ada sayap putih yang bisa mengalahkan Sylvester. Tidak juga kalian!"

Apa yang dikatakan Ghea memang ada benarnya. Bagaimanapun, malaikat kematian juga punya sayap putih sama seperti malaikat yang lain. Hanya saja mereka punya sayap hitam selain sayap putih itu. Kalau ramalan itu benar, berarti tidak ada satu malaikat pun yang bisa mengalahkan Sylvester.

"Sayang sekali, aku bukan tipe yang percaya pada ramalan!" sahut Reide.

Dia membuat dua bola api lagi lalu melemparnya. Ghea menghindar dengan mudah. Dia maju dan memukul Reide. Kali ini, Reide berhasil menghindar. Dia malah berhasil mendorong Ghea yang dilewatinya.

"Menyerahlah pada takdir!" pinta Ghea.

"Benar, tidak ada yang bisa kalian lakukan!" tambah Devoran. "Mau manusia atau malaikat, takdir tetap tidak bisa dilawan."

BRAK!

Chera memukulkan kapaknya pada palu Devoran dan membuat keduanya berdekatan.

"Ada seseorang yang divonis mengidap penyakit mematikan. Semua dokter sudah angkat tangan. Di usianya yang muda itu, dia dihadapkan pada kematian. Menurutmu, apa yang dia lakukan?" tanya Chera. "Dia tidak menyerah. Tidak peduli kematian ada di depannya, dia tidak pernah kehilangan harapan. Dia tetap bersemangat. Kami sama seperti dia!"

CRAK!

Chera menekan kapaknya dan menggores lengan Devoran yang langsung mundur.

"Benar!" sahut Reide. "Manusia memang dipenuhi banyak kelemahan, tapi mereka juga diselimuti kekuatan yang tidak pernah pudar. Harapan! Selama kami hidup, kami akan berjuang!"

"Berapa ribu pion neraka pun akan kami hadapi!" sahut Chera.

Devoran tertegun sebentar

"Hahahahaha..."

Kedua pion neraka itu tertawa terbahak-bahak mendengar keseriusan dua malaikat itu. Bagi mereka, perkataan seperti itu banyak didengar dari malaikat yang berhasil mereka bunuh. Sama sekali bukan sebuah gertakan atau pernyataan yang membuat mereka gentar.

Angel of Death (2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang