Dari Seorang Pembaca

120K 9.6K 554
                                    

Teruntuk sang tokoh utama... sore ini aku menerima rangkaian aksara yang ditujukan untuk bisumu yang terlalu lama. Dari seorang pembaca, untukmu ... sang inti cerita. Yang diharapkan bisa sampai di hatimu, di ruang hampa tak kasat mata yang nyata bagi mereka. Dari seorang pembaca... aku ikut menyampaikannya.

Untuk Fajar,

Kapan kamu akan kembali membuka hari-hariku?

Kapan kamu akan kembali memancarkan sinarmu?

Kapan kamu akan kembali memberiku kehangatan?

Akankah kamu kembali?

Fajar, kumohon, cepatlah bangun, cepatlah terbit. Karena Senja tidak mau menutup harinya tanpa Fajar di esok hari.

Tanpa Fajar, Senja merasa kosong. Tanpa Fajar, Senja merasa kurang. Tanpa Fajar, Senja bukanlah Senja.

Bahkan Surya pun enggan memancarkan sinarnya lagi karena sang Fajar tidak hadir bersamanya. Sang Surya muram, Fajar yang biasa menemaninya mengisi hari kini terbaring dengan sebuah harapan yang tidak pasti.

Langit yang memang selalu mendung, kini bertambah mendung. Langit butuh Fajar untuk membuatnya sedikit cerah walaupun tidak sepenuhnya. Setidaknya Langit tahu, bahwa Fajar masih bersamanya, hingga Langit bisa meringankan sedikit bebannya. Setidaknya masih ada langit Fajar untuk langit Senjanya.

Fajar, jikapun kamu akan pergi dan tidak kembali, aku mohon, buka matamu, walau sebentar. Aku hanya ingin menatap matamu dan mengatakan hal yang belum sempat aku katakan. Setidaknya, buka matamu untuk mengucapkan 'selamat tinggal', ya aku tahu itu sakit, tapi bukankah lebih sakit lagi bila kamu pergi tanpa pamit?

Dan jika pun kamu benar-benar pergi setelah itu, mungkin aku akan mencoba menerimanya, setidaknya aku sudah mengatakan hal itu.

Fajar, akankah kamu memberi lagi kehangatan pada hari-hariku?
Fajar, akankah kamu memulai hari-hari bersamaku?
Jika iya, tolong jangan berlama-lama terlelap.
Jika tidak, tolong beri aku satu ucapan 'selamat tinggal' dan 'aku sayang kamu' maka aku akan mencoba melepaskan.

Aku merindukan hangatnya Fajar. Aku merindukan cerahnya Fajar. Aku merindukan semua hal tentang Fajar.

Karena tidak akan ada langit Senja tanpa langit Fajar. Tidak akan ada yang menutup hari tanpa ada yang memulai hari. Karena, Fajar adalah awal semuanya.

Dari sekian kata yang kutorehkan pada tulisan ini, ada satu pertanyaan sebelum aku mengakhiri tulisan ini. Dan itu adalah,

Akankah Fajar kembali terbit jika Senja bersedia menjadi penutup bagi Fajar?

Hanya itu yang dapat aku tuliskan disini. Semoga kamu memiliki waktu lebih lama untuk membaca ini. Jikapun tidak, biarkan tulisan ini menjadi saksi bisu bahwa Fajar sangat berarti untuk banyak orang, terutama aku.

Dari Amel, Untuk sang Fajar.

Dari seorang pembaca untuk Fajar. Mungkin tak seelok rangkaian aksara di setiap bangau kertas yang selalu kau puja. Tapi harapan di sana sama... untuk yang terbaik bagi sang tokoh utama.

Dari penulis amatir untuk Amel, terima kasih telah memberi ruang untuk tokoh fana yang akhir-akhir ini berlarian di kepala, memberi kesempatan untuknya merasa nyata.

Dari penulis amatir untuk semua pembacanya, maaf jika hanya ini penghargaan yang bisa saya beri untuk kalian.

Dan untuk kalian, pembaca Catatan Tentang Hujan ...

Terima kasih sudah setia sampai sejauh ini. Sudah rela komen dan vote, bahkan memperbaiki ejaanku yang kurang tepat. Seperti semua buku, awal pasti ada akhir.

Cieeee, bacanya serius amat. WKWK.

Btw, makasih amel, kaget sih tadi kamu sampe bikin surat buat Fajar, tapi seneng juga. 😂😂😂

Ah ... *ini bukan desah* ... sekalian ngasih tau, untuk bab-bab akhir besok (2-5 hari lagi di post) akan di privat. Silakan follow untuk membaca.

Untuk sider... semoga tersentuh untuk memberi vote. WKWKW. Bercanda ... *lalu author dilempar jumroh*

p.s Aku masih hutang jawaban dari Langit, Esa, Surya dan cast lain yaaa.

Jangan bosen sama CTH, baca juga Lukisan Tentang Langit.

***

love,

A.

Catatan Tentang HujanWhere stories live. Discover now