Bab 24

49.1K 2.4K 36
                                    

Sekali lagi headline berita ibukota menjadi gempar seluruh negeri, setelah berita putusnya pertunangan antara model internasional dan pengusaha muda. Lagi-lagi berita headline seorang pengusaha yang juga ayah sang model tiba-tiba saja diperiksa oleh Dirjen pajak, karena dugaan pengelapan pajak. Semuanya terjadi begitu cepat. Apalagi kasus tersebut tidak hanya melibatkan ayah sang model tapi juga mantan calon ibu mertua sang model. Semua pihak bertanya-tanya akan skandal yang terjadi, apalagi sang pengusaha sudah menjadi seorang tersangka.

Rasyid yang mendengar dan membaca surat kabar tersenyum puas, karena dialah yang melaporakan sang pengusaha itu. Ya Rasyid sudah mulai melaksanakan rencananya. Rasyid lah yang memberi kisikan kepada petugas berwenang mengenai pengelapan pajak yang dilakukan oleh Hendra Hadinata. Dan mengenai keterlibatan ibu tirinya sebenarnya Rasyid tidak mengetahuinya tapi ketika menyelidiki lebih lagi, dia jadi tidak heran. Mengingat sang ibu tiri adalah orang yang tidak pernah puas akan apa yang dia miliki.

"Tuan Hendra dan nyonya Ambar akan segera kesini, pak. Mungkin mereka berdua sudah menyadari siapa dibalik penyelidikan mereka berdua. Karena yang saya dengar mereka juga mempunyai orang dalam diDirjen pajak." Raka berbicara ketika melihat Rasyid membaca surat kabar mengenai tuan Hendra. "Tidak apa-apa itu lebih baik. Jika mereka berdua datang kemari, tolong kamu hubungi pihak berwajib. Aku sudah memasang cctv dan alat perekam diruangan ini. Aku akan menyelesaikan semuanya. Dan aku akan membuat mereka berbicara." Rasyid memberi perintah kepada Raka. Belum juga Raka membalas perintah Rasyid sekretaris Rasyid memberi tahu kalau tuan Hendra dan nyonya Ambar datang ingin menemui Rasyid. Rasyid yang sudah mempersiapkan semuanya, langsung saja Raka keluar melaksanakan perintah Rasyid. Dan Rasyid segera bersiap akan konfrontasi terakhir dengan dua orang yang menghancurkan keluarganya.

Ketika pintu ruangannya terbuka segera dia menyalakan cctv dan alat perekam yang ada dibawah mejanya. Rasyid hanya melihat kedatangan mereka dan duduk tenang dibalik meja kantornya. Tidak ada niat dihatinya untuk menyambut mereka berdua. "Apa maksud kamu dengan melaporkan aku pada Dirjen pajak?." Tanpa basa-basi tuan Hendra bertanya pada Rasyid. Nyonya Ambar yang datang bersamanya hanya duduk tenang seakan memperhatikan apa yang terjadi. Rasyid yang mendengar pertanyaan tuan Hendra hanya diam. Dia hanya tertarik melihat sikap nyonya Ambar yang terlihat tenang. Rasyid salut pada ibu tirinya itu yang masih bisa tenang meski dia sudah terpojok.

"Mengapa kamu diam Rasyid? Jawab pertanyaanku? Jangan dikira aku tidak tahu kamulah yang menjebak Sofia sehingga memutuskan pertunangan kalian!. Aku bukan anak kemarin sore seperti Sofia yang bisa dijebak begitu saja. Jelaskan padaku apa maksudmu dengan melaporkan aku?." Tuan Hendra bertanya dengan raut muka keras memuntahkan amarahnya. Diakui olehnya kalau dia merasa telah dibodohi oleh Rasyid. Dengan bodohnya dia menyerahkan data-data perusahaannya kepada Rasyid dengan iming-iming investasi pada perusahannya. Semua itu terjadi sebelum putusnya pertunangan Sofia dengan Rasyid.
Dan sekarang dia menyesalkan keputusan gegabahnya, sekarang dia harus menuai dari buah yang dia tanam. Pahit. Karena apa yang dituduhkan padanya adalah benar. Bayang-bayang penjara membuat dia sedikit gentar. Tapi tuan Hendra mencoba menyembunyikannya, tidak mau Rasyid mengetahuinya.

"Ah..., anda ingin tahu maksudku sebenarnya? Tidakkah anda menebak kenapa saya melakukan semua ini kepada anda. Dan ibu, bukannya anda sudah tahu yang sebenarnya, mengapa ibu tidak memberitahu tuan Hendra bukannya ibu DEKAT dengan tuan Hendra." Rasyid berkata dengan tenang dan sinis, menekankan kata 'dekat' kepada ibu tirinya. Nyonya Ambar yang baru pertama kali dipanggil ibu oleh Rasyid sedikit tersentak. Ironis sekali selama bertahun-tahun dia menikah dengan ayah Rasyid baru hari ini dia dipanggil ibu. Itupun dengan keadaan yang membuat ia khawatir ketika mendengar kata-kata sinis yang keluar dari mulut Rasyid. "Kamu sengaja membuat rencana untuk menjatuhkan aku? Apa kamu mau balas dendam kepadaku karena sudah merebut ayahmu dari ibumu? Atau kamu marah karena ayah yang kamu banggakan itu dengan teganya membuang kamu ke asrama yang begitu jauh. Tahukah kamu itu semua adalah permintaanku. Wanita yang kamu anggap hina dari dulu ini nyatanya adalah wanita yang digilai oleh ayahmu sampai dia mati." Nyonya Ambar berkata tenang kepada Rasyid, sengaja dia mengungkit masa lalu. Dia ingin memancing amarah Rasyid sehingga dia bisa memojokkan Rasyid.

ISTRI BERASA SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang