Bab 9

64.3K 2.7K 18
                                    

Ring...ring...ring
Aisya tersentak.Rasyidkah?kenapa dia telefon pada waktu begini?Aisya memandang jam,pukul 01.30 pagi.Apa yang dia mau?Dibiarkan deringan itu agak lama.Panjang umur dia.Memang Rasyid yang telefon."Halo!"lemah suara Aisya menjawab.Berpura-pura baru terjaga dari tidur.Dia mau Rasyid tahu kalau dia belum tidur dari tadi.Apa yang akan dia jawab ketika Rasyid tanya nanti."Aisya".Terasa gemerisik suara Rasyid dipendengarannya."Aisya".suara Rasyid terdengar lagi bila Aisya belum menjawab."Ya...ya..ini Aisya.Tuan Rasyid ada dimana sekarang?"spontan lidahnya bertanya.Aisya lupa dia tidak boleh bertanya walau sepatah.Senyap.Aisya gelisah.Mati aku.Dia sadar akan janjinya."Di Yogyakarta".Rasyid merasa serba salah.Perkataan apakah hang yang wajar diucapkan kepada Aisya.Akukah,saya atau Mas untuk menjawab Aisya.'Saya' terlalu formal sedangkan 'Aku' terlalu kasar.Pertama kalinya Rasyid memikirkan perasaan Aisya.Tanpa sadar hatinya sudah menempatkan nama Aisya didalamnya.Mas!Rasyid malu untuk membahasakan dirinya dengan pangilan itu.
Dulu dia mengamuk ketika Aisya memanggilnya 'Mas' setelah ijab kabul.Makian dan teriakan yang Aisya terima.Sesudahnya,Aisya memanggilnya "Tuan Rasyid".Hanya Aisya yang berubah dari perkataan 'Saya' menjadi 'Aisya'.

Rasyid sadar Aisya menganggap dirinha sebagai seorang suami.Sedangkan dia hanya menganggap Aisya sebagai perempuan simpanan saja.Bertemu sesuka hati dia.Pantang salah sedikit pasti perempuan itu akan ketakutan dan pucat wajahnya.Makian dan amarah selalu dia luahkan kepada Aisya sesuka hati.Rasyid tidak perduli akan perasaan Aisya."Tuan Rasyid,Aisya...Aisya minta maaf".Aisya meminta maaf karena tadi sudah bertanya.Rasyid tidak menjawab.Masih senyap dan berfikir."Kenapa Aisya?Aisya tidak ada salah apapun.Aisya sehat?tanya Rasyid.Aisya tertegun.Dia tanya kesehatanya?Dia heran akan Rasyid.Hampir lewat tengah malam baru tanya sehata apa tidak dia mengapa tidak sabar menunggu besok kalau dia ingin bertanya?Hatinya bertanya."Sehat".Jawab Aisya singkat."Terus kenapa Aisya telefon tadi?".Lembut suara Rasyid."Tadi Tuan Rasyid telefon Aisya,jadi...Aisya cuma..."."Hah!kau kemana tadi?kenapa handphone berbunyi tidak kau jawab?".Kali ini Rasyid serius.Suaranya juga berubah.Tiba-tiba hatinya panas.Perkataan 'Aisya' sudah berganti menjadi 'kau'."Aisya tertidur.Aisya tidak mendengar hp berbunyi".Suara Aisya bergetar.Rasyid terdiam.Tiba-tiba persaan takut datang dihatinya.Memang pantang bagi Rasyid kalau dia salah walaupun kesalahanya cuma kesalahan yang kecil."Besok aku pulang.Kau ingin oleh-oleh apa?".Tanya Rasyid.Aisya terdiam.Lega hatinya Rasyid tidak marah seperti sangkaannya.Bermimpikah aku?Aisya menampar pipinya.Aduh!Aku tidak bermimpi.Pasti Rasyid yang bermimpi.Aisya tidak percaya Rasyid bertanya oleh-oleh apa yang diinginkanya.Pertanyaan Rasyid tisak dijawab tapi Aisya tersenyum sendiri."Aisya kau tidak mendengar apa yang aku bicarakan tadi?"Rasyid semakin melekatkan hpnya ketelinga.Tertidurkah dia?."De..dengar".Aisya gugup."Kau ingin pesan oleh-oleh apa?".Rasyid mengulangi pertanyaanya."Tidak,Tuan Rasyid.Cuma...cuma Aisya harap tuan Rasyid selamat dan sehat pulang kesini"."Hmm...baiklah.Setelah ini pergi tidur."Rasyid mengarahkan bagaikan menyuruh anak kecil.Dia kembali mengendarai mobil menuju ke hotel.Hilang senyuman Winda,muncul wajah Aisya dipikiranya.Tidak sabaf rasanya untuk kembali ke Jakarta menemui Aisya.Istri yang selama ini dianggap perempuan simpanan.

Aisya tersenyum lagi.Terlau banyak perubahan sikap Rasyid.Dia kembali merebahkan tubunya.Berharap mimpi indanya menjadi kenyataan.Hidup disamping orang yang mengasihinya.Berharap Rasyid lah orangnya.Tidurnya nyenyak hinga ke pagi.

==============================================================================================

Tepat pukul 19.00 malam,Rasyid bersiap-siap untuk keluar.Dia merasa tidak sabar untuk berjumpa Aisya.Rasyid tersenyum puas."Syid,mau kemana?"Nyonya Ambar bertanya ketika melihat Rasyid hendak keluar."Akhir-akhir ini ibu lihat Rasyid jarang pulang?!,kemana saja?menemui siapa?"tegas suara Nyonya Ambar.Rasyid menoleh sekilas pada ibunya.Dia merasa bosan bila segala gerak geriknya selalu dipertanyakan oleh ibunya,Rasyid memang tidak terlalu dekat dengan ibunya,apalagi nyonya Ambar hanya ibu tirinya.Rasyid tidak menjawab hanya menoleh dan lansung pergi tidak menjawab pertanyaan dari ibunya.

ISTRI BERASA SIMPANANWhere stories live. Discover now