part 6 : Cinta Dalam Diam

4.2K 280 4
                                    

Hari ini aku mengajar anak-anak jalanan bersama Aisyah. Aku berangkat lebih dulu, Aisyah langsung menyusul setelah ia selesai mengajar di kampus.

"Umi, Aisyah berangkat ngajar anak-anak dulu, Assalamu'alaikum" ucap ku sambil mecium punggung tangan umi.

"Iya hati-hati nak, Wa'alaikumsallam" ucap umi sambil mengusap kepala ku.

Aisyah belum datang padahal pengajaran akan segera di mulai.

'Mungkin Aisyah masih sibuk di kampus, sepertinya aku harus mengajar sendiri saja, kasian anak-anak sudah menunggu' batin ku.

Kelas segera aku mulai, tak lama Hafiz datang.

"Assalamu'alaikum" ucap Hafiz dengan senyumnya yang lebar.

'Sungguh tampan ciptaan mu ya Rabb, Astgfirullah dosa Ra Dosa' batin ku.

"Wa'alaikumsallam" ucap ku sambil menunduk.

Hati ku bertak kencang ketika Hafiz duduk disamping ku, aku jadi salting gitu hehe..

"Aisyah yang meminta ku menemani mu, Aisyah ada rapat mendadak" ucap Hafiz menjelaskan kedatangannya.

"Iya Fiz jadi ngerepotin kamu deh, afwan ya" ucap ku sambil tersenyum.

Kelas sudah selesai.

"Aku boleh ngantar kamu pulang, aku sudah lama tidak bertemu umi" ucap Hafiz.

"Iya boleh" ucap ku sambil menunduk.

Kami akan segera pulang. Terdengar suara itu, suara yang tak pernah lagi ingin ku dengar.

"Hubby...Hubby" ucap lelaki itu sedikit berteriak.

Ya aku mengenali suara itu, hanya Ali yang memanggil ku dengan sebutan Hubby. Dia menarik tangan ku.

"Kamu apaan sih sembarangan memegang tangan yang bukan mahram mu" ucap ku dengan nada sedikit tinggi.

"Aku sangat mencitai mu Ra, aku tak pernah bisa mencintai istri ku dengan sepenuh hati, jangan biarkan aku dholim dengan istri ku Ra, aku membencinya karena dia, aku dan kamu tak bisa bersama" ucap Ali.

"Astgfirullah, kau sudah tidak waras mas, kamu yang meninggalkan ku menikah dengannya lalu kamu datang meminta ku menyakiti hati perempuan itu" ucap ku sambil menangis.

"Aku tak pernah menginginkan wanita itu untuk jadi istri ku, aku terpaksa menikahinya, ketika aku pulang dari Kairo, umi sakit dan memaksa ku menikahi Fatimah namun aku tak pernah bisa mencintainya dengan sepenuh hati, aku tau kamu masih mencintai ku, sekarang aku kembali untuk menjemput mu, aku akan menceraikan istri ku" ucap Ali dengan gemetar, terselip kemarahan di wajahnya.

"Istgfar mas, aku sudah meralakan mu untuknya kembali lah kepada istri mu aku mohon" ucap ku memintanya.

"Aku tak bisa tanpa mu, aku tak bisa terus-terusan berdosa karena mencintai mu dalam diam, tolong bebaskan aku dari dosa ini jadilah istri ke dua ku jika kau tak ingin menyakiti Fatimah" ucap Ali yang terus menatapku.

Aku hanya menunduk ketakutan, badan ku gemetar. Hafiz yang sedari tadi diam mulai bicara.

"Kau jangan memaksanya Li, 3 tahun yang lalu kau sangat menyakitinya lalu sekarang kau datang lagi membuka luka itu apa kau tak cukup puas melihatnya menderita karena sikap mu dulu" ucap Hafiz dengan nada sidikit tinggi dan kesal.

"Kau hanya seorang teman, kau tak pantas ikut campur" ucap Ali dengan nada membentak Hafiz.

"Aku calon suami Ira, jadi ku mohon jangan ganggu dia" ucap Hafiz masih tenang.

Deggggg... aku terkejut mendengar Hafiz bicara seperti itu, jantung ku berdebar kencang.

"Kau terlalu hebat bersandiwara, aku tau kau sahabatnya dari kecil, aku akan segera mengkhitbah Ira" ucap Ali sangat marah.

"Kau pasti tau dengan jelas haram hukumnya mengkhitbah wanita yang telah di khitbah saudara seimannya" ucap Hafiz.

Ali hanya diam dan pergi, kami juga segera beranjak pulang, jantung ku masih saja berdetak kencang, aku merasa nyaman ketika bersama Hafiz.

"Kau tenang saja Ra, Ali tak akan mengkhitbah mu, besok aku akan segera mengkhitbah mu" ucap Hafiz dengan sedikit gemetar.

Aku hanya diam tertunduk.

Plasback
Ali datang lagi kerumah ia mencari ku.

"Assalamu'alaikum umi, Lina nya ada umi, Ali sangat merindukannya" ucap Ali sambil mencium punggung tangan umi.

"Wa'alaikumsallam, Humaira nya sedang tidak dirumah dia mengajar anak-anak" ucap umi.

Umi memberi alamat tempat aku mengajar.

"Ya sudah umi, Ali akan menyusulnya kesana" ucap Ali.

Ia bergegas pergi mencari ku.

Plasback On

Kami sampai dirumah.

"Makasih ya sudah mengantar ku pulang, ayo masuk umi ada di dalam kok" ucap ku masih menunduk malu.

"Salam aja deh buat umi, tadi Aisyah bilang dia menunggu ku di cafe ada yang ia ingin bicarakan, gak apa-apakan kalu besok aja aku datang sekalian mengkhitbah kamu" ucap Hafiz agak sedikit malu sambil tersenyum lebar.

"Iya Mas eh maksud ku Fiz" ucap ku yang makin menunduk karna malu.
"Panggil Mas aja, aku seneng kok di panggil Mas" ucap Hafiz.

Aku hanya mengangguk lalu aku masuk kerumah dengan pikiran yang sangat kacau balau, sedikit tak habis pikir Hafiz ingin mengkhitbah ku. Sesekali aku tersenyum senang ketika mengingat wajah Hafiz yang mebela ku habis-habisan.

Jangan sakiti aku.
Jangan lukai aku lagi dengan perkataan mu.
Jangan kau membuat janji hingga membuat ku menunggu mu.
Jangan bawa aku terbang jika kau tak tau caranya turun.
Ku mohon sahabat ku jangan lakukan dan pada akhirnya membuat aku dan kamu saling menyakiti.

Klik bintangnya ya teman-teman yang sholeh dan sholehah.
Nanti bakal penulis lanjutin ya, penulis mau ngeliat respon dari teman-teman dulu makanya kasih suaranya donk klik bintangnya gak susah kok.
Syukran..

MENCINTAI DALAM DO'ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang