13. My wife is a gangster

1.7K 143 15
                                    


Author pov

Sepulang berkerja. Melody melangkahkan kakinya secepat mungkin kedalam rumahnya menuju kamar Frieska.

"Sudah tidur yah dek?" ucap Melody pelan sambil memperbaiki selimut Frieska.

Frieska yang diajak bicarapun hanya bisa menjawab dalam dengkuran halusnya.

Sejenak, Melody memandang wajah sang adiknya yang tertidur pulas. Tak terasa, air mata mulai menggenang dipelupuk matanya. Dengan cepat ia menghapusnya dengan kasar. Melody tak ingin larut dengan kesedihannya. Namun dalam tegarnya selalu terselip do'a, agar Tuhan memberikan kesembuhan pada adiknya, walau kemungkinan itu mustahil. Tapi apa salahnya berharap (?).

"Selamat tidur, cepat sembuh dek, kakak sayang banget sama kamu" ucap Melody pelan kemudian mengecup lembut pada kening Frieska sebagai tanda Melody mengakhiri kebiasaan rutinitasnya setiap malam saat Frieska mengarungi samudera mimpi dalam tidur lelapnya.

Klik

.
.
.
.

Guyuran air panas pada shower, menghapus peluh dan lelah yang menempel seharian pada tubuhnya.

Sehabis mandi, Melody masih setia menunggu Lidya pulang berkerja dengan menikmati acara yang disediakan tv.

Membosankan.

Melody mengganti acafa tv secara random dan mematikan tv secara sepihak dan melenggang pergi menuju balkon.

Sesaat mata Melody menuju langit yang berwarna gelap gulita yang dihiasi oleh rembulan dan bintang-bintang. Kemudian sesekali ia mencoba mengabsen setiap bintang yang masuk dalam sudut matanya.

Sejenak kedua matanya beralih menuju kearah kolam renang yang berada dibawah balkon kamarnya yang berada dilantai dua dan tak sengaja melihat sesosok Shania Junianantha dengan wajah sendunya duduk sendirian sambil mencelupkan kedua kakinya pada dinginnya air kolam renang tersebut.

"Sendirian saja neng" goda Melody yang menghampiri Shania sukses membuatnya menoleh kaget kepadanya.

"Aa temenin yah neng" goda Melody lagi.

Setelah tau siapa yang menggodanya ditengah malam seperti ini Shania mengabaikan Melody yang sedang berusaha menggodanya dan kembali hanyut dalam lamunannya.

"Kacang-kacang dua rebu, lamunin gue yah Nju" pantun Melody yang memecah keheningan Shania.

"Hahaha, pede banget sih lo" ucap Shania yang masih memainkan air dengan kedua kakinya.

"Yakali" ucap Melody percaya diri.

Kemudian Shania masih melanjutkan lamunananya. Hingga membuat Melody sadar bahwa sahabatnya berbeda dari biasanya.

"Lo kenapa sih Nju, ga biasanya diem kaya gini" ucap Melody sambil memandang wajah Shania yang menunduk.

"Lagi ada masalah yah sama gebetan lo. Siapa namanya gue lupa Berbi, Bedil, Betadin?" ucap Melody lagi sambil menebak-nebak.

"Beby Mels Beby" ucap Shania membenarkan.

"Ah iya itu. Siapa tadi namanya Nju. Tunggu-tunggu gue ingat-ingat lagi.. hmm siapa yah lupa lagi Nju hehehe" ucap Melody tanpa dosa.

Shania tak menggubris ucapan Melody yang receh tersebut. Shania lelah.

Sejenak Shania menghela nafas panjang.

Tak biasanya Melody melihat Shania seperti ini.

"Are you okey Nju? ucap Melody khawatir.

"Entahlah"

My wife is a gangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang