My wife is a gangster

12. My wife is a gangster

Author pov

Dipagi hari yang cerah, tepatnya kediamannya Lidya dan Melody. Lidya sudah disibukan kegiatannya didapur. Tidak butuh waktu yang lama, ia sudah membawa nampan berisikan bubur ayam yang masih mengepul panas kemudian ia meletakannya dihadapan Frieska yang sedari tadi menunggu dimeja makan.

"Well, Chicken Porridge hand made by chef Lidya is done, silahkan dimakan Mpris" ucap Lidya dengan menirukan gaya chef Farah Queen.

"Hahaha" tawa Frieska.

"Umm kalau kurang enak tar aku masakin lagi biar aku perbaiki rasanya" ucap Lidya basa-basi.

"Umm enak banget kok Kak" ucap Frieska saat mencicipi bubur buatan chef Lidya.

"Pantesan Kak Mels suka banget masakan Kak Lidya" tambah Frieska.

"Hehehe, ah yang bener. Jadi malu" ucap Lidya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Entah sejak kapan, pipi Lidya merona merah akibat pujian yang keluar dari mulut adik iparnya. Padahal sebuah pujian dari tamu ketika puas karena masakannya adalah hal biasa baginya. Tapi bagi Lidya mendengar pujian dari adik iparnya adalah sesuatu yang luar biasa yang mampu membuat Lidya kedua pipinya merah bagaikan kepiting masak asam manis.

Pujian dari Frieska memang benar adanya. Dahulu sebelum mereka menikah. Gaya hidup Melody sangat tidak teratur. Merokok, minuman berakhol dan makan-makanan junk food sudah menjadi kebiasaan. Bahkan isi lemari makanan penuh dengan mie instan dengan berbagai rasa. Mie goreng rasa soto adalah makanan favorit Melody. Catet.

Sebagai seorang chef, memperbaiki gizi istrinya hukumnya wajib. Sehingga setiap pagi Lidya selalu memasakan sarapan untuk Melody. Dan sekarang makanan favorit Melody adalah masakan suami sendiri, Lidya. Catet. Yang barusan, dihapus aja.

Plaakk

Sa e lo thor..

Sekian tubirin kebiasan buruk Melody. Sebelum orangnya sadar ditubirin. Sebelum authornya terancam dalam marabahaya.

Balik lagi kepembicaraan antara Frieska dan Lidya.

"Kak" ucap Frieska sambil meletakan sendok setelah selesai menyantap buburnya.

"Ya Mpris"

"Kakak kan uda nikah sama Kak Melody..." jeda Frieska.

"Jujur sebenarnya... harapan aku maunya Kak Mels menikah sama cowo. Karna aku pengen liat Kak Melody hidup normal sebagai wanita dengan memiliki keturunan"

"Tapiii.. melihat Kak Mels bisa membuka hatinya sama orang lain setelah sekian lama. Aku.. aku turut bahagia jika Kak Mels menikah sama Kak Lidya" ucap Frieska tulus.

"Mpris, maafkan aku.. seandainya aku laki-laki mungkin.." ucap Lidya tertunduk.

"Gapapa kok Kak kan sekarang teknologi sudah maju" potong Frieska sambil menyodorkan smartphonenya.

Lidya melongo tak percaya dengan pikiran Frieska saat melihat smartphone Frieska yang sudah membuka halaman mbah goggle dengan pencarian web tentang inseminasi.

.
.
.
.

"Yank, kita mo kemana sih?"tanya Sinka.

"Lah tadi katanya lapar?" jawab Yona.

"Iya maksud aku tuh yank kita mau makan dimana?" ucap Sinka sambil mengerucutkan bibirnya.

Yona yang melihat pacarnya bibirnya dimaju-majuin menjadi gemes sendiri.

"Iihh gemes emesh emeeeessh, kamu lucu banget sih yank" ucap Yona sambil menguyel-uyel pipi Sinka secara membabi buta saat mobil yang ia kendarai telah berhenti sampai pada tempat tujuan.

"Ih sakit tuh nah yank"ucap Sinka merajuk.

"Habisnya kamu gemesin banget. Uda sampe yank ayo turun" jawab Yona sambil membukakan pintu untuk Sinka.

.
.
.
.

Disebuah restoran, Melody berserta anak buahnya duduk bersama beberapa lelaki berpakaian rapi.

"Bersulang" ucap mereka serempak.

"Terima kasih sebelumnya atas kerja samanya, semoga soft opening Pub The Lock of Heaven bisa berjalan lancar" ucap salah satu pria tersebut sambil mengajak Melody bersulang.

"Sama-sama. Tenang saja, selama kerjasama ini berjalan dengan baik. Kelangsungan dan kelancaran Pub The Lock of Heaven saya jamin 100%" ucap Melody confident.

"Hei Melo, sudah lama tak berjumpa" ucap Fransisco tiba-tiba datang mengganggu acara Melody dkk.

"Gue lagi menjamu klient, silahkan pergi" ucap Melody tenang.

"Wow wow selow donk Melo, gue juga ingin dijamu sama lo yang habis menang proyek" ucap Fransisco yang terkesan mengejek.

"No problem. Silahkan pilih sendiri, dan cepat lo pergi" ucap Melody sambil melempar buku menu dihadapan Fransisco.

"Eh gue datang baik-baik dan.."

Jleebb

"Aaakkhh" Fransisco mengerang kesakitan saat Melody menusukan garpu kepahanya.

Klient Melody bergidik ngeri melihat hal tersebut dan mulai melonggarkan dasi yang mereka kenakan saat situasi mulai panas. Disisi lain Melody bersikap biasa saja padahal semua mata penikmat makanan direstoran tersebut mengarah kepadanya.

Melihat hal tersebut Melody segera beranjak dari restoran tersebut dari pada menambah keributan lebih banyak lagi.

"Semuanya, ayo pergi" ucap Melody kepada tamu dan anak buahnya untuk meninggalkan restoran tersebut.

.
.
.
.

"Yank itu Melody bukan?" ucap Yona ragu yang matanya mengarah Melody yang berjalan keluar restoran.

Sinka yang sedari tadi menyibukan dirinya memfoto makanannya untuk diposting diakun sosial medianya akhirnya meletakan dan memfokuskan pada ucapan Yona.

"Mana yank" ucap Sinka.

"Itu nah yank" tunjuk Yona mengarah Melody dkk yang sudah pergi keluar dari pintu restoran.

"Oh iya, tunggu yank aku mau samperin Kak Melody dulu" ucap Sinka yang hendak meninggalkan mejanya namun terhenti saat mendengar suara pecahan gelas yang dilemparkan kearah pintu yang Melody lewati.

Praaang

Kyaaaa

"Anj*ng lo. Awas lo Melo. Tunggu pembalasan gue" teriak Fransisco.

.
.
.
.

Holla eperibadeh yang masih setia membaca epep yang tak berfaedah ini..

Terima kasih loh, ane jadi terhura..
Eh seriusan ini..
Sapa sih yang ga senang karyanya dihargai.. 😭

Btw ane mo nanya..
para readers disini ada yang sering teateran ga?

Kalau ada silahkan maju kedepan..
Halah..
Apaan sih retjeh banged..

Okeh ane serius..

Ane fans far dari luar pulau jawa ingin sekali nonton teater..

Jadi sangat membutuhkan petunjuk menuju kearah jalan yang benar eh maksudnya kearah teater jeketiempatlapan agar bisa bertemu dengan oshi ane joget-joget sebelum ada keinginan grad.. huft 😥

thanks before..

Salam melids tetap dihati
💙💙💙