5. My Wife is a Gangster

1.8K 143 10
                                    

Author pov

Suara khas kegaduhan aktifitas didapur dimana tempat Lidya dkk berkerja tak mampu membuat pikiran Lidya fokus.

Kejadian seminggu yang lalu mampu membuat Lidya berada dalam delusi yang berkepanjangan. Sehingga sering tersenyum sendiri. Ketawa sendiri. Bahkan menangis sendiri. Eh canda ding. Mungkin otaknya mulai gesreq.

Tapi itu semua tak membuat profesionalisme Lidya sebagai Excutive Chef di Oishi restourant terganggu.

Mata, telinga,kedua tangannya serta indra pengecap Lidya, mampu berkerja sama dalam kelancaran produksi tanpa cacat bahkan complainan dari tamu. Itu akan sangat merugikan bukan bila terjadi.

Sehingga penting bagi Lidya untuk mengontrol seluruh para staffnya agar berkerja sesuai SOP (Standart Operational Procedure).

Dipagi hari ini yang cerah ini, para staff dari atas maupun bawahan mulai melakukan pekerjaannya masing. Lidya yang gabut hanya mengawasi dan mengontrol anak buahnya ikut-ikutan serta memotong berbagai macam jenis bawang-bawangan sambil melamun dengan delusinya.

"Chef Lidya" tegur Ayana.

"Argh, Yawlah sakit jari lidy mama, atit, hiks aauum~" isak lidya ketika jari telunjuknya keiris pisau.

"Haha yaelah gitu aja nangis" olok Yona.

"Mt j lo Yon, tangan gue lagi luka malah di ketawain" kata Lidya sambil melempar bawang putih kearah Yona secara asal.

Disisi lain Ayana tak bisa membantu Lidya yang terluka akibatnya. Wajah Ayana pucat. Pucat karna melihat banyak darah dari jari Lidya. Ayana phobia melihat darah. Padahal itu gara-gara Ayana, om Lidy jarinya keiris.

Elaine yang selalu memperhatikan Lidya bekerja dengan sigap menarik Lidya kearah wastafel dan mengobatinya secara telaten di office.

"Makasih yah kwek" kata lidya sambil memberikan senyuman yang tulus.

Elaine hanya mengangguk senyum.

"Kwek perhatian banget sama Lidy". Elaine yang mendengar itu langsung salah tingkah.

"Um eh ga kok chef, inikan sudah kewajiban. Yah kali chefnya lagi terluka dibiarin" jawab Elaine gugup.

"Oh iya yah" kata Lidya membenarkan jawaban Elaine.

Yawlah peka donk Lids. Elaine suka sma lo. Yaelah.

"Oh iya akhir-akhri ini, chef kok sering melamun, ada masalah yah chef?" tanya Elaine mengalihkan pembicaraan.

"Umm iya nih kwek". Raut wajah Lidya berubah menjadi bingung.

Elaine menggenggam jari Lidya yang tak terluka sambil memandang mata Lidya. Mata mereka bertatapan. Lidya mengartikan pandangan Elaine sebagai "cerita aja chef,biar lega".

"Sebenarnya gue lagi bingung kwek" kata Lidya jujur.

Elaine segera tersadar sedari tadi terpesona mata Lidya yang rada sipit dan segera memasang wajah serius karena chefnya mulai sedikit terbuka padanya. Ini kesempatan langka mendengar chefnya curhat. Apa lagi masalah pribadi.

"Kwek curhat donk"

"Iyaaa donk"

Yaelah malah curhat ala mama dedeh. Serius Lid -_-

Pletak

"Lah gue kok dijitak kwek, atit tau" ringis Lidya.

"Yah chef gitu, uda tau lagi serius nyimak malah becanda"kata Elaine sewot.

"Iya-iya gue serius nih kwek. Sebenarnya gue ini lagi bingung".

Elaine masih setia menyimak perkataan Lidya tanpa ada berfikir untuk memotong.

My wife is a gangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang