#3 first meeting; karendradisti

7.2K 528 5
                                    

Kuliah pasti jadi hal yang terlihat menyenangkan sekaligus menegangkan bagi beberapa orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kuliah pasti jadi hal yang terlihat menyenangkan sekaligus menegangkan bagi beberapa orang. Ada yang baru saja melepas masa sekolah menengah atas dan sebentar lagi melalui proses menjadi seorang mahasiswa, ada juga yang masih berjuang untuk segera melepas gelar mahasiswa nya. Tapi ada juga yang baru saja menikmati masa-masa perkuliahan. Hal ini lah yang dirasakan Nara, rasanya menyenangkan kini bisa menjadi mahasiswi jurusan hukum di universitas favorit yang selalu dia inginkan. Belum lagi banyaknya kegiatan yang mendukung minat dan bakat seorang Nara dapat tersalurkan disini. Nara dikenal sebagai seorang organisatoris yang cukup aktif di kampusnya. Jika dia mampu, dia akan mau menerima tanggung jawab kepanitiaan dan kepengurusan. Tapi Nara cukup sadar diri kok untuk memilah mana yang mampu dia emban mana yang tidak.

Salah satunya adalah menjadi seorang panitia dalam rangka ospek universitas. Kepanitiaan yang cukup besar karena ospek universitas merupakan salah satu proker penting dan megah di kampus Nara. Nara sendiri ditunjuk sebagai koordinator divisi publikasi dan design langsung oleh ketua himpunan jurusan hukum.

"Na, lo jadi kodiv pdd ya?" kata Deril, kakak tingkat sekaligus kahim jurusan hukum ketika rapat internal masalah ospek.
"Loh kak gue? Seriusan?" jawab Nara masih ragu.
"Iya, jadi ini ospek univ tuh ngewajibin buat nunjuk perwakilan masing-masing jurusan dan himpunan buat jadi panitia dan kebetulan kita kebagiannya kodiv pdd"
"Lah pdd divisi apaan kak kagak ngerti gue"
"Pdd itu publikasi dan design. Nanti bakal dijelasin jobdesk nya, dan tenang aja nanti wakil lo itu ada dari anak design kok."
"Hmmm" Nara berpikir sejenak, ini kesempatan bagus bagi Nara untuk memperluas jaringannya, lagipula Nara sedang tidak begitu sibuk dengan proker lain pada saat itu.
"Jadi gimana Na? Mau kan lo?" tanya Deril membuyarkan lamunan Nara
"Ya okay deh kak" akhirnya Nara menyetujuinya, lagipula tidak ada salahnya mencoba kepanitiaan yang cukup prestige ini kan selagi masih bisa.

------------

Sore itu Nara pergi sendirian untuk memenuhi undangan rapat perdana panitia ospek universitas di loby gedung EM. Nara bukan tipikal cewek yang canggung atau pemalu, tapi kali ini hatinya sedikit gelisah karena dia akan langsung bertemu dengan banyak orang dari berbagai fakultas dan jurusan di kampusnya. Bagaimana kalau nanti mereka tidak suka dengan Nara? Bagaimana juga kalau nanti Nara terlalu vokal? Siapa wakilnya nanti? Bisa tidak Nara bekerjasama dengannya? Banyak sekali pertanyaan dan keraguan di pikiran Nara, tapi demi tujuan awalnya Nara bertekad untuk tidak memikirkan hal tersebut dan yakin dengan dirinya sendiri.

Ruangan sudah cukup ramai ketika Nara tiba, Nara pun bingung harus duduk dimana, apa dia harus duduk dengan teman divisi nya yang entah yang mana atau mencoba membaur saja sebisa mungkin. Lalu tersedialah satu tempat kosong dibelakang seorang mahasiswa. Dari belakang sih badannya cukup besar dengan bahu yang lebar dan terlihat sedang asik memainkan hp nya sambil menggunakan headset. Nara ragu untuk duduk disana tapi memberanikan diri untuk bertanya pada lelaki tersebut.

"Eh sorry ini tempat kosong gak?" tanya Nara pelan sambil sedikit menepuk pundak lelaki tersebut.
"Iya" jawab lelaki itu sambil tersenyum dan melepas headset yang terpasang di telinganya "lo baru dateng?"
"Iya, ini udah mulai belum sih?" tanya Nara lagi, bingung ini mahasiswa belagak SKSD gitu ya tapi yasudah Nara ladeni saja kan lumayan ada temannya disini.
"Belum sih santai aja dulu hahaha" jawab lelaki itu lagi "jurusan apa?"
"Hukum, lo?"
"Design"

"wait... design... kata kak Deril wakil divisi gue anak design kan..." pikir Nara mengingat kembali perkataan Deril ketika menunjuk Nara.

Nara lalu memberanikan diri untuk bertanya lagi untuk kesekian kalinya kepada lelaki tersebut.
"Eh lo wakil divisi pdd bukan?"
"Iya, kok lo tau?"
"Oh...iya, gue kodiv nya dari hukum"
"Oh lo anak hukum yang bakal jadi kodiv gue, kebetulan banget hahaha yaudah kenalan deh gue Daniel" kata Daniel sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Nara" sambut Nara. Daniel lagi-lagi tersenyum, "heran ini bocah kagak bosen-bosen nyengir kagak capek apa ya" pikir Nara dalam hati.

Setelah rapat selesai, Nara segera melangkah keluar untuk segera pulang, tapi langkahnya dihentikan oleh sebuah panggilan, "Nar tunggu!" teriak orang tersebut.

"Nar???? NAR??? WTH IS NAR???" Pikir Nara dalam hati, siapa sih yang memanggil dia dengan nama panggilan aneh begitu. Oh ternyata itu Daniel, dengan tampang polos dan cengengesannya dia datang menghampiri Nara yang masih berdiri kaku menelaah sejak kapan dia memperkenalkan dirinya untuk dipanggil 'nar'.

"Nar, lo mau balik?"
"Gak nil ini gue mau jualan, yaiyalah balik" balas Nara. Kenapa pula Nara tiba-tiba jadi savage begini padahal Daniel cuma bertanya.
Tapi Daniel tidak peduli "Mau bareng? Rumah lo ke arah mana?"
"Sudirman"
"Searah kalo gitu, mau bareng gak?"
Nara sempat berpikir lama, kenapa Daniel tiba-tiba mengajak pulang bareng padahal baru kenal, apakah Daniel bisa dipercaya atau tidak, tapi ntah kenapa juga Nara tidak terlalu pusing memikirkan hal itu terus dan mengiyakan ajakan Daniel. Mumpung sekalian ada yang ditebengin, sekalian mengenal Daniel lagi kan nanti harus satu divisi dan kerjasama terus dengannya.
"Yaudah deh boleh"

Demikian akhirnya Nara pun naik ke mobil Daniel dan pulang bersama, yang tanpa Nara ketahui bahwa nanti duduk di mobil berdua dengan Daniel akan jadi kegiatan yang diwajari Nara di hari-harinya.

----------------

hallo guys,
thanks for reading. gue gk tau ini worth apa enggak buat dibaca tapi yaudah plis dibaca aja ya hahaha.
jangan lupa vote dan komen nya. kalo gk vote gk update nih?!!! hehe gk deng bercanda.
okay guys see you on the next chapter!!! :)))

cast:
Deril Adingga (Deril) will be presented by Hwang Minhyun

amitié • kang danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang