#16 the rain will stop

1.7K 256 9
                                    



"Nar, jadi kita ini gimana?"

Matanya lekat menatap Nara yang tampak kaget dengan pertanyaan Daniel. Ada kesan berharap dan penantian di matanya. Sulit dijelaskan dan itu membuat Nara kembali bingung dengan apa yang harus dikatakannya sekarang.

"Ya gak gimana-gimana" hanya itu yang bisa Nara jawab.
"gak gimana-gimana, gimana maksud lo? Its been 3 days Nar, okay, i get it, I've been punished by all this silent treatment. But please, stop?....i——i miss you" jawab Daniel.
Nara hanya diam. Tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Nara juga rindu Daniel tapi egonya lebih tinggi dari membiarkan rindu itu menang.

"Nar please jawab gue. Gue gak bisa Nar kayak gini. Gue gak tahan. Gue gak bisa cuma bisa liatin lo dari jauh, gue gak bisa cuma bisa tau kabar lo dari temen-temen lo. Gue gak tau lo lagi apa, lo lagi ngerjain apa, gue gak tau apa lo ngadepin kesusahan apa enggak. Gue gak suka jadi orang yang cuma bisa nemenin lo dari jauh. Gue...gue gak bisa Nar. Gue gak bisa gak denger suara lo, gue gak bisa gak denger omelan lo, gue gak bisa berhenti mikirin lo Nar. For 3 fckin days. Its been a hell for me. Nar....please" suara Daniel bergetar. Daniel benar-benar tak bisa menahan lagi kegalauannya sendiri.

"You need a break Niel and i just give you what you need right now" jawab Nara lalu memalingkan wajahnya. Tak ingin Daniel melihat Nara yang sudah berjuang keras membendung air matanya untuk kesekian kalinya.
"Forget about that would you? I've had enough break Nar. Please kasitau gue, sekarang ini kita apa. Please tell me you still want me. Because i still want you. Nara please lo jangan tinggalin gue. Gue...gue gak bisa Nar" mohon Daniel pada Nara, tangannya segera menggenggam tangan Nara. Tak ada perlawanan, Nara hanya menggenggam tangan Daniel lebih erat. Merasakan hatinya mulai luluh.
"Nar gue salah. Mungkin ini yang lo rasain kemaren maybe even worse. Dan gue minta maaf. Gue...gue sayang sama lo Nar, please kalo lo punya pikiran buat ninggalin gue, you better erase that thought. Nar gue gak mau kita selesai kayak gini. Gue nyesel Nar. Please. I may sound desperate and dumb af right now but i dont care as long as you will believe me"
Nara hanya terdiam, Daniel terlihat bersungguh-sungguh. Nara sendiri juga tak ingin hubungannya dengan Daniel berakhir seperti ini. Nara sayang Daniel.

Masih lekat menatap Nara, Daniel perlahan bergerak maju. Mencoba memeluk Nara. Nara jatuh dalam pelukan Daniel. Membiarkan Daniel memeluknya erat. Tanpa perlawanan. Karena Nara sadar bahwa dirinya pun tak ingin mereka berakhir seperti ini.

Tanpa berkata banyak, Akhirnya Nara menyerah dan memeluk Daniel. Masih di dalam pelukan Daniel, Nara akhirnya kembali pulang. Begitu juga dengan Daniel. Rasanya rindu sekali untuk merasakan hangatnya rumah ini. Pulang ke rumah yang beberapa hari ini tak sengaja dilupakan keduanya.

Daniel yang masih berjuang menenangkan Nara membiarkan Nara melampiaskan amarah dan kecewanya. Daniel memang salah. Perlahan Daniel mengelus kepala Nara dan berulang kali mengecup puncak kepalanya.

"Apa jadinya gue tanpa lo Nar, gue kayak anak hilang gak tau rumah, dan sekarang gue bisa pulang lagi ke rumah gue... elo Nar." Kata Daniel sambil kembali mengecup puncak kepala Nara.

"Niel, gue kangen"

Tak sengaja, air mata Nara tumpah lagi. Memang benar, Nara sangat rindu pacarnya itu. Daniel semakin mengeratkan pelukannya dan berulang lagi mengecup puncak kepala Nara.
"Nar please jangan tinggalin gue ya" bisik Daniel seraya melepas pelan pelukannya. Menatap Nara yang masih berlinang air mata berusaha menghapus air matanya.
"Hey liat aku? Udahan nangisnya. Aku...aku gak bisa liat kamu nangis apalagi yang buat nangis itu aku...udah ya" kata Daniel lagi sambil mengusap pelan wajah Nara dan menghapus sisa-sisa air mata yang tersisa. Nara menatap mata Daniel. Mata yang selama ini sempat hilang dari pandangannya. Mata yang selama ini selalu jadi favorit Nara.
"Udah nangisnya? Katanya kangen? Ayok puas-puasin ketemu akunya" ucap Daniel seraya tersenyum tipis menatap Nara sembari mengecup dahi, hidung, dan bibir Nara.
"Kamu jangan bandel lagi" akhirnya balas Nara pelan sembari memukul pelan lengan Daniel.
"Ya gimana ya Nar, aku nya ganteng gini sih" canda Daniel mencoba memecahkan suasana suram mereka tadi. Kini kembali ke diri mereka masing-masing.
"Tuh kan mulai lagi! Beneran aku tinggalin ya Daniel!" Ancam Nara.
"Eee jangan sayangggg. Nanti aku sedih. Tega kamu liat aku sedih?" balas Daniel sambil tersenyum menatap Nara lalu mencium kembali wanitanya yang sudah lama sekali ia rindukan.

Nara masih meleleh dalam cumbuan Daniel.
Dalam ciuman itu, keduanya menumpahkan segala perasaan mereka yang selama dua minggu ini tertahan. Rindu, marah, kecewa, tapi juga senang akhirnya bisa bertemu dan memperbaiki lagi semuanya. Dengan lembut Daniel melumat bibir Nara membuat Nara tersenyum dalam ciumannya, begitu juga hal tersebut menular ke Daniel. Tangannya memegang leher Nara untuk memperdalam ciuman, sementara Nara satu tangan memegang pundak Daniel, satunya lagi memainkan rambut Daniel. Bibir Nara terasa manis dan itu menjadikan Daniel mencumbu tiap centi dari bibir Nara tak ingin melewatkan satu spot pun. Keduanya sangat menikmati momen intim mereka di dalam mobil Daniel malam itu.

Setelah beberapa menit berciuman, Daniel melepas ciumannya pertama kali lalu menatap wajah Nara. Memindai tiap lekuk dan struktur wajah pacarnya dengan hati-hati. Bibirnya masih basah dan merah setelah ciuman tersebut. Pipinya sedikit merona. Namun Daniel tetap dengan intense nya menatap Nara seakan-akan Nara lah hal yang paling diinginkannya saat ini.
"Udah belum kangennya? Katanya capek? Mau pulang? Apa mau nambah lagi? Hihihi" Goda Daniel sambil tertawa khas nya.
Nara tentu saja malu di goda Daniel seperti ini hanya mampu menutup wajahnya yang sudah merona tak karuan. Daniel selalu saja berhasil menjahili Nara.
"Iya udah aku balik sekarang." Kata Nara sedikit ketus. Bisa-bisanya Daniel menggodanya setelah apa yang barusan terjadi.
"Iya udah istirahat. Aku balik nih." Kata Daniel melepas Nara ketika keluar dari mobilnya.
"Hemm hati hati."

"Gue harap kepercayaan gue gak lo sia-siain lagi Niel"
bisik Nara pelan pada dirinya sendiri melihat mobil Daniel melaju menjauh dari rumahnya.







———————————






enak kali ya dicium Daniel :(
hehehe


jangan lupa vote dan comment guys!
yang baca aja udah 1k tapi vote nya 1/3 nya aja gak nyampe :( comments kalian juga penting untuk peningkatan kualitas story ini :(

-sekian pesan dan kesan si penulis abal-abal yang baru memulai karir di wattpad-

amitié • kang danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang